20. Persiapan Kejutan

58 12 3
                                    

     Entah lah, sudah berapa banyak kertas yang Dean buang hanya untuk membuat surat untuk Senja, gadis idamannya.

"Senja tuh terlalu indah, untuk di deskripsikan dalam tulisan" gumamnya pelan lalu merengangkan otot-otot lengan.

Ia mencoba lagi untuk menulis ditemani oleh foto Senja yang tertempel di dinding kamarnya.

"Semoga Senja terkejut".

***

Dean menghela nafas panjang, rasanya aneh saja, penat yang melekat ditubuhnya langsung hilang ketika melihat Senja serta Senyum indahnya.

Senja ini berbeda, dia tidak hanya cantik, dan juga baik, intinya cewek ini berbeda dari yang lain.

"Deann" sapa gadis itu ramah.

"Hai"

"Hm, gue mau ke ruang dance, byee" pamit Senja melangkah pergi.

Dean menatap punggung gadis itu serius. Wah bahkan punggungnya saja sangat cantik.

Setelah Senja belok turun tangga, Dean segera menyenderkan tubuhnya pada dinding lalu membuka ponselnya.

***

Una sedari tadi bolak-balik dari ruang dance ke ruang radio, ia bingung, kenapa Senja belum dateng?.

Hah,

Rasanya lega saat melihat batang hidung Senja.

"Sennn!!" Panggil Una berlari kecil, ralat, bukan kecil, bagi Senja itu lari lambat.

"Apa Na,? Apa?"

"Besok kan libuur yaa, temenin gue nyari sesuatu gitu dong" pinta Una dengan nada manja.

"Sesuatunya apa?"

"Kado di Sisi Kado," jawab gadis mungil itu ber-alibi.

"Yaudah"

Senja melengos lalu melangkah pergi.

Ini bukan Senja.

Beda, sifatnya.

Tapi, wajah tetap sama.

Una menatap nanar punggung cewek itu lalu berlari menghampiri.

"Sen, nanti pulsek mampir ke Galaxy yuk"

"Kan lo Galaxytic"

"Okewww ayoo"

"Wah mantap, udah lama nih gue enggak minum signature chocolate Galaxy"

"Galaxytic kajja"

Paling mudah bagi Una adalah membujuk Senja dengan ajakan minum di Galaxy, kafe sebelah sekolah.
Karena Senja merupakan Galaxytic, sebutan untuk pelanggan yang sering datang ke Galaxy dan menyebut Galaxy tempat ternyaman.

Memang benar, hampir seluruh murid Alaska HighSchool itu Galaxytic, karena katanya: "Galaxy lebih nyaman dibanding doi yang kerjaannya cuma beri harapan".

***

Dean sudah menunggu sejak jam 17.00 di depan ruang dance untuk menjemput Senja.

Ia langsung sumringah ketika melihat tubuh gadis itu berjalan mendekat.

"Aku kan nggak minta jemput"

"Aku maunya jemput,"

"Karena kamu spesial"

"Dikira spesial pake telor gituuu"

"Ayo, puteri ku, kita naik si item"

Dean menggandeng tangan Senja lembut, "tapi aku mau ke Galaxy sama Una,"

"Tadi aku udah izin ke Una, katanya nggak papa".

Senja mengganguk, kali ini ia tak bisa menggelak, pipi nya merah.

Senja naik ke motor, dengan sengaja Dean menaikkan kecepatan.

Refleks Senja berubah, yang tadinya kalem kini menjadi oran tak bisa diam memukul helm Dean.

"DEAN!!! BEGO TOLOL IDIOT!!! HAH!! LO KALO MAU MATI, MATI SENDIRI"

"YA ALLAH, AKU MASIH MAU HIDUPP"

"SENJAA CANTIKK, SENJA MASIH MUDAA"

"DEANN JANGAN BAWA AKUUU"

"MANA MASIH MUDA LAGIII"

"YAN, PLEASE LAH, LO KALO MAU MATI BILANG, ADA GUE NIHHH"

Dean langsung menurunkan kecepatan sambil tertawa terbahak-bahak, membuat Senja menghela nafas lega sekaligus jengkel.

Tapi kok seru, kayak ada adem-ademnya.

"Mau mampir ke Galaxy dulu?"

"Atau mau liat senja?"

Dean bertanya, membuat Senja otomatis memajukan dirinya. Tanpa sengaja melingkarkan tangan di perut cowok itu.

"Ada senja yang lebih bagus di belakang lo"

"Ayoo ke Galaxy, gue mau makan mie pedes, kangennn"

"Galaxy aja dikangenin, gue enggak" protes Dean dengan nada manja.

"Hah?"

"Oh iya, lupa kita lagi dimotor"

Senja tersenyum jengkel sambil geleng-geleng.

Hari ini dia bahagia, sangattt bahagiaa. Ada Dean yang menjemputnya sambil bercanda disepanjang jalan. Menginjakkan kaki di Galaxy.

Memang, ini adalah moment langka bagi Senja, dan harus di dokumentasikan.

Memang, ini adalah moment langka bagi Senja, dan harus di dokumentasikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang