04. Sahila

124 25 9
                                        

04: Sahila

     

   Senja dan Dean berjalan beriringan menuju area taman, pemuda itu selalu menatap mata Senja lekat, entah lah apa yang ada di mata Senja.

"Dean, gilee ya, kok lo bisa sih ngubah jam di kamar gue?" Tanya gadis itu penasaran.

Senja yang kemana-mana selalu menjadi center utama serta pembawa energi positif, tak heran jika banyak ricuh-ricuh yang terjadi saat mereka jalan bersama.

"Minta tolong abang lo" jawab Dean santai.

"Gilee ya, tuh si Bang Fajar" sahut Senja diakhiri tawa gemasnya.

Mereka tak sengaja berpapasan dengan Sahila, kandidat primadona sekolah yang terkalahkan karena munculnya Jisa. Gadis itu menatap Senja geram bak buaya ingin menyantap mangsanya lalu mendeceh sebal.

"Cih, cewek sialan".

"Dean" panggil Sahila dengan suara lembut dibuat-buat.

Pemuda itu dan Senja berbalik bersamaan, menatap bingung wajah Sahila yang sengaja dibuat imut.

"Hm, anu...dia siapa?" Tanyanya menunjuk Senja kecil.

"Oh ini?" Dean melirik Senja sekilas.

"Bukan pacar lo kan?" Tanya Sahila yang mulai memasang wajah sangar.

Dean diam begitupun dengan Senja yang tak tau apa-apa.

"Heh cewek sialan!" Sembur Sahila mendekati Senja.

"SAHILA APASIH?!" Tanya Dean tak terima.

Sahila tak menjawab pertanyaan Dean, melainkan makin mendekat pada Senja dengan tatapab tajam.

"Gini ya, Senja yang cantik. Dean itu punya gue, bukan punya lo. Jadi, jangan berlagak seakan-akan Dean itu milik lo!!" Katanya tegas.

Senja diam, dirinya tak ingin melawan.

"SEKARANG JAUHIN DEAN!!" Perintahnya dengan suara meninggi.

Dean mencoba melerai. Namun, cowok itu yang sepertinya kebingungan.

Senja geram, gadis cantik itu mengepal tangannya. Dirinya mendengus sebal.

"EMANG LO PACAR DIA?!!" Senja kini angkat suara, membuat Sahila terdiam dan tertohok.

"SAHILA!! JAUH HIN SENJA SEKARANG, DIA PACAR GUE!" Tegas Dean, Sahila semakin menciut. Gadis itu diam sambil menatap Senja penuh amarah.

Menyadari tatapan itu, Dean merangkul Senja serta mengelus rambutnya pelan. Sahila semakin tertohok, gadis itu berbalik lalu berlari pergi.

Dean mengalungkang tanganya ke leher Senja lalu menariknya gemas.

"Ampunnn pakk jangan peteng akuu ihhh" rengeknya.

Mereka berdiri di ambang pintu kelas 11 IPA 4, dengan tangan sama-sama melipat di depan dada.

"Lucu ih dedek bayikuu" kata Dean gemas. Senja mendelik dan memutar bola matanya malas.

"Sakit ih leher guee" rengeknya manja.

"Syukur Alhamdullilah gue" balas Dean laknat.

"Ih lo mah, tonjok nih tonjok" kata Senja sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Wih Senja tonjokkannya sangat kuat" ledek Dean diakhiri senyum menahan tawa.

Bukk

Senja langsung melemparkan kepalan tangannya ke lengan Dean walau kecil, tapi Dean pura-pura mengaduh.

"Gilaa Sen sakit nih" katanya sok kesakitan.

"Idih idih"

"Gue mau masuk ke kelas, mau nyalin tugas, bye!" Pamitnya galak lalu masuk kedalam kelas.

Cowok itu tetap berada di ambang pintu.



" KAK DEAN!!"





"Ya?"

    



    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang