Senja pov
Aku terduduk di sofa rumahnya, sambil mendengarkan lagu Celengan Rindu milik Fiersa Besari.
Gadis itu menghela nafas panjang kemudian membaca halaman pertama.
Hai Senja.
Buku ini tak spesial.
Tapi kalau kamu ingin membacanya silahkan.
Aku membacanya.
Untuk Senja, sang langit yang selalu membuat ku rindu.
Namamu saja sudah menggambarkan bahwa kau adalah orang yang hangat, dan itu benar, aku mengakuinya.
Oh ya, apakah kamu ingat, saat pertama kali ketemu
Ingat, di pensi.
Di pensi SMP mu, kamu berdiri di barisan belakang dengan mengamit lengan cowok, pacarmu, kan?
Iya, Raja.
Raja namanya, aku cemburu, enak ya dia, bisa kenal kamu lebih dulu. Tapi disitu aku yakin, kalau aku yang nantinya bakal sama kamu.
Dan, kamu benar.
Aku benar, bukan? Kita sama-sama lagi. Saat itu maaf telah melemparmu dengan topi. Ketidaksengajaan yang indah.
Dan....tentang roti, jangan lupakan itu.
Kamu pasti akan berkata, jangan lupakan roti. Takkan aku lupakan roti, roti yang menghantarkan kita bisa sampai kesini.
Hm, jangan lupakan juga ditaman.
Kali ini pasti kamu mengucapkan kata taman, ya, aku juga takkan melupakan taman itu putriku.
Kamu spesial, Senja.
Kamu berarti untukku.
Maaf.....
Sudah menyeret mu dalam beberapa masalah.
Iya nggak pa-pa.
Walau kamu mengucap "nggak pa-pa" tapi tetap saja, aku ingin meminta maaf.
Aku membuka halaman selanjutnya, ini bisa dibilang bukan buku, karena hanya memiliki 5 halaman saja. Dan aku sudah membaca 2 halaman.
Hari itu langit sedang mendung, sedih, seperti perasaanku. Untungnya ada kamu.
Ah. Tiba-tiba rasa jahil itu membisikkan diriku. Apakah kau ingat?Iya, aku ingat, bermain hujan.
Ya, kita bermain hujan, saat itu akhirnya aku bisa tertawa lepas bersamamu.
Kau bahagia??
Iya, aku bahagia, karena bisa tertawa bersamamu.
Selanjutnya.
Saat kau pingsan, aku gak tau kamu suka apa, jadi aku hanya menunggu.
Dan antarkan pulang.
Sama antarkan pulang, rasanya aroma cherry ditubuhmu selalu membekas di hidungku.
Ini halaman terakhir.
Buku ini terlalu kecil dan juga tipis.
Lalu...ini terakhir.
Aku menulis sebuah surat lalu ku taruh di dalam rumah pohon.
Esok, temui aku disitu. Jangan lupa.
Sepertinya Dean benar-benar menyiapkannnya, dan yah, semuanya berjalan lancar sesuai keinginannya.
Aku menutup buku itu, lalu berdiri dan berjalan menuju kamar.
Sebelum itu, aku menggangu bang Fajar yang sedang asik bersama pacarnya.
"Teh Newa jangan mau sama Bang Fajar, dia bau."
"Dasar Senja, sono masuk kamar."
Aku tertawa.
Dikamar aku membanting tubuh ke ranjang empuk dan melihat langit-langit.
Hari ini......aku senang.
Ya.
Sangat senang.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ✔
Novela Juvenil-put your hand in mine- Kisah tentang Senja, si biduan kelas yang memiliki sikap ramah serta sedikit nyablak. Bertemu dengan Dean kelas 11 IPA 6, yang sikapnya selalu berubah-ubah dan aneh tapi, ganteng. "Lo mau jadi pangeran gue?" -SHS ser...