-put your hand in mine-
Kisah tentang Senja, si biduan kelas yang memiliki sikap ramah serta sedikit nyablak. Bertemu dengan Dean kelas 11 IPA 6, yang sikapnya selalu berubah-ubah dan aneh tapi, ganteng.
"Lo mau jadi pangeran gue?"
-SHS ser...
Senja sedang melangkah menuju ke area sekolah, Sebelum ke kelas ia menyempatkan diri untuk ke kantin, membeli roti yang sangat diburu anak SHS. Padahal sama-sama roti, tapi katanya sih roti yang ini sangat enak.
"Tinggal satu."
"Hap."
Ia kalah cepat dari seorang cowok, cowok itu langsung membayarnya dan pergi begitu saja.
"Eh tunggu eh tunggu" kata Senja berlari kecil menghampiri cowok tersebut.
Merasa ada yang mengejar, si cowok berhenti kemudian berbalik membuat Senja menabrak dadanya.
Senja memekik sambil mengelus-elus dahinya. Ia menyeruak kemudian mendongak keatas melihat wajah cowok yang telah mengambil inceran Senja.
"AKH!!" pekiknya terkejut.
Senja berusaha tuk menguasai dirinya, Ia mencoba menetralkan nafasnya.
"Itu gue yang liat duluan" katanya sambil menunjuk roti yang dipegang.
"Gue yang bayar duluan" balas cowok itu.
"Ihh tapi gue belum makann, laperr tauu" rengeknya sambil mengusap-usap perutnya yang rata.
"Masih banyak makanan selain roti" Senja ingin sekali menampar cowok tersebut.
"Tunggu, kita kek pernah ketemu" katanya sambil menatap mata Senja.
Ganteng banget ih
Aaaa mas aku bawperr
Una tolong gue Na gue baperr
Ah, inget Sen inget, jangan baper, oke.
"Ah emang iya?" Tanya Senja sambil melipatkan kedua tangan di depan dada.
"Iya, gue yakin" jawabnya meyakinkan.
"Ah, mungkin lo masuk kedalam Senlovers deh" balas Senja percaya diri.
"Apasih enggak" bantahnya sambil terkekeh pelan.
Senja terkekeh pelan melihat senyum cowok itu yang sangat menawan.
"Btw, gue Senja Akhira dari kelas 11 IPA 4" Senja memperkenalkan diri dengan menjulurkan tangannya.
"Gue Dean Adinata kelas 11 IPA 6" cowok itu membalas uluran tangan senja, mereka berjabat tangan.
"Karena lo udah kenal gue, boleh dong rotinya" minta Senja dengan bergaya imut.
"Nanti gue ganti deh uangnya" lanjut Senja sambil mengibas-gibaskan rambutnya.
"Nih" Dean memberi roti itu, Senja mengerjapkan matanya, tak percaya.
Dengan tersenyum bahagia gadis cantik itu mengambil roti tersebut lalu memeluknya girang.
Dean membalas dengan senyumnya yang menawan bahkan mematikan.
"Nih uangnya" Senja menyodorkan selembar uang bernilai 5000 rupiah. Cowok itu menolak dan berkata.
"Buat lo aja rotinya, nggak tega gue".
"Ah baik banget sih" puji Senja memukul lengan Dean pelan.
"Gue ke kelas dulu ya, mau nyalin tugas soalnya, haha" pamit Senja lalu berbalik berjalan menjauh dari area kantin.
Baru saja sampai depan pintu, kelas 11 IPA 4, berisik, bukannya piket malah bernyanyi bersama dengan sapu dijadikan stand mic. Dan parahnya lagi, tidak mengajak Senja tuk bernyanyi bersama.
"YO WES BEN NDUWE BOJO SING GALAK" Teriak Senja refleks di ambang pintu, lalu melangkah masuk.
Ia hanya menyanyikan beberapa bait saja kemudian pergi keluar kelas tuk mencari udara.
Gadis cantik itu menatap langit dan bersandar pada pintu berwarna coklat muda, ia menghela nafas berat, "Dean...Dean...Dean...Dean...yaa...".
"Apa?" Balas seseorang dari sampingnya.
Gadis itu menoleh dan menghadap kepada cowok tersebut. Ia kicep bukan main, matanya mengerjap tak percaya, apakah cowok tersebut seperti siluman pada drama goblin,? Yang selalu datang saat pengantinnya meniup api.
Wah.
Jika benar, apakah Senja pengantin Dean?
Senja langsung merunduk malu, Ia memandangi sepatu putihnya, "hahaha kok lo bisa tiba-tiba ada di depan gue" katanya basa-basi.
"Bisalah, kan lo manggil nama gue" jawab Dean santai.
"Dih, emang lo ada ikatan apa sama gue,? Apa jangan-jangan lo punya ilmu telepati?" Tuduh Senja mulai mendongak.
"Ya nggak lah anjrit, yakali, kebetulan aja gue lewat sini, soalnya mau ke koridor IPS. Ketemu Sahila IPS 4" jawabnya.
Sahila? Cewek yang masuk jajaran bidadari sekolah?
"Oh."
"Udah dulu ya, gue mau kesana"
Senja mengangguk pelan, menatap punggung Dean yang mulai menjauh. Tatapan matanya mulai sayu, sebenarnya Senja menyukai Dean.
Namun, karena gengsi serta takut saja, yang membuat dia tak bisa mendekati Dean ditambah lagi masa lalu yang buat ia trauma akan cinta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.