13: Senja, Misha, Hape atau Gue?
Author pov
Senja berjalan beriringan dengan Dean melangkah keluar area taman, mereka ingin menunggu hujan.
Salah, tepatnya, memanggil hujan.
"Sen, tunggu deh pasti hujan" kata Dean mendongak ke langit yang berawan.
"Nggak tuh, cerah-cerah aja".
Ddress!!...
Bagai dikomando oleh Dean, hujan langsung turun membasahi seluruh sudut Star High School, dua sepasang anak manusia yang berdiri di tengah lapangan basket menjadi pusat perhatian semua. Pasalnya, hanya mereka lah yang tak beranjak dan berlarian untuk berteduh.
Aneh, bukan?
Tidak, tidak aneh bagi seorang Dean, sang pemberi kejutan untuk Senja. Ia menoleh sekilas ke gadis yang sepertinya terkejut karena hujan yang tiba-tiba saja turun.
Hawa dingin mulai menyeruak, memasuki pori-pori, membuat Senja memeluk kedua lengannya, dingin. Dean yang disebelahnya menyadari hal itu segera menarik tangan Senja untuk meneduh di koridor.
"Bawa baju ganti nggak?" Tanya cowok itu menoleh ke arah Senja.
"Enggakk...." rengek gadis itu manja, Dean gemas sendiri dibuatnya.
"Gua ada celana training ama jaket, kalo baju tinggal pinjem ke anak dance" ucap cowok itu menggengam tangan Senja lembut.
Gadis itu membelalak kaget, tapi, ia hanya pasrah, kapan lagi bisa seperti ini.
Jarang jarang.
***
Gadis itu menyeruak lalu menoleh ke arah koridor dengan sebal, pemandangan yang sangat ia tak suka.
Di lobby utama harus bertemu mereka, sekarang, ketemu lagi. Memang susah ya hidup jadi second lead. "Gue bukan second lead gue pemain utama yang nggak keliatan, udah, itu aja," katanya mencibir kesal, dengan kedua tangan melipat diatas perut. "Harus pake cara apa ini???" Katanya seperti sudah lelah.
"Nggak ada nyerahnya,"
"Udah sih, jauhin mereka, lo bisa nyari yang lain!" Tegur Jia yang sudah lelah mendengar celotehan seseorang disebelahnya.
"Tau apa lo???" Sewot gadis itu lalu melangkah pergi menjauh, khususnya, ke ujung koridor, 10 IPA 5.
Jia: kak, kekelas aku cepet, jangan lama
***
Senja memasuki kelasnya dengan langkah malah, "huftt, capek princess" katanya lalu menjatuhkan diri ke lantai dan tidur disana.
"Kayak, Dikta aja" cibir Yerin menyenggol lengan Dikta pelan yang berada disebelahnya.
"Ribet aja anj--AKHH!! AKK!! AMPUN MAKK!!" Ucapanya terpotong saat Yerin sudah menjewer kupingnya keras, membuat cowok itu kesakitan.
Senja mendudukkan tubuh lalu menyenderkannya ke tembok, ia membuka hape dan membaca pesan yang masuk.
Dean: nanti malem makan dirumah gue yuk, mama ngajak, sama temen dia
Senja membelalak kaget, refleks melempar hape nya kesembarang arah, "Sen, hape lo baru kan anjirr????" Tanya Yerin gemas sendiri, "akh siall, panggil Una cepet cepet cepet" katanya menabok lantai.
Dion refleks mengumpat kasar dan berlari mengikuti Misha, setelah sampai depan kelas 11 IPA 3, cowok itu diam.
KOK GUE IKUT LARI?!?!?!?!?!?
KAN BISA DIPANGGIL LEWAT HAPE!!!
INI SENJA, YERIN , HAPE, ATAU GUE, YANG BEGO?!!!!
"YERINNA MANUSYAA, BEGOO SIALLAN HEH!!" Panggil cowok itu, tapi tetap saja Yerin tak mau berhenti.
Dikta membalikkan diri ke kelas, sambil berfikir. Senja, Misha, hape, atau dia yang bego?
Cowok itu langsung mengambil hape lavender milik Senja yang terpental jauh, "untung emak bapak lo kaya," katanya sambil memberi hape milik Senja.
"Nggak ya, anjrot" Senja menyanggah.
"Sen, gue mau nanya,"
"Nanya tinggal nanya,"
"Disini yang bego Senja, Misha, hape atau gue?" Tanya Dikta, membuat Senja membelalak kaget, "HA?!"
"Kita semua bego" jawab Senja ringan.
"Lo lupa ya, sekelas bodohnya sama," sambung cewek itu menjelaskan.
"Tapi gue ngerasa pinter" jawab Dikta membuat Senja mendengus sebal.
"Iya disinii yang paling bego duo ubin mesjid" balas Senja gemas menyebut Jaehi dan Aleno yang dijuluki ubin mesjid, karena wajahnya shinning, shimmering, splendid.
"OHHHHH....."
"Kok Jeffry sama Aleno? Mereka kan pinter" Dikta lagi-lagi angkat suara membuat Senja ingin menamparnya dengan hape, tapi kasian hapenya sudah sering terlempar sana-sini.
"RENO!!!" Senja mencoba mengalihkan topik, "kok Reno sih,? Dia kan di kantin" jawab Dimas polos.
"Eh-oh iya".
"Reno mana?" Tanya Senja menoleh ke arah temannya.
"Kemana ya tuh anak? Tunggu kok gue aneh gini?" Dikta sendiri nampak kebingungan, lalu keluar meninggalkan Senja sendirian di kelas.
Berlian SQ
Senja delete Dikta from grup
Senja: tuh anak keluarin dulu, lagi masa bego
Jisa: kesian sekali anakku ini, tante memang nakal yaa
Reno: mbak huhu, Dikta kalo lagi masa bego bisa ampe satu tahun
Wendy: bukannya apa ya anjir, emang tuh anak kapan benernya sih?
Senja: baru inget kalo masa begonya Dikta yang 5 taun lalu belom sembuh.
Reno: bgst
Jisa: anak mama tenang ya nak, besok mama bawain kue
Wendy: mau kuee
Senja: masa itu anak nanyain "SENJA, YERIN, HAPE, ATAU GUE YANG BEGO??"
Reno: kita semua bego yaa
Senja: pas gue jawab kita semua dia ngerasa pinter
Wendy: MENGUMPAT KASAR
Senja: bm sama nasi goreng Pak Hilmi
Senja: tapi malem camer ngajak makan huhu delima
Wendy:: dilema yaaa mbakknyaa
Senja: gaes akuuu harus gimanaa inich
Senja: mau fitting baju huhu, tapi males huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ✔
Teen Fiction-put your hand in mine- Kisah tentang Senja, si biduan kelas yang memiliki sikap ramah serta sedikit nyablak. Bertemu dengan Dean kelas 11 IPA 6, yang sikapnya selalu berubah-ubah dan aneh tapi, ganteng. "Lo mau jadi pangeran gue?" -SHS ser...