15. WonderLand

62 12 6
                                        


    

   

          Dean meringis kecil, kemudian berusaha melangkah ke arah kelas Senja. Cowok itu ingin meminta maaf atas kejadian kemarin.

"Senja?"

"Dean?"

Senja yang sedang bernyanyi terkejut bukan main segera mematung ditempat dan membuang kemoceng yang dijadikan mic ke sembarang arah.

"Ikut gue" Dean menarik tangan Senja lembut.

Sampai di ambang pintu, mereka berdua dikejutkan dengan muncul lah sosok Deka bersama Jeffry yang terlihat malas, "ijin dulu begooo" suruhnya gemas.

"Dek, Jef, gue pinjem satu biduan lo dulu" izin Dean menunjuk Senja yang pasrah.

"Hush hush" usir Deka memberi jalan.

"Gue punya WonderLand buat lo!" Ucap Dean sambil berlari membawa Senja.

HA?!!

Senja terkejut bukan main, gadis itu tak percaya. Ada pintu rahasia belakang SHS?. Seharusnya selama ini aturan dia bolos lewat pintu ini.

"Ada pintu?!" Tanya Senja menganga tak percaya.

"Ada lah, lo tau siapa yang buat? Bapak guee!!" Jawab Dean sombong refleks membuat Senja mengatupkan bibir.

"Bodo amat anjrott, semerdeka lo aja lahh".

Dean gemas sendiri dengan perilaku Senja, memmbuat cowok tinggi itu mengacak rambut gadis yang berada di hadapannya.
    
Yang diacak rambut, yang ambyar hati.

"Gue duluan baru lo" kata Senja mulai keluar lewat pintu.

Mereka sudah keluar dari area sekolah, Senja menaiki angkot bersamaan dengan Dean, entah kemana.

Hening.

"Hm. Dean, masalah kemaren...bukan gue yang lakuin" ucap Senja memecah keheningan.

"Iya, lupain aja masalahnya" Dean menjawab dengan enteng diakhiri senyum tampannya.

Sampai lah mereka pada sebuah taman yang dipenuhi oleh bunga matahari serta rumah pohon di tengahnya.

"Wah!!!" Senja memekik gembira sambil berlari bagai anak kecil di wisata sekolah.

"Biru biru air laut, hanya taman ini yang paling imut" kata Senja memegang salah satu bunga matahari.

"Biru biru air laut, hanya senyum Senja yang paling imut" balas Dean mulai mendekat.

"Lo tau kenapa bunga matahari?" Tanya Dean menatap manik mata Senja.

"Nggak" Senja menggeleng polos.

"Karena lo itu ceria, lo bersinar layaknya bunga matahari," jawab cowok itu sukses membuat Senja makin jatuh cinta.

"Itu rumah pohon?" Tanya Senja menyeletuk polos.

"Iya sayangggg."

Senja segera berlari menyusuri jalan setapak menuju rumah pohon.

"Sebenernya rumah pohon ini bukan impian gue, impian gue tuh ketemu pangeran dengan kuda putihnya" kata cewek itu saat sudah masuk ke dalam rumah pohon.

"Tapi nggak pa-pa deh, anggep aja ini kerajaan" sambung Senja tersenyum ceria kembali.

"Lo mau jadi pangeran gue?" Tanya Senja, karena merasa ini waktu yang tepat.

"Sen, gue nggak mau lo yang nanya duluan. Biar gue aja" jawab cowok itu lalu mendekat ke arah Senja.

"Lo mau jadi puteri gue? Puteri dari WonderLand ini," Dean mengunci Senja dengan kedua lengannya di sisi kanan dan kiri.

"Hm. Mau" jawab Senja gugup sekaligus bahagia.

Dean memeluk Senja erat.

Ralat, sangat erat.

Rumah pohon. WonderLand. Bunga matahari.

Saksi bisu terjadinya pangeran dengan kuda putih serta puteri dengan mahkotanya. Impian sang puteri tercapai, begitu pula dengan impian pangeran.

Senja dan Dean: Pangeran dan puteri WonderLand.

Senja dan Dean: Pangeran dan puteri WonderLand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang