"Jika seandainya perasaan hatimu yang lelah itu dapat disalurkan dengan genggaman tangan. Genggamlah tanganku biar aku juga dapat merasakan seberapa lelahnya hatimu untuk bertahan agar tetap terlihat tegar"
-Ghifari Reyansyah Vernando-
Hari masih pagi, namun Keyra sudah berdiri di depan kaca dengan mengenakan seragam lengkap dan rambut yang terurai. Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Ia melangkah keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk menuju meja makan. Sesampai di meja makan, terlihat kedua orangtuanya sudah duduk di kursi dengan posisi yang saling berhadapan. Ia pun menyapa orang tua kesayangannya itu."Pagi Ma, Pa" sapa Keyra sembari memeluk Mama dan Papanya secara bergantian
"Pagi sayang" jawab mereka bersamaan
Keyra pun duduk di kursi yang berada di samping Mamanya. Ia mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai rasa coklat. Setelah itu ia memakannya dengan santai.
Tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu, mereka yang mendengar sontak menoleh ke asal suara ketokan tersebut.
"Bi, itu ada tamu, tolong bukain pintu" pinta Nela
"Baik nyonya" jawab Bi Surti sembari melangkah untuk membukakan pintu.
Sesampai di depan pintu, ia segera membuka pintu tersebut. Terlihat laki-laki tampan yang sudah berdiri menunggu di depan pintu.
"Eh, Den Reyan" ujar Bi Surti
"Pagi Bi Surti" sapa Reyan dengan ramah
"Pagi Den, pasti mau jemput Non Keyra ya" tebak Bi Surti
"Iya dong, Mang Diman masih cuti kan?"
"Iya masih, tapi besok udah balik kerja lagi ke sini"
"Oh gitu"
"Yaudah Den silahkan masuk" ujar Bi Surti sembari mempersilahkan Reyan untuk masuk
Reyan melangkah masuk dan diantar menuju meja makan oleh Bi Surti.
"Eh ada Reyan" ujar Wirawan
"Pagi Om, Tante" sapa Reyan dengan tersenyum ramah
"Pagi juga Reyan" ucap Wirawan dan Nela bersamaan dengan kata-kata yang sama persis. Mungkin inilah yang dikatakan satu hati.
"Jadi cuma Mama sama Papa doang nih yang di sapa?" ujar Keyra dengan nada seperti iri.
"Pagi Keyra" sapa Reyan sembari mengacak-acak rambut Keyra dengan gemas.
"Ih apaan! Ma tuh si Reyan suka banget berantakin rambut Keyra" rengek Keyra kepada Mamanya
Mamanya mendengar rengekan Keyra, tersenyum menatap ke arah mereka sembari menggeleng-gelengkan kepala. Merasa lucu dengan tingkah kedua bocah itu.
"Tante sih, ngelahirin anak lucu kayak dia. Kan Reyan jadinya gemes, pengen ngangguin dia terus" ucap Reyan setengah bercanda.
"Ih kamu bisa aja Rey" jawab Nela sembari tertawa reyah.
Sedangkan Keyra hanya menatap kesal pada Reyan.
"Sini Rey, duduk di sebelah Om, kita sarapan dulu" ajak Wirawan sembari menepuk kursi di sampingnya.
"Tadi udah sarapan di rumah Om, Reyan numpang duduk aja" jawab Reyan sembari melangkahkan kaki mendekati ke kursi sebelah Wirawan dan mendudukkan diri pada kursi tersebut. Hingga saat ini posisi Reyan sedang duduk berhadapan dengan Keyra.
Mereka pun berbincang-bincang dengan diselingi canda dan tawa. Terlihat sangat akrab sekali mereka.
Setelah beberapa saat, Keyra mengajak reyan untuk segera menuju sekolah. Reyan pun meng-iya i nya. Sebelum berangkat, tak lupa mereka berpamitan terlebih dahulu kepada Wirawan dan Nela sembari mencium punggung tangan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Mampu Ungkapkan [Completed]
Teen FictionMengagumi dalam diam, berlagak layaknya teman. Menunggu dia yang tak kunjung memberi kepastian. Itulah yang dirasakan Keyra, seorang gadis cantik berpipi chubby. "Apa ada celah untuk masuk ke dalam hatimu? Apa ada sedikit rasa yang tercipta untukku...