24] Psikopat Gila

20 5 0
                                    

Hai! Konfliknya bakal berlanjut nih!

Happy Reading ❤️

~ ~ ~

Reyan mengemudi tanpa arah. Saat ini pikirannya sungguh kacau. Rasa cemas, khawatir, amarah, beradu menjadi satu. Ia bingung, tak tau lagi harus mencari kemana.

Reyan pun mengeluarkan benda pipih dan segera menghubungi Arga lagi, barangkali ia tau keberadaan Keyra.

Ketika sambungan telepon mereka terhubung.

"Hallo Ga!"

"Iya?"

"Lo dimana?"

"Gue lagi otw nyari Keyra"

"Lo tau dia kemana?"

"Ya mana tau gue! Kalau gue tau mana mungkin gue panik kayak gini!"

"Ya maksud gue apa dia gak bilang sama lo mau kemana?"

"Eh bentar-bentar! Tadi dia bilang mau ketemu sama temennya. Gue nawarin buat nganterin, Keyra malah nolak dan berangkat sama Mang Diman"

"Nah itu! Sekarang lo cepetan tanya ke Mang Diman! Keyra minta anterin kemana?"

"Oh iya! Kenapa dari tadi gue gak kepikiran! Bentar gue tanyain"

Reyan menunggu Arga yang bertanya ke Mang Diman.

"Hallo Rey!"

"Iya? Kemana?"

"Kata Mang Diman, Keyra minta anterin ke secret cafetaria"

"Oh oke gue ke sana!"

"Yaudah gue otw nyusul!"

Sambungan telepon itu pun terputus dan bergegaslah Reyan menuju cafe tersebut.

Sesampai cafe tersebut, segera Reyan memasuki dan mencari keberadaan Keyra. Namun nihil, ia sama sekali tak menemukan tanda-tanda gadis itu. Ia berlari keluar dengan gusar.

"Aggh!!" Kesal Reyan memukul mobilnya.

"Gue harus nyari lo kemana lagi Ra?"

Reyan kembali memasuki mobilnya dan mengemudi lurus kembali tanpa arah. Hingga beberapa saat Reyan melihat Diva yang berjalan keluar dari sebuah bangunan gedung tua. Ia menghentikan mobilnya sedikit menjauh dari posisi Diva.

Reyan memandangi gerak-gerik Diva yang sangat mencurigakan. Terlihat Diva mengeluarkan handphone miliknya. Hingga beberapa saat sebuah taxi berhenti di depan Diva. Segera Diva memasuki taxi itu dan melaju pergi entah kemana.

Reyan melihat taxi itu kian menjauh, ia pun turun dari mobilnya. Melangkah perlahan mendekati gedung tua itu. Nampak menyeramkan dan sunyi.

Reyan semakin mendekat, dan sampai pada sebuah pintu yang terlihat sudah berkarat.

"Ngapain gue kesini? Gak ada siapa-siapa. Gak mungkin juga Keyra ada di sini." Batin Reyan.

Reyan pun berbalik dan kembali melangkah untuk menjauh dari bangunan gedung tua itu.

Beberapa langkah Reyan mendengar suara tangisan seorang gadis. Ia berhenti dan membalikkan badan menatap gedung tua itu.

"Ih serem banget!" Seketika Reyan merasa merinding. Ia segera mempercepat langkahnya kembali ke dalam mobil.

Sesampai di mobil, Reyan masih memikirkan suara yang baru saja ia dengar. Suara tangisan seorang gadis yang terdengar seperti ketakutan dan kesakitan.

Tak Mampu Ungkapkan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang