8] Takut

38 8 0
                                    

Masih berada di tempat yang sama, Keyra sibuk memandangi benda pipih tersebut. Beberapa menit berlalu, namun Reyan tak kunjung datang menghampirinya. Tanpa sadar angin bertiup dengan kencang. Membuat rambut tergerai Keyra berkibar layaknya berdera. Rasa dingin menangkup tubuh mungilnya membuat Keyra memeluk tubuhnya sendiri. Suara desisan angin membisik, membuat Keyra seketika merinding.

BRAAKKK!!

"ASTAGHFIRULLAH!" Keyra terpelonjak kaget mendengar suara yang cukup keras itu. Suara bantingan keras pintu timbul dari kelas yang berada di dekat koridor, yang Keyra yakini angin yang meniupnya dan membuatnya bersuara dengan keras.

"Aih! Reyan mana lagi! Gak balik-balik!" kesal Keyra sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Keyra merasa sedikit panik disertai takut, berusaha agar tetap tenang.

Tuk...tuuk....tukk

Tersadar Keyra kembali mendengar suara yang cukup aneh. Suara langkah kaki, seakan mengarah padanya.

Rasa gemetar, mulai ia rasakan. Panik bercampur takut telah mengaduk pikirannya. Langkah tersebut semakin terdengar jelas. Perlahan melangkah menuju Keyra. Sampai dimana suara langkah tersebut tak terdengar lagi. Hanya ada dua kemungkinan saat itu. Antara sudah pergi atau sudah sampai dan berhenti. Ya berhenti, mungkin saja saat ini sosok tersebut telah ada di depan, samping, atau belakang Keyra.

Keyra berusaha mencari nyali dan mengumpulkan seluruh keberaniannya. Dengan rasa tak karuan dan tak begitu yakin, ia berbalik menghadap samping, asal suara langkah yang baru saja ia dengar, dengan mata terpejam. Perlahan ia membuka mata, menyipit menatap lantai dengan nuansa putih. Ia mendapati sebuah bayangan tepat di hadapannya. Dengan susah payah ia meneguk saliva disertai keringat dingin yang bercucuran pada pelipisnya. Ia memberanikan diri menatap sosok pemilik bayangan itu. Keyra menatap dari bawah ke atas dengan perlahan. Sampai dimana akan melihat wajahnya, ia ingin menangis! Ia berharap wajahnya tak seseram hal negatif yang memutari pikirannya.
"AAAKH........!" Teriak Keyra sembari menutup wajah dengan tangan gemetar.

"Eh kenapa?"

Keyra yang merasa familiar dengan suara itu, berusaha memutar otak untuk mengingat. Perlahan menurunkan tangan dan membuka mata perlahan, "Kak Vino!"

"Iya." Heran Vino sembari menaikkan sebelah alisnya.

Keyra menghela napas lega. Bersyukur sosok tersebut manusia. Bukan jelmaan makhluk tak kasat mata. Seketika musnah segala pikiran negatif di kepalanya.

"Kak Vino tadi bikin kaget tau!" Rengek Keyra

Vino terkekeh melihat rengekan Keyra, "begitu menggemaskan", pikirnya.

"Gak usah ketawa!"

"Kenapa?" Tanya Vino yang masih sedikit terkekeh.

Keyra tak menjawab hanya memutar bola mata malas sembari memanyunkan bibir pinknya.

"Lucu" guman Vino tak sadar.

Keyra menatap Vino heran, "siapa?"

"Apa?"

"Kok nanya balik" kesal Keyra.

"Terus?" Jawab Vino datar

"Gak tau!"

Melihat Keyra yang makin kesal akibat ulahnya. Membuat senyum samar terukir di bibir Vino.

"Kok belom pulang?" Tanya Vino mengawali.

Keyra hanya cengengesan dengan watadosnya, "Kak Vino sendiri kenapa belom pulang?"

"Habis rapat OSIS"

Tak Mampu Ungkapkan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang