1] Pengagum Senja

102 15 0
                                    

"Senja itu indah, penuh makna, dan membawa bahagia. Senja itu keindahan yang gak pernah berdusta. Senja selalu berjanji. Bahwa ia akan datang kembali. Sesuai janji, ia tak kan mengingkari."

- Alviana Keyra Lavencia -


"Gak sia-sia tadi gue mikir"

"Gak sia-sia juga gue nunggu"

Mereka berdua saling tersenyum, saling menatap dengan dalam. Hingga mereka merasa terhanyut. Entah apa yang mereka rasakan, entah apa yang mereka pikirkan. Yang jelas saat ini mereka sedang saling pandang mata. Menatap mata satu sama lain. Ada apakah? Apa sebuah perasaan akan mulai tumbuh? Atau bahkan tidak sama sekali?

~ ~ ~

Masih berada di tempat yang sama. Tempat di mana mereka merasa takjub akan keindahan yang sangat mengagumkan. Tak terasa hari mulai senja. Matahari kini akan turun bersembunyi, dan akan terganti oleh bulan yang akan menyiptakan malam.

"Rey.." ujar Keyra dengan nada lembut

"Hmm..." guman Reyan sembari menoleh ke arah Keyra

"Kita jangan pulang dulu ya. Gue pengen liat senja di sini. Mungkin senja akan jauh terlihat lebih indah di tempat ini" pinta Keyra sembari membayangkan betapa indahnya senja.

"Iya. Gue juga pengen liat. Mungkin senja kali ini bakal berbeda dari senja yang sebelumnya pernah gue liat. Senja akan terlihat begitu mengagumkan, bahkan sangat... sangat... sangat... mengagumkan. Bagaimana tidak? Gue saat ini berada di tempat yang sangat indah dan di samping gue ada seseorang yang sangat indah pula. Kali ini gue merasa sangat beruntung sebab diberi kesempatan untuk menyaksikan keindahan senja bersama" ungkap Reyan dari lubuk hati yang paling dalam. Kata-katanya sungguh menyentuh.

Keyra yang mendengar itu merasa hatinya tersentuh, ia tersenyum dengan pipi yang seketika merona. Ia segera menunduk sebelum Reyan melihat pipinya yang saat ini seperti kepiting rebus.

Keyra POV

Ya Tuhan. Ada apa denganku ini? Mengapa jantungku berdetak sangat kencang? Rasa apakah ini? Masih bisakah rasa ini dikatakan wajar? Aku sama sekali tak paham. Rasa ini seperti angin. Bisa dirasakan, namun tak dapat diperlihatkan. Hanya aku yang tau. Orang lain mungkin tak perlu. Lantas apa yang harus ku lakukan? Bertahan tanpa mengungkapkan? Atau berusaha membinasakan? Aku takut jika nantinya rasa ini membuatku jauh dari Reyan. Aku tak ingin nantinya kita menjadi orang asing yang tak beranggapan mengenal satu sama lain. Aku takut semuanya berubah, tak lagi sama.

"Ra...kenapa?" tanya Reyan yang baru saja membuyarkan lamunan ku

Aku menegakkan kepala, menatap Reyan sembari berupaya menetralkan jantungku. "Gapapa" kataku dengan pelan sembari tersenyum kepada Reyan agar aku terlihat baik-baik saja dan Reyan tidak lagi curiga.

Senja pun tiba, aku dan Reyan beralih pandang ke arah senja. Menyaksikan keindahan senja bersama. Senja kali ini benar-benar berbeda. Terasa jauh lebih indah.

"Ra..." ujar Reyan dengan nada tenang

"Iya?" kataku sembari menoleh menatap Reyan yang terlihat sedang menikmati keindahan senja.

"Senjanya indah ya,"

"Iya Rey, indah.....banget" jawab ku sembari beralih pandang tersenyum menatap indahnya senja.

"Lo suka banget ya sama senja?"

"Iya gue suka banget" jawab ku dengan antusias

"Kenapa?" tanya Reyan sembari menoleh menatapku

Tak Mampu Ungkapkan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang