29] Patah Hati

13 4 0
                                    

Hai aku balik lagi!!
Apa kabar? Rindu gak? ENGGAK!
Oghey.

Sedih banget bentar lagi ending:(

Heran deh kenapa aku suka ngomong sendiri ya? Tanya sendiri jawab sendiri:)

Yaudah lah gapapa yang penting,
Happy reading!

~ ~ ~

"Patah hati adalah fase dimana seseorang merasa hatinya hancur, retak, dan patah, karena mencintai orang yang salah."

- Sargaha Aaron Delano -

~ ~ ~

Keyra POV

Aku memasuki kamar dan menjatuhkan tubuhku pada tempat tidur. Keadaanku begitu kacau, sangat tidak baik-baik saja.

Aku kembali menangis, terisak dan menahan sesak. Ingin rasanya berhenti. Namun sulit untuk dipungkiri.

Dengan sesegukan aku meraih ponselku. Membuka galeri yang berisi kenangan ku bersamanya. Aku menatap satu per satu foto dengan air mata yang mengalir dari pelupuk mataku.

 Aku menatap satu per satu foto dengan air mata yang mengalir dari pelupuk mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa lo jahat Rey?" ucapku getir.

"Apa aku salah, berharap lebih?"

"Kenapa disaat aku mulai sadar akan perasaan ini, nyatanya hanya aku yang mencintai sendiri. Apa hanya aku yang merasa kita bisa jadi lebih dari teman? hiks...hiks.."

"Bodoh Keyra bodoh! Lo bodoh Keyra! Bodoh!" makiku pada diri sendiri.

Aku menangis menyesali perasaan yang sudah terlanjur ada. Rasanya semua sia-sia, jika hanya satu pihak yang merasa.

Aku semakin terisak teringat kala aku menolak perasaan Kak Vino. Bodohnya aku menolak hati seseorang yang selalu ada untukku. Hanya karena keegoisanku yang terlalu mencintai Reyan. Membuatku mematahkan hati seseorang. Hingga saat ini hatiku sendiri pun patah.

Kupikir aku memang pantas menerima ini semua setelah apa yang sudah ku lakukan.

Mungkin benar kata orang, lebih baik berusaha menerima seseorang yang mencintai kita. Daripada harus mengejar seseorang yang kita cintai.

Namun tak bisa dipungkiri, berusaha mencintai itu sulit. Apalagi membuka hati. Butuh waktu untuk pulih.

Aku terus menangis meluapkan kesedihan yang mengusai hati.

Hingga seseorang muncul dari balik pintu, berlari memelukku dengan erat.

"Aga... hiks...hiks..." rintih ku kepada Arga.

"Lo kenapa Key? Kenapa nangis?" tanya Arga khawatir dengan posisi masih memelukku dan mengelus punggungku.

Aku tak menjawab. Memilih menenggelamkan wajahku pada dada bidang milik Arga. Aku menangis terisak dipelukkannya.

Tak Mampu Ungkapkan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang