3. Bertemu kembali

81 6 1
                                    

                   HAPPY READING

_______________________________________
Malam semakin larut, semua orang sudah beristirahat melepas kepenatan usai beraktivitas seharian. Begitu juga dengan Dinda. Usai belajar dan mengerjakan tugas yang selalu menjadi rutinitasnya setiap malam, ia merebahkan tubuh di ranjang. Sambil memainkan handphonenya, membuka akun sosial media yang ia punya, siapa tau ada yang penting.

Tetapi, tiba-tiba ia teringat oleh sosok lelaki yang membawanya ke UKS pagi tadi. Ia mengingat ingat-ingat namanya dan mencari account instagramnya.

Tidak banyak yang tahu kalau ternyata Dinda itu stalker handal, ia bisa menemukan account siapapun walaupun baru saja kenal. Dinda akan melihat apapun yang ada di didalamnya, entah foto,video ataupun tulisan. Itulah Dinda Aulia Putri.

ia mengetikkan nama "Reynaldi Saputra" pada pencarian di Instagram. Tentu banyak yang muncul account yang bernama sama, ia membuka satu-satu akun yang ada hingga akhirnya bertemu dengan account bernama @reynldsptr_ .

"Ini nih kayaknya" Ucap Dinda pelan,sambil terus melihat foto dan video milik Rey.

Profile instagram dengan foto Rey bersama Vespa hitamnya. Bionya tertulis "Klasik itu asik".
Galerinyapun juga banyak berisi Vespa itu dengan background pemandangan yang indah. Ada satu foto yang membuat Dinda tersenyum simpul . Foto Vespa itu, dinaiki oleh lelaki seperti Ayah Rey, dan Rey kecil ada dibelakang memeluk erat pinggang lelaki itu. Terlihat lucu dan menggemaskan.

Dinda masih terus menggulir layar handphone nya

" Mampussss gue!! ke like lagi, duhhh gimana nihh kalau sampai Rey tahu" Dinda khawatir bukan main, mau di taruh dimana mukanya kalau sampai ia ketahuan jadi stalker.

Akhirnya, Dinda memilih menghapus profile dan memprivate instagramnya.
Usai itu Dinda tidur dan meletakkan handphone nya kembali ke nakas. Berharap Rey tak mengetahuinya.

                              ******

Sorot sinar matahari mulai masuk lewat celah-celah jendela , membangunkan Dinda dari tidur nyenyaknya.
Tubuhnya menggeliat, begitulah rutinitas manusia saat bangun tidur.

Setelah Dinda siap dengan seragam putih abu-abunya, rambut tersisir rapih, dan tas yang sudah ia gendong. Ia turun menuju meja makan untuk sarapan bersama Mama dan Papanya, tidak ada adik ataupun kakak, karena ia putri satu-satunya di keluarga ini.

"Pagi Ma,Pa" ia menyapa kedua orangtuanya yang sudah menikmati masakan yang dihidangkan Nita, Mama dari Dinda.

"Ayo sini makan yang banyak, biar gendut kayak Papa" Ucap Papa,diikuti gelak tawa Mama.

"Iiiiih Papa, nggak mau ah. " Dinda terlihat sebal, lalu memanyunkan bibirnya.

"Yaudah, kalau gitu Papa berangkat dulu ya. Ada meeting pagi soalnya"
"Ma berangkat dulu ya" Doni, Papa dari Dinda mencium kening istrinya. Kebiasaan mereka sedari dulu tidak berubah. Selalu seprti itu, Dinda senang melihatnya.

"Dinda, maaf ya Papa nggak bisa nganterin kamu. Papa berangkat dulu ya. Jangan nakal, belajar yang bener" Doni mengusap puncak kepala Dinda lembut.

"Siap bossss"

                               ******
"Ma, Dinda juga berangkat ya. Udah setengah 7."

"Iya,hati-hati sayang" Ia salim dengan Mamanya, dan segera berangkat sekolah.

Dinda berangkat naik sepeda warna hijau mudanya. Sepeda yang sudah ia pakai sejak ia masih di bangku kelas 7SMP hingga sekarang.
Jarak sekolah dengan rumahnya memang dekat, mungkin hanya 15 menit sampai.

Ditengah perjalanan, saat ia berniat menghindari jalanan yang berlubang. Ada motor dengan kecepatan lumayan menyrempetnya. Dinda terjatuh. Cardigan tipis berwarna denim tak bisa melindungi tangannya, benturan dengan aspal yang cukup keras membuat luka lecet pada siku Dinda. Ia merintih kesakitan,
"Aduhhhh, perih banget tangan gue"
ia mendirikan sepeda yang mendidih tubuh kecilnya.

"Yahhh pedalnya copot lagi. Gimana nih" Dinda bingung saat itu, akhirnya ia memutuskan berjalan kaki menuntun sepedanya. Daripada terlambat sampai sekolah, dia tidak mau disuruh lari mengelilingi lapangan 10 kali.

"Kenapa? sepedanya rusak?" Seorang cowok mengendarai motor mengagetkan Dinda dari belakang.

"Iya"

"Bareng gue aja deh mendingan" Cowok itu menawarkan diri

"Nggak usah, gue jalan aja."

"Serius lo? Ini udah siang kalo lo nggak tau"

"Terus gimana sepeda gue kalau gue sama lo?"

Bukan seorang Reynaldi kalau tidak punya banyak ide.

"Sini biar gue aja" Rey mengambil alih sepeda dari Dinda, lalu membawanya ke parkiran sebuah toko terdekat.

"Bang, nitip bentar yak. Nanti saya ambil"

"Oke siappp mas"

"Makasih bang"

Rey, kembali lagi menghampiri Dinda.
"Nih pakai helm nya"
Setelah kejadian kejar-kejaran dengan polisi kemarin akhirnya Rey memutuskan untuk selalu membawa helm satu lagi di motornya.

Rey sudah bersiap diatas motornya. "Yuk, naik" perintahnya.

Dinda menuruti, lalu mereka menuju sekolah.
"Itu tadi sepeda gue aman kan?" tanya Dinda beradu dengan deru kendaraan yang berlalu lalang.

"Aman, santai aja" Jawab Rey singkat, karena tetap fokus dengan jalanan yang macet.

Sampai di sekolah, sorot mata seluruh siswa tertuju pada 2 remaja ini. Rey dan Dinda. Baru kali ini Rey berangkat sekolah dengan seorang cewek, pasti banyak yang heran dengannya, apalagi seorang badboy dengan anak kelas IPA 1. Akan jadi hot news untuk cewek-cewek pecandu gosip.

Dinda terus menundukkan kepala, tidak berani melihat sekitar. Sampai saat motor sudah berhenti ia lupa melepas helm dan langsung melenggang pergi. Beruntung Rey segera mencekal tangannya, lalu membantu melepas helm yang masih mengait di kepala Dinda. Kalau tidak, bisa-bisa sampai kelas pakai helm .

Dinda malu sekali saat itu, bisa-bisanya dia lupa melepas helm.
"Makasih ya"

"Santai, nanti lo pulang bareng gue aja."

"Makasih, tapi nggak usah.Gue bisa jalan kaki, terus sekalian ambil sepeda" Dinda menolak halus ajakan Rey.

"Sepedanya biar gue urus"
Dinda hanya mendengus lalu mengangguk samar.

"Yaudah, kalau gitu gue kekelas dulu"

Tapi lagi-lagi Rey mencekal tangan Dinda. Dinda menoleh, menautkan alisnya. Seolah berkata "Apa lagi sih?"

"Itu siku lo kenapa?"

"Kesrempet motor tadi, tapi nggak apa apa kok"

Jadi setelah insiden srempetan tadi, Dinda melepas cardigannya. Karena kain cardigan yang menggesek sikunya malah membuat luka semakin perih.

Tanpa ba bi bu, Rey menggandeng tangan Dinda
"Heh mau kemana?" Dinda bingung, tiba-tiba saja ia ditarik.
"UKS"
"Hahh ngapain?"
"Masih aja tanya. luka lo tuh, kalau di diemin bisa infeksi"

Ia menurut, jujur Dinda merasa kagum dengan Rey. Rey yang terkenal Badboy yang sering bolos sekolah seminggu tiga kali udah kayak minum obat. Tapi, dia masih punya sisi baik. Dia mau bantuin Dinda, meskipun ia tidak tahu pertolongannya itu tulus atau tidak. Bisa jadi,seperti waktu kemarin nolongin pas upacara. Ada maunya doang.

"Tahan ya, nggak sakit kok" Rey menatap mata Dinda lekat-lekat. Baru kali ini Rey merasa ada rasa yang aneh dalam hatinya. Padahal baru 2 kali mereka bertemu, tapi Rey membuang jauh perasaan itu.

_______________________________________
             THX U FOR READING

Trimakasih sudah membaca, jangan lupa klik tanda bintangnya dong😁 kritik dan sarannya juga boleh dikomentar, trimakasih.
Semoga suka ya, next bab dibikin lebih seru lagi 😊😊

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang