HAPPY READING
_______________________________________
Setelah Sofi mendengar cerita dari Dinda, hari ini ia akan menemui Reynaldi. Tentu saja untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua. Sebagai sahabat, ia merasa sebisa mungkin harus membantu permasalahan Dinda. Walaupun entah akan membuahkan hasil atau useless nantinya. Setidaknya Sofi sudah berusaha.Kini Sofi sudah menunggu Rey di salah satu cafe, sambil menunduk memainkan handphonenya, sesekali menyesap kopi yang sudah ia pesan.
Sofi menoleh kearah pintu ketika terdengar suara pintu terbuka. Lalu melambaikan tangan supaya Rey melihat keberadaannya.
"Lama amat sih lo" sarkas Sofi ketika Rey menarik kursi untuk ia duduki.
"Biarin, lo ngapain tumben ngajakin gue kesini?"
Sofi berdehem, "Lo apa kabar sama Dinda?"
Rey mengernyit bingung, "Kenapa lo tiba tiba nanya gitu?"
"Yaelah, lo tinggal jawab aja apa susahnya sih"
"Ya, baik baik aja sih. Cuman beberapa hari ini dia nggak ngechat gue sama sekali. Gue chat juga ngga dibales "
Berhenti sebentar, ia minum kopi yang sudah dipesan Sofi untuknya.
Lalu melanjutkan, "Dan dia juga judes banget ke gue, udah kek singa kelaparan tau nggak lo? Coba deh lo tanyain sahabat lo tuh, kenapa bisa begitu"
"Lo ada salah nggak sama dia? Coba lo pikir pikir lagi. Seorang Dinda nggak akan mungkin marah tanpa sebab. You know? Jadi jangan lo pikir Dinda hanya marah marah nggak jelas tanpa sebab kek orang orang Alay diluar sana" perintah Sofi
"Gue nggak ada salah sama dia"
Sofi memajukan wajahnya mendekati Rey, lantas Rey menarik mundur badannya. "Lo-itu-salah-Reynaldi!" ucap Sofi pelan, tapi penuh penekanan dalam setiap katanya.
Rey mengangkat sebelah alisnya "Why?"
"Lo salah Rey! Do you know what?"
Rey hanya menggedikkan bahunya tak tau.
"Dengerin gue"
Sofi kembali duduk seperti semula, menyesap kopinya sedikit, lalu melanjutkan berbicara "Dinda ngeliat lo ngegedong cewek pas di sekolah. dia juga ngeliat lo boncengin cewek, dan dengan sosweetnya tangannya ngerangkul pinggang lo. Ohh dan satu lagi, kemarin dia mau kerumah lo untuk minta penjelasan tentang itu. Tapi, dia malah ngeliat pemandangan yang not good . lo di mobil berdua sama cewek yang sama ketika disekolah. Lo ngapain sama dia? Pelukan? atau ciuman? Lo tuh kurang terbuka tau nggak sama Dinda, dia tuh pacar lo sendiri! Dia berhak tau tentang itu, dan lo malah nggak cerita sama dia. Gimana dia nggak marah coba "
Rey menggeleng gelengkan kepala, mendengar Sofi berbicara seperti orang lagi nge-rap. Nggak ada jedanya sama sekali.
"Gue akuin gue emang salah, nggak nyeritain ini ke Dinda. Ya, gue pikir Dinda nggak ngelihat. Jadi mendingan gue nggak cerita aja, takutnya kalau cerita ntar dia malah cemburu . Dan itu se-mua-nya hanya salah paham doang. Gue bisa jelasin kok"
"Tapi faktanya dia lihat kan? Gue kasih saran sama lo, lebih baik lo selalu terbuka sama Dinda, ceritain apa yang perlu Dinda tau. Kalo lo gini? Jadi salah pahamkan semuanya. Dan lo nggak perlu jelasin sama gue, karena yang butuh penjelasan itu Dinda bukan gue."
Rey menghela nafas, "Terus gue harus gimana Sof?"
"Ya lo harus minta maaf dong sama dia, dan jelasin se jelas jelasnya ke Dinda. Biar nggak salah paham lagi"
