[Alangkah lebih baiknya kalau kalian memberikan vote/coment terlebih dahulu sebelum baca ya teman-teman]
HAPPY READING
_______________________________________Sesuai perjanjian, Rey menjemput Dinda jam 3 sore. Yang entah akan kemana tujuannya pun ia tidak tahu. Vespanya selalu dianggap Rey seperti "makhluk hidup" , yang seolah bisa menentukan kemana mereka akan pergi.
"hmmm Rey.. Rey.. udah nggak waras sepertinya" suara batin Dinda saat itu
Vespa itu melaju membawa sepasang kekasih membelah jalanan kota yang ramai lalu lalang kendaraan.
"Mau kemana sih kita?" Dinda bertanya sedikit berteriak, suaranya bersaing dengan deru kendaraan disekitar.
"Lihat aja ntar, sebentar lagi sampai kok"
Dinda semakin dibuat penasaran. Karena ia tidak pernah sama sekali melewati jalanan itu. Sepi,naik turun, banyak pepohonan rimbun di kanan kiri jalan, tampak asing sekali bagi Dinda.
Pengendara yang lewat pun hanya beberapa, bisa di hitung dengan jari.Setelah beberapa menit melewati jalanan yang bisa dibilang lumayan exstrim, yang membuat Dinda mengeratkan pelukannya dipinggang Reynya itu, akhirnya sampailah mereka di parkiran motor sebuah wisata alam. Nampak ramai sekali disini, tidak seperti saat di jalanan tadi.
" Nahh sampai, turun gih"
Dinda turun, melepas helm yang ia kenakan. Lalu menaruhnya di jok belakang vespa.
"Ini wisata apa sih Rey?" Dinda mengernyit bingung, dari parkiran belum terlihat akan ada suguhan apa di dalam sana . Banyak orang mengantri mengambil tiket masuk wisata itu.
Tanpa menjawab pertanyaan, Rey menggenggam tangan Dinda ke loket pembelian tiket, baru setelah itu keduanya berjalan masuk ke dalam melewati pintu besar yang terkesan biasa saja. Tapi tidak ada yang menyangka isi di balik pintu itu. Dinda dibuat kaget,kagum, intinya speechless melihat apa yang ada di depan matanya saat ini.
"Yuk kesana" Rey menarik Dinda yang masih diam mematung di tempatnya.
"Reyy, ini keren BA-NGETT!" Dinda yang sudah mengambil posisi duduk di sebelah Rey masih saja terpesona dengan keindahan alam ciptaan Tuhan ini.
Hijaunya penggunungan menghampar di depan mata, danaunya yang luas menambah cantiknya pemandangan sore ini. Apalagi matahari hari ini benar-benar indah sekali, layaknya kuning telur, bulat sempurna. Cahayanya yang berwarna seperti kuning ke emas emasan membius semua pasang mata. Angin berhembus memberi kesan rilexs,santai untuk menikmati maha karya Tuhan ini.
"Siniin Jam tangan kamu" Rey meraih tangan Dinda, melepas jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya.
"Hp kamu?"
Dinda mengernyit bingung, "Buat apa?"
"Kita nikmati hari ini, jangan ada waktu yang menganggu sore kita ."
Dinda menurut, memberikan ponselnya , lalu diterima Rey.
Rey memang benar, kadang disaat sedang bersama dengan seseorang, pasti ada saja gangguannya. Mulai dari handphone misalnya, saat kita terlalu asyik memotret pemandangan, sibuk untuk konten insta story atau snap whatsapp, akhirnya kita melupakan orang yang sedang berada di samping kita. Orang yang benar-benar ada di dekat kita saat itu, kalah dengan handphone. Bahkan banyak orang lebih memilih chatt online dengan orang lain dan membiarkan orang di dekat kita begitu saja, berbicara pun hanya dijawab sekenanya, seadanya. Bisa dibilang "mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat" Miris memang.