10. Me Time

58 3 0
                                    

HAPPY READING
_______________________________________

"Hoaaaam" Dinda menguap, menggeliat diranjangnya.

Terdiam beberapa saat mengumpulkan penuh kesadarannya. Hari ini minggu, tidak ada yang mengganggu tidurnya pagi ini. Bangun pukul 09.00 memang kenikmatan yang tiada duanya bagi Dinda.

Setelah 100% kesadarannya terkumpul, ia bangkit dari tidurnya, "Loh, inikan jaket Rey" Jaket berwarna army itu jatuh ke lantai, lalu diambil Dinda. Kemudian ingat dengan kejadian tadi malam.

"Astagaaa pasti gue ketiduran dimobil Rey semalem" Pekik Dinda.

"Berarti Rey juga yang bawa gue ke kamar, nggak mungkin kalau mama. Bisa-bisa encoknya kumat" Pikir Dinda sambil menaruh jaket itu.

                              ******
Minggu ini Dinda tidak ingin kemana-mana, ia hanya ingin dirumah dan Me time! . Memanjakan dirinya dirumah, setidaknya bisa menyembuhkan lelahnya. Dinda sudah mandi, kegiatan selanjutnya ia menyiapkan masker organik favoritnya. Sudah lama ia tidak memanjakan wajahnya.

Aroma masker coklat yang menempel diwajah Dinda membuat siapa saja rilexs saat mencium aromanya. Dinda juga menempelkan irisan timun tipis dimatanya, menyandarkan tubuhnya di kursi balkon kamarnya.

"Ahhh ganggu aja sih" Umpat Dinda ketika dering hpnya berbunyi. Telfon dari Sofi, sudah pasti ingin menanyakan kejadian semalam.

"Gimana tadi malam?" Tanpa babibu Sofi langsung meluncurkan pertanyaannya ketika sambungan telfon sudah diangkat.

"Astaga Sofi! Lo ganggu me time gueee" Teriak Dinda diponselnya.

"Hehe ya maap, gue kan nggak tau kalau lo lagi me time" Sofi terkekeh

"Tapi tadi malam berhasilkan buat Rey ter-pe-so-na?" sambungnya lagi

"Rey bilang, kalau suka sama gue"

"Whatttttt dia nembak lo? Gila gila gilaaa" Tanya Sofi antusias

"Bukaaan, bukan nembak."

"Lalu?"

"Cuma bilang suka, bukan nembak asal lo tau" Jawab Dinda kesal.

Dinda pikir semalam Rey juga nembak dirinya, tapi untung saja tidak. Dinda belum siap jawaban, bingung dengan perasaannya saat ini.

"Sumpah deh, gue bingung sama kalian. Tapi gue yakin, cepat atau lambat Rey bakalan nyatain cinta sama lo" Ucap Sofi dengan nada yang dibuat serius.

"Tapi gue bingung sof"
"Bingung kenapa?"
"Yaaa lo kan tau, dulu gue pernah dihianati sama cowok brengsek itu. Gue takut semua bakal terulang lagi, meskipun bukan dengan orang yang sama. Gue nggak bisa bayangin kalau itu sampai terulang lagi, rasa sakit yang dulu aja sampai sekarang belum hilang, apa iya gue harus memulai lagi? Dan lagian gue belum lama kenal sama Rey"

"Tapi lo juga suka sama Rey kan?" Selidik Sofi

"Hmm yaaa gitu Sof pokoknya" Jawab Dinda malu-malu.

"Alaaah bilang iya aja susah amat, lo coba aja dulu sama Rey. Gue yakin, Rey bukan tipe cowok yang kayak gitu kok. Kalian kan juga saling suka."

"Darimana lo tau kalau Rey nggak kayak gitu?"

"Dari sifat dia ke cewek-cewek. Emangnya lo nggak liat apa, gimana cuek dan juteknya Rey sama cewek-cewek yang ngedeketin dia kalau lagi di sekolah. Padahal jelek juga nggak kok cewek itu. Tapi sama lo? Dia udah nyatain suka sama lo"

Dinda diam, berfikir "Iya juga ya" Gumam Dinda pelan, namun masih bisa terdengar oleh Sofi.

"Iyalahhh, makanya besok kalau di tembak terima aja"

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang