14. Rahasia

64 2 0
                                    

HAPPY READING
_______________________________________

Reynaldi :
Jangan lupa, hari ini aku jemput!

Dinda :
Iya,bawel deh

Dinda meletakkan  hpnya setelah membalas pesan dari kekasihnya,

"Ma, Pa hari ini Dinda berangkat sama Rey boleh?"

Nita menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Sedangkan Doni mengerutkan keningnya, memang ia belum mengetahui Rey. Karena dirinya lebih sering di luar kota dibandingkan di rumah. Berbeda dengan Nita yang sudah sering bertemu, ketika Rey menjemput dan mengantar putrinya.

"Rey siapa  Din?" Doni bertanya dengan suara tegas, sambil tetap meneruskan kegiatan sarapan paginya.

Doni memang seseorang yang tegas, tetapi penuh dengan kasih sayang.

"Temen Dinda Pa, dia baik kok. Tanya aja sama mama" Dinda belum berani mengatakan kalau dirinya sudah berpacaran, ia hanya menjawab santai, tapi perasaannya was-was. Takut kalau Papanya akan melarang Rey menjemputnya.

Doni terkekeh pelan " Iya, papa percaya sama kamu. Kamu pasti bisa bedain mana yang baik dan mana yang buruk buat kamu."

Akhirnya Dinda bisa bernafas dengan lega, mendengar penuturan Papanya barusan "Makasih Pa"

"Ya sudah, kalau gitu Papa berangkat duluan. Kamu hati-hati berangkat sekolahnya" Doni memang selalu lebih dahulu berangkat ke kantor, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum deadline.

"Papa nggak mau ketemu Rey dulu?"
"Besok saja, lain waktu Papa bakal nemuin Rey" Doni mengacak rambut Dinda yang terkucir model pony tail. Tidak lupa Nita dan Dinda bersalaman terlebih dahulu sebelum Doni pergi berkerja.

"Assallamuallaikum"

"Wallaikumsallam" Jawab Dinda dan Nita serempak.

Selang 10 menit dari kepergian Doni, Rey datang dengan motor vespanya.

"Assallamuallaikum,permisi"

"Wallaikumsallam" Jawab keduanya kompak.

Nita mendekati Rey dibalik pintu utamanya "Hati-hati ya naik motornya. Jangan ngebut-ngebut"  ucap Nita ramah.

"Pasti tante, tenang aja. Yaudah kalau gitu kita berangkat ya tante"

"Ma, berangkat ya. Assallamuallaikum"
Mereka mencium tangan Nita sebelum pergi meninggalkan rumah.

                                *****
"Rey" panggil Dinda saat sedang ditengah perjalanan menuju sekolah.

"Kenapa?" Rey menjawab sambil tetap fokus dengan kendaraannya, mengendarai motor dipagi hari memang memerlukan konsentrasi penuh, karena jalanan akan ramai sekali memadati jalanan tengah kota.

"Nanti jangan bilang ke anak-anak ya, kalau kita udah pacaran"

"Kenapa?" Dinda bisa melihat Rey mengerutkan keningnya dari kaca spion.

"Aku belum siap kalau mereka semua tau. Pasti bakalan heboh deh, aku nggak suka. Ribet"

"Hmmm" Rey terlihat berfikir sejenak.

"Yaaa? Pleasee"

Rey menghela nafas, "Yaa baiklah"

"Nahh gitu dong, makasih" Refleks tangan Dinda melingkar di perut Rey, membuat Rey tersenyum penuh kemenangan.

"Ehh maaf maaf" Ucap Dinda kikuk, sambil melepas pelukannya.

"Nggak apa-apa. Kan sama pacar sendiri" Rey kembali menarik tangan Dinda  agar kembali memeluknya dari belakang, Dinda hanya menurut.

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang