7. Pesta

43 4 0
                                    


"Besok lo harus datang ke pesta kakak gue" terkesan bukan penawaran tapi perintah.

"Nggak ,nggak. Gue kan nggak diundang"

"Bentar deh"
Rey mengambil ponsel di saku celana. Kemudian mencari nomor kakaknya, setelah menunggu beberapa saat akhirnya panggilan video callnya diangkat, "Kenapa Rey, kakak masih di kampus nih"

"Nggak, cuma mau tanya aja"

"Tanya apa, buruan" Rafiqa terlihat sibuk dengan lembaran kertas dan laptopnya. Biasa anak kuliah tingkat akhir banyak sekali tugasnya.

"Besok malam kan lo ulang tahun, gue ngajak teman boleh?" Rey mengarahkan kamera ke wajah Dinda.

"Boleh dong. Ajak aja, siapa tuh? Baru ya? kenalin ke kakak dong"

Dinda tersenyum malu.

"Yaudah kalau gitu, selesaiin tugas lo sana"
Rey mematikan sambungan video callnya.

"See" Rey tersenyum penuh kemenangan.
"Terserah lo aja deh"
"Bagus. Besok acaranya jam 8. Dresscodenya bebas dan gue jemput lo."
"Baiklah" Dinda pasrah dengan kemauan Rey.

"Nasi goreng 2, cappucino 2. Silahkan" Pelayan mengantarkan pesanan ke meja sekaligus Rey membayarnya. Cafe disini sistem pembayarannya memang seperti itu. Pesanan datang langsung bayar, mungkin menghindari kecurangan pembeli.

"Buruan dimakan"
"Tadikan gue bilang, gue nggak lapar"
"Ya tapi dimakan dong, udah gue pesen masa mau dibuang. mubadzir"

Akhirnya Dinda melaksanakan instruksi Rey, meskipun makanannya tidak habis. Setidaknya sudah dimakan.

******
"Makasih Rey" ucap Dinda didepan rumahnya.

"Gue yang makasih, salam buat mama. Gue balik dulu"

"Hati-hati"

Rey mengangguk lalu melajukan motornya ke rumah.

Sesampainya di rumah, Rafiqa sudah menungguinya di sofa depan televisi.
"Cieee abis kencan" goda Rafiqa

"Cuma temen" Rey ikut duduk disebelah kakaknya

"Masa sih? Jarang-jarang loh adeknya kakak ini ngajak keluar cewek kalau bukan siapa-siapanya" Godaan kakaknya membuat Rey semakin tersipu malu.

"Doain aja"

"Hahaha tuh kan bener" Rafiqa tertawa sambil menunjuk nujuk wajah adiknya yang sudah memerah.

"Kalau dilihat - lihat pas video call tadi, cantik orangnya. Besok jangan lupa kenalin ke kakak, ke mama juga."

"Yaudah ah, mau ke kamar dulu. Capek"

Rafiqa menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum,membuatnya mengingat kisah-kisah sewaktu SMA dulu.

******
"Sof, lo tau nggak sih. Masa nanti malam gue diajak Rey ke ulang tahun kakaknya." Dinda bercerita dengan sahabatnya,kebetulan keadaan kelas masih sepi.

Mendengar itu, Sofi langsung meletakkan handphonenya, "Hahh lo serius Din? OMG!! Berarti lo bakal ketemu sama keluarganya dong. Astagaaa Dinda, gue seneng dengernya"

"Tapi gue merasa nggak pantes diposisi itu Sof, secara guekan baru aja kenal sama Rey"

"Aduhhh lo nggak boleh gitu, kan Rey sendiri yang ngajakin. Pokoknya lo harus tampil semaksimal mungkin, biar si Rey tersepona sama lo."

"Ter-pe-so-na"

"Ya itu maksud gue" Sofi meringis mendengar ralatan dari Dinda.

"Tapi gue nggak bisa dandan, lo bantuin gue dong" Pinta Dinda dengan wajah memelas.

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang