24. Hukuman

18 3 2
                                    

Saat ini hari sudah menjelang sore. Lisa dan Dinda masih duduk di salah satu kedai kopi terkenal dekat kampus nya.

Kedai ini cukup ramai, banyak lalu lalang anak muda yang juga senang berkunjung disini. Meskipun ada juga yang memilih take away , dikarenakan semua kursi sudah penuh.

"Jadi mulai kapan lo jadi asisten pribadinya Pak Yudha?" Tanya Dinda penasaran setelah Lisa memceritakan hukuman apa yang akan ia jalani.

"Be-sok pa-gi" Jawab Lisa penuh penekanan disetiap katanya.

"Selamat menjalani masa hukuman deh kalo gitu" Ledek Dinda sembari menikmati kopi hangatnya.

"Tapi Din, gue nggak mau kalo cuma sekedar jadi asisten pribadinya dan ngga dapet apa apa"

Dinda mengernyit bingung, "Terus, lo mau dapet gaji UMR gitu? Ga mungkin lah, hukuman beda sama kerja ya"

"Bukan itu maksud gue, lo liat aja dah nanti"

"Hmm baiklah, jangan aneh aneh  lo. Dosen loh ini"

Yang Dinda takutkan, Lisa akan berbuat aneh aneh. Tau sendiri kan, ternyata Lisa itu orangnya selalu berfikir out of the box

******

Malam hari tiba, Lisa tidak bisa tertidur pulas seperti biasanya.

Ia hanya sedikit kepikiran tentang apa yang akan Pak Yudha lakukan dengan nya esok hari. Apakah ia harus membawakan setumpuk buku miliknya,apakah ia harus bertingkah seperti pembantu,dan apakah Pak Yudha akan mempermalukannya di depan mahasiswa kampus.

"Ohh God, Kenapa gue jadi takut sih" Lisa bangkit dari tidur lalu meraih ponsel miliknya untuk mendengarkan musik, memang membantu karna akhirnya ia tertidur juga.

                                ******
Seperti baru tertidur beberapa jam ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 6.
Dinda segera siap siap untuk ke kampus nya.
Setelah sarapan, ia pamit dengan Mamanya "Mah berangkat dulu ya"

"Iya,hati hati dijalan ya nak. Bareng Lisa kan?"

Dinda mengangguk lalu segera berangkat.

Memang mereka sering berangkat bersama, memakai mobil Dinda, walaupun masih dengan sopir. Orangtua Dinda tidak mengizinkan ia mengendarai mobil sendiri setelah kejadian menabrak pohon waktu itu. Padahal kejadian itu sudah terbilang cukup lama. Tapi yang namanya orang tua, pasti nggak maulah anaknya kenapa kenapa. Apalagi Dinda anak satu satunya.

****

"Permisi tante, Lisanya sudah siap?"
Tanya Dinda kepada ibunda Lisa.

Tapi tak seperti biasa, katanya Lisa hari ini sudah dijemput oleh seorang cowok pagi pagi sekali.

"Siapa orang itu?" tanya Dinda dalam hati.

Dikarenakan temannya sudah berangkat terlebih dahulu, terpaksa Dinda harus melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa Lisa.

          ******

"Loh Lisa belum sampai ?" Tanya Dinda pada teman yang duduk tepat di belakang bangkunya.

"Belum tuh, nggak bareng sama lo?"

Dinda hanya menggeleng dan duduk di kursinya, sembari menunggu Dosen masuk ke kelas. Dan juga menunggu temannya yang satu itu, kemana dia ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang