4. Pulang Bareng

64 4 0
                                    

                  HAPPY READING

_______________________________________
"Aduhh pelan pelan dong!" Ucap Dinda yang merasa kesakitan karena sikunya sedang dibersihkan.

"Ini udah pelan-pelan kali" Rey kesal, sepertinya ia sudah hati-hati sekali mengobati lukanya, masih saja protes.
"dasar lemah" katanya dalam hati

"Lo kenapa sepeduli ini sih sama gue?" tanya Dinda serius.

Rey menatap Dinda yang duduk bersebelahan dengannya.Berhadapan lebih tepatnya.Tidak ada kalimat bahkan kata yang terucap untuk menjawab pertanyaan itu.

"Dasar cowok ambigu" Pekik Dinda kesal.

"Ya gue cuma menjalankan kodrat gue sebagai manusia untuk saling bantu satu sama lain, dan kebetulan lo butuh bantuan itu."

"Gue nggak minta lo bantu gue."

"Tapi lo mau"

"Ya karena lo maksa"

"Gue nggak maksa ya!" Ujar Rey kesal, sudah ditolong malah ngajakin ribut aja.

"Udah, gue balik ke kelas dulu."

"Oh iya, nanti gue tunggu di parkiran."

Dinda tidak menjawab, dirinya hanya memandang sosok Rey yang sudah keluar dari balik pintu UKS. Lalu ia menyusul ikut kembali ke kelasnya, IPA 1.

                               ******

"Cieee berangkat bareng sama bebeb" Reza menyenggol lengan Rey yang duduk sebangku dengannya.

"Sssstttt!!! jangan brisik, anak pintar mau belajar dulu"

"Ahhhh omong doang lo!"

Rey memang seperti itu, jika membahas soal percintaan ia selalu mengalihkan pembicaraan. Tidak mau banyak bicara, tapi tau-tau dapat kabar udah jadian. Nggak tau kalau sama cewek yang satu ini, sepertinya juga bakal jadi. Karena Dinda itu tipe cewek Rey. Pinter, dan bukan badgirl tentunya. Kita lihat saja nanti kisah Rey dan Dinda selanjutnya.

                              ******
Bel istirahat sudah berbunyi, seluruh siswa berbondong - bondong pergi kekantin. Mengisi perutnya yang sudah didemo . Berbeda dengan Sofi, waktu istirahat seperti ini ia gunakan untuk mengintrogasi Dinda. Mereka sudah duduk berhadapan di perpustakaan sekolah, Dinda yang menarik sahabatnya itu ketempat ini. Ia tidak mau teman-teman kelas tau ceritanya.

Ruang perpustakaan sepi, hanya ada guru piket yang menjaga saja. Jadi Sofi bisa mengintrogasi sahabatnya itu sepuasnya. Benar-benar miss kepo memang.

"Pertanyaan pertama,ini siku lo kenapa?"

"Tadi gue kesrempet motor."

"Kudua, kenapa lo bisa bareng Rey? lo kan naik sepeda?"

"Yaa dia nolongin gue Sof, sepeda gue rusak terus dititipin di parkiran toko terdekat."

"Kenapa bisa telat?"

"Ke UKS dulu tadi, Rey ngobatin tangan gue. Takut infeksi"

"Pulangnya gimana nanti? naik angkot?"

"Rey nyuruh gue bareng dia aja"

"FIKS DIN, PERTAHANKANNN!!!!" Sofi berbicara keras sekali, hingga petugas piket di perpustakaan menegurnya .

"Hahaha sukurin lo! Ini pertahankan apa maksudnya?" Dinda bingung dengan ucapan sahabatnya.

"iya Rey, pertahankan Rey. Dia cowok yang baik Dindaa. Terlalu baik buat ukuran orang yang baru saja kenal. Jangan-jangan dia suka sama lo lagi?"

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang