12. Cara ke 2

39 1 0
                                    

HAPPY READING
_______________________________________

"Kenapa sih Rey, lesu gitu" Rafiqa melempar pertanyaan karena Rey memasuki rumah dengan pemandangan wajah ditekuk sebal. Membuat kakak dan mamanya penasaran dengan apa yang terjadi dengannya. Tidak biasanya Rey seperti itu.

"Capek aja" Rey tak menghiraukan tatapan heran kedua orang di sofa, ia berlalu menaiki tangga menuju kamarnya. Yang ia pikirkan saat ini hanya satu, cara apalagi yang harus digunakan untuk menyatakan cintanya. Cara pertama gagal, gara-gara Siska mantannya.

Rey berniat bercerita dengan ketiga temannya itu.Tapi mereka pasti tidak akan memberi solusi, yang ada malah Rey ditertawakan. Akhirnya Rey memilih memikirkannya sendirian.

"Gue tauuu caranyaa" Rey bergumam pelan setelah menemukan ide yang bagus menurutnya.

Rey akan melakukan aksinya besok, tentunya dengan rencananya yang diharapkan tidak ada penganggu lagi.

                              ******
"Dari mana Din?" Tanya mamanya

"Dari pantai ma" Dinda menghampiri mamanya di depan televisi, duduk disampingnya.

"Ohhh" Jawab mamanya, tatapannya fokus ke acara sinetron favoritenya di televisi.

"Mah?"
"Hmm, kenapa?" Nita menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari TV

"Menurut Mama, Rey orangnya gimana sih?"

Baru setelah mendengar pertanyaan Dinda, barulah Nita fokus menatap anaknya itu

"Kenapa emangnya?" Nita menatap lekat lekat wajah Dinda yang semakin merah merona.

"Cuma tanya maa" Dinda memalingkan wajahnya, supaya tak terlihat mamanya.

"Mama liat sih, dia orangnya baik kok. Suka yaaa?"

"Ihh dia nyebelin tau ma" Protes Dinda

"Nyebelin tapi nyenengin kan? Dulu papa mu juga gitu kok"

"Yaaaah mama malah curhat " Dinda menertawakan mamanya.

"Mama sih setuju kalau kamu sama Rey, cocok" Nita menyatukan tangan kanan dan kirinya, seolah menggambarkan kecocokan Rey dan Dinda.

"Hmm udah ah ma, aku keatas dulu"

Setelah mamanya mengangguk, Dinda berlalu meninggalkan mamanya sendirian. 1 minggu lagi, papa Dinda baru pulang dari luar kota. Kembali dirumah mengisi hari-hari bersama keluarganya.

Usai mandi, Dinda merbahkan tubuhnya di springbad empuknya. Memejamkan matanya , tapi tidak bisa benar-benar terlelap. Hanya sekedar memejamkan matanya saja. Hingga tiba-tiba dering ponselnya berbunyi, menandakan ada whatsapp masuk. Dinda meraih ponselnya di nakas , membuka aplikasi whatsappnya

Reynaldi :
Besok malam dirumah ngga?

Dinda :
Dirumah

"Lah bocah, napa nanya-nanya kalo cuma diread akhirnya. Gajelas emang" Gerutu Dinda menghadapi keanehan Rey yang semakin hari semakin menjadi jadi.

                             *******
"Pagi maa" Seru Dinda ketika menuruni tangga menuju meja makan. Rutinitas Dinda setiap pagi, tidak pernah meninggalkan sarapan. Karena ia punya riwayat sakit magh, jadi tidak boleh sampai meninggalkan makan. Apa lagi sarapan pagi, itu hal yang wajib baginya.

"Pagi sayangg" Jawab Nita sambil menyiapkan sarapan untuk putri tercintanya.

"Nihh makan dulu gih" Dinda menerima sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Dilahapnya dengan cepat, karena ia tak mau berangkat sekolah kesiangan.

PROMISE AT VESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang