My Fiance [VKOOK] ✔

4

Sekolahnya sudah ramai di pagi hari, Taehyung berjalan santai; bersiul mengikuti nada musik dalam airpods yang ia kenakan di telinganya. Hampir semua menatap kagum padanya namun nyatanya, Taehyung tak perduli sama sekali. Bahkan, beberapa waktu kebelakang dia sudah berkali-kali mendengar ungkapan cinta padanya dan dia selalu menolaknya terang-terangan.

Senyumannya mengembang kala masuk ke dalam kelas, berpikir akan disambut oleh sosok teman sebangkunya yang sudah tertebak selalu datang pagi dan duduk di bangku paling pojok. Tapi, senyuman itu luntur kala tak mendapati sosok tersebut. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaannya, namun nihil tak ditemukan. Tentu saja, setiap gerakannya selalu diperhatikan seisi kelas. Apalagi Irene yang dengan semangat menghampiri Taehyung dengan wajah dibuat secantik mungkin.

“Selamat pagi, Taehyung,” sapa Irene dengan senyuman andalannya.

Taehyung menaikan alisnya satu, menatap heran siswi di depannya yang tiba-tiba datang dan setelahnya hanya gumaman tak minat yang ia balas sambil berjalan ke bangkunya; menyimpan tasnya di samping meja dan duduk kembali sambil mendengarkan musik di airpodsnya. Sontak hal tersebut membawa kikikan beberapa siswa-siswi yang membuat Irene menatap sengit kearah mereka. Bagaimana bisa seorang Irene sang primadona sekolah diabaikan oleh anak baru yang sialnya tampan di depannya? Sebut saja, Irene tidak beruntung karena nyatanya Taehyung sedang menunggu atensi teman sebangkunya yang tidak kunjung datang. Bahkan bel masuk pun, keberadaan Jungkook tidak terlihat.

“Kim Taehyung, bisa kau maju ke depan untuk mengisi soal ini? Murid kesayanganku tidak bisa hadir hari ini. Jadi, kau saja yang kedepan.”

Mendengar seruan guru Fisikanya, dia sudah tahu bahwa dia-Jungkook absen hari ini. Dan Taehyung harus tahu penyebab teman sebangkunya tidak hadir.

“Baik, Pak!”

...

“Kau beneran tidak tahu Namjoon dimana, Tae?”

“Tidak Hoseok Hyung. Sudah tiga kali kau bertanya hal yang sama..”

“Tapi, jika Namjoon absen kenapa tadi pagi aku melihatnya di parkiran?” Jimin menimpali setelah meminum pelan bubble teanya.

“Kau benar Jim. Aku juga lihat tadi,” tambah Hoseok.

“Mungkin dia berniat masuk sekolah tapi karena urusan penting jadi balik lagi.” Taehyung menjawab tak semangat sambil memainkan makanannya dengan menopang dagu.

Sontak Jimin menaikan alisnya satu saat melihat Taehyung lesu di depannya, “Kau kenapa? Galau?”

“Hmm..Dia juga absen.”

“Siapa? Jungkook?” tanya Hoseok kemudian.

Taehyung mengangguk sebagai jawaban, “Kiranya..Dia kenapa ya?”

Keduanya hanya geleng-geleng kepala dan mengendikkan bahu tidak tahu, sungguh mereka tidak tahu apapun tentang Jungkook. Meskipun Namjoon cukup dekat dengannya, nyatanya keduanya tidak ambil pusing dengan kehidupan Jungkook.

Dalam lamunannya, sayup terdengar obrolan beberapa siswi yang duduk tak jauh dari bangku ketiganya. Awalanya Taehyung tidak berminat sama sekali, tapi begitu salah satunya menyebut nama Jungkook sontak kepalanya menoleh kearah para siswi tersebut; mendengar seksama apa yang mereka katakan. Sementara Jimin dan Hoseok tidak menyadari tingkah Taehyung, sibuk dengan makanan dan obrolan.

“Katanya si cupu itu tidak sekolah hari ini? Wah..aku harap dia tidak kembali saja untuk selama-lamanya.”

“Hmm..Tapi, Irene. Aku cukup gelisah dengan kejadian kemarin. Maksudku..kau taukan kemarin kau..”

Irene mendelik kearah temannya yang barusan berbicara, “Apa? Kau khawatir padanya? Pergi saja kau, tak usah denganku lagi!”

Dan temannya barusan hanya menunduk setelah mendengar perkatakan Irene barusan. Dia--ralat semua yang kenal Irene terutama para siswi tidak berani menentang Irene. Dia adalah anak salah satu pemegang saham terbesar untuk sekolah mereka. Jika macam-macam padanya, kehidupanmu tak akan tenang. Itu adalah rahasia umum yang sudah terkubur cukup lama dan masih dirasa sampai sekarang.