17

3.2K 355 10
                                    

Taehyung gelisah sepanjang perjalanannya menuju kantor ayahnya. Terus berusaha menghubungi pemuda manis yang selalu menghiasi hatinya setiap saat, Jeon Jungkook sama sekali tidak menjawab telponnya.

Bertanya-tanya pada dirinya sendiri, Jungkook sedang apa, di mana, dengan siapa, apakah dia baik-baik saja. Pikirannya tidak tenang sejak bangun pagi setelah satu panggilan telpon untuknya tidak dijawab.

Lebih menghubungi Seokjin saja, namun jawaban dari sebrang sana dirinya berada di apartemen Namjoon sendirian. Taehyung tahu, Namjoon sedang ada urusan per-OSIS-an di sekolah. Sebentar lagi pergantian jabatan akan dilaksanakan, dia akan sibuk karena itu.

Sama sekali tidak fokus pada jalanan yang bisa saja dirinya teledor dan berakhir kecelakan. Dirinya tidak peduli sama sekali, pikirannya selalu tertuju pada Jungkook. Dia terlalu mencintainya hingga keselamatan di nomor duakan.

Bahkan saat sampai di depan Chanyeol, dirinya masih tidak bisa tenang. Membuat ayahnya meyadari gelagat anaknya.

"Apa ada masalah Taehyung?"

Taehyung menggelen pelan, "Tidak. Aku hanya sedikit khawatir."

"Pada Jungkook?"

Tebakannya benar, anaknya sedang memikirkan tunangannya. Menghela nafas pelan, Chanyeol berpindah duduk di samping Taehyung--menepuk bahunya pelan dan merangkulnya.

"Seharusnya kau mendatangi rumahnya sebelum kesini, nak."

"Aku tidak apa-apa. Terus, Appa mau membicarakan apa padaku?"

Chanyeol tidak lagi merangkul Taehyung, berdiri untuk menuju mejanya yang padat oleh pekerjaannya. Mengambil sesuatu berupa amplop coklat dan menyerahkannya pada Taehyung.

Taehyung mengambilnya, menatap penasaran ayahnya yang masih berdiri di samping depannya.

"Kau akan tahu setelah membukanya, Tae. Dan kuharap kau tidak akan mengecewakanku lagi."

Dibenak Taehyung terus dihantui perkiraan-perkiraan yang semisalnya menyangkut kekecewaan yang dimaksud ayahnya. Praduga yang banyak nyatanya selalu tertuju pada satu duga yang jelas. Begitu dirinya membuka dan melihat isinya, satu dugaan tersebut ternyata benar dan Taehyung malah semakin khawatir dibuatnya.

...

Jungkook tak habis pikir dengan pemuda di depannya, tiba-tiba datang ke rumahnya dan menyeretnya ke sebuah kafe dekat rumahnya. Dengan alibi ingin lebih mengenal Jungkook lebih dalam, pemuda manis itu tidak bisa melawan apalagi protes. Dia merasa tidak enak jika melakukannya.

Mingyu, pemuda tan di depannya tengah memesan apa yang akan ia dan Jungkook nikmati nanti. Selagi menunggu, Mingyu mengajak Jungkook mengobrol.

"Maaf jika aku memaksamu untuk ke sini. Kau tau, pertama kali melihatmu aku langsung tertarik. Aku ingin mengenalmu lebih jauh."

Jungkook menebak jika Mingyu adalah orang yang blak-blakan soal perasaannya. Sangat kentara sekali dengan sikapnya tersebut.

"Tidak masalah, lagipula aku sedang tidak ada kesibukkan."

Jungkook tidak memusingkan ketertarikan Mingyu untuknya. Menurutnya, Mingyu tertarik dalam artian ingin dekat dengannya sebagai teman.

"Oh ya, kau sepertinya punya hubungan dengan teman sebangkumu. Apa itu benar, bahwa kalian berdua berpacaran atau malah... bertunangan?"

Pemuda Jeon tidak langsung menjawab. Tiba-tiba dirinya merasa ragu, bukankah Mingyu terlalu berlebihan untuk sekedar kenalan baru.

"Menurutmu?"


My Fiance [VKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang