(Dari Pinterest)
Malam makin larut, namun kota seakan tidak pernah mati dengan masyarakat yang terus memadatinya. Sama seperti di sebuah club malam di mana sebagian besar pengunjungnya adalah anak muda yang tengah menikmati akhir pekan mereka. Berdansa tanpa malu di lantai dansa dengan iringan musik dari DJ terkenal. Banyak juga yang hanya duduk di depan meja bar dan sofa di setiap sisi ruangan sekedar menikmati minuman haram yang terasa nikmat. Mengobrol tentang hal-hal random asalkan menyenangkan dan bebas.Sama seperti beberapa pemuda yang hampir berusia sama di sudut ruangan, duduk di sofa maroon dengan berbotol-botol minuman yang tidak pernah diperjual belikan dengan bebas. Salah satu dari mereka menuangkan air dalam botol ke dalam gelas dan langsung meminumannya dengan santai. Di sampingnya, seorang pemuda tengah merangkul seorang perempuan berbaju minim sambil menggombalinya. Lalu sisanya, dua pemuda yang lain sibuk dengan ponselnya masing-masing. Sesekali ada yang tersenyum dan terkekeh seolah dunia hanya milik berdua--dirinya dan ponselnya.
"Inilah resiko orang berpacaran dan sudah menikah. Nongkrong seperti ini dengan sahabat pun kalian lebih mementingkan orang yang ada di sana. Ck ck ck.." Ujar pemuda berambut blonde-brown setelah menyelesaikan minumnya barusan--Park Jimin.
"Bisa tidak kau tidak usah protes begitu, Jim. Aku tahu kau cemburu padaku, makanya ajak jadian Sunbae mu itu!" Kim Taehyung, pemuda itu merotasi matanya malas sambil menyimpan ponselnya lagi setelah cukup lama berbalas pesan dengan tunangannya.
"Cemburu? Yang ada homo jadinya!" Jimin bergidik sendiri membayangkan akan seperti apa jadinya jika keduanya menjalin hubungan satu sama lain. Benar-benar membuat Jimin ngeri sendiri.
"Dasar tidak sadar diri! Homo protes homo." Jung Hoseok menimpali dengan nada sarkas, lalu setelahnya bangkit mengajak perempuannya ke lantai dansa. Meninggalkan ketiga sahabatnya dengan Jimin yang mendelik tidak terima kalimatnya barusan.
"Wah..Hoseok kalau bicara seperti itu sedikit seram. Mukanya benar-benar garang.." Kim Namjoon menatap kepergian Hoseok ke lantai dansa, bisa ia lihat sahabat seumurannya tersebut mulai berdansa dengan perempuannya barusan.
"Mungkin kelamaan jomblo, jadi dia lebih sensitif." Timpal Taehyung sebelum meminum minumannya.
"Seharusnya dia bisa dapat pacar, tapi anehnya dia sering menolak wanita diluaran sana. Hoseok Hyung itu keren tapi kerennya itu terimbas dengan kejombloannya." Jimin menggelengkan kepalanya tidak mengerti isi pikiran Hoseok.
"Seperti kau tidak saja Jimin. Lebih baik segera official dengan Yoongi sebelum dia diambil orang." Ucap Namjoon enteng membuat Jimin merengut tidak suka.
"Dia susah didapatkan Hyung. Bebalnya minta ampun. Tapi anehnya aku malah semakin suka padanya."
"Mungkin dia menolak karena kekuranganmu yang kentara sekali, contohnya ya tinggi badanmu. Makanya Yoongi Hyung ogah bersamamu. Hahaha.. Membayangkan kau bersamanya saja membuatku ingin tertawa. Pasti Yoongi malu bila berpacaran denganmu." Taehyung berucap dengan tidak tahu dirinya sampai Jimin ingin memukul wajahnya karena kesal.
"Tertawalah sepuasnya Tae. Kau akan melihat hasilnya karena sebentar lagi Min Yoongi, si Sunbae manis itu akan jadi milikku."
Taehyung masih terkekeh, "Ya ya ya, terserah kaulah. Jangan lupa traktirannya setelah jadian!"
"Seharusnya aku yang bilang begitu Tae." Ucap Jimin sambil menyilangkan tangannya menatap Taehyung yang hanya nyengir sebagai timpalannya.
Terlihat Namjoon sama sekali tidak peduli dengan obrolan tidak penting keduanya. Masih asyik dengan ponselnya berbalas pesan dengan istrinya, Kim Seokjin. Namun setelahnya dia tiba-tiba menegakkan tubuhnya setelah melihat balasan dari istrinya barusan. Langsung saja dirinya pergi dari sana setelah berpamitan dengan keduanya. Membuat Taehyung dan Jimin terheran-heran.
"Namjoon kenapa?"
"Entahlah.."
Jimin melihat kepergian Namjoon yang masih bisa ia lihat sampai pintu keluar club. Namun pandangannya tidak sengaja melihat sesosok orang yang familiar baginya. Berusaha mengingat-ingat setiap orang yang pernah ia kenal dan temui.
"Bukannya itu teman sekelasmu ya?"
"Hah? Maksudmu apa Jimin?"
Jimin pun menunjuk perempuan yang tengah duduk di bagian bar membuat Taehyung otomatis menoleh kebelakang. Terlihat perempuan itu memesan minuman favoritnya jika kesini. Dengan pakaian minim berwarna maroon dan rambut hitam bergelombang tergerai, ditambah sentuhan make up cukup tebal daripada yang biasa ia gunakan. Bae Irene, perempuan itu tampak sangat berbeda--persis seperti wanita dewasa. Bahkan cara minumnya pun terlihat ahli dan berpengalaman.
Perempuan itu pun melihat jam tangannya dengan kesal, "Ini sudah lima menit berlalu dan dia belum datang juga. Kemana sih dia!?"
Tak lama seseorang yang ia tunggu datang--seorang pemuda dengan setelan kasual andalannya duduk di samping Irene. Tersenyum tampan ke arah Irene yang masih merasa kesal atas keterlambatannya.
"Kau terlambat lima menit dan aku tidak suka."
"Maaf cantik. Ada seorang selir yang terus menahanku."
Irene masih terlihat kesal, namun lebih baik tidak memperpanjang masalah tersebut. Terlampau tahu apa maksud kata 'selir' tersebut hingga matanya merotasi malas.
"Sudahlah. Kau pasti sudah paham apa yang membuatku memintamu kesini."
Pemuda itu menganggukan kepalanya mengerti, "Tentu saja. Kau selalu menugaskanku hal-hal menantang dan sekarang kau ingin membuatku akan mati. Tapi tentu saja bayarannya harus seimbang dengan hasil kerja kerasku, sekaligus uang mukanya harus dua kali lipat daripada yang kemarin." Terlihat seringaian tipis di wajah pemuda tersebut.
Irene mendengus mendengarnya namun tetap mengangguk mengiyakan saja supaya lebih cepat.
"Baiklah. Uang tak jadi masalah untukku, asalkan kau mampu membasmi pria jadi-jadian itu dan aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan." Irene menyeringai di wajah cantiknya. Wajah yang menunjukkan aura jahat tersebut nyatanya mampu mrmbuat pemuda di sampingnya merinding--tidak menyangka perempuan secantik Bae Irene memiliki sifat seperti itu.
Bahkan mereka tidak menyadari, percakapan mereka dikuping oleh kedua pemuda yang sedari tadi terus mengawasi keduanya.
"Wah..Aku tidak percaya teman sekelasmu itu ternyata seorang iblis. Untung saja aku tidak jadi mendekatinya." Ucap Jimin menatap tidak percaya ke arah Irene. Dia bisa mendengar cukup jelas walaupun di antara kebisingan orang-orang yang ada di sana. Jarak mereka bahkan hanya dipisahkan oleh lantai kosong sepanjang satu meter.
"Jimin, sepertinya aku mencurigainya."
"Mencurigai apa maksudmu?"
"Entahlah, yang jelas aku khawatir dengan Jungkook." Taehyung berucap lirih namun Jimin masih bisa mendengarnya.
"Tenang saja Tae, tunanganmu akan baik-baik saja. Kau hanya perlu menjaga dan melindunginya."
...
TBC
Lagi kehabisan ide (T⌓T)
Ingat! Vote dan komennya ya...(^▽^)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance [VKOOK] ✔
FanfictionKehidupan si manis dari awal kelas 10 sampai sekarang tidak ada yang berubah. Tidak pernah tenang bahkan sampai murid baru yang menjelma jadi tunangannya saja tak mampu membuat hidupnya lebih baik. Jeon Jungkook Kim Taehyung Other cast »Konten matur...