Chapter 26

658 92 115
                                    

Angin berhembus kencang ke arah tubuh gadis itu, suara gelombang air laut begitu memenuhi telinga mereka. Sebagian rambutnya berantakan, tapi ia tetap berdiri di sana walaupun seorang teman nya sudah nampak kesal.

"Angin nya semakin kencang, kau tau?" si lawan bicara berucap cukup keras karena angin hampir membuat telinganya sakit.

Tak ada jawaban, memori beberapa bulan yang lalu nampak berputar pada penglihatan nya, membuat kedua sisi wajah gadis itu terlihat merona. Kedua sudut bibirnya tertarik sempurna, menampakan wajah nya yang terlihat senang.

"Dan sekarang kau tersenyum sendiri? Hei, kau tak gila kan, Choi Yunseo?"

Masih tak ada jawaban sampai akhirnya ponsel sang pria berdering cukup keras membuat Yunseo menoleh, memperhatikan Mingyu yang kini mengarahkan layar ponsel nya ke arah gadis itu.

"Tuan putri ku sudah menelpon. Ayo pulang!" salah satu lengan Mingyu menarik pergelangan Yunseo, menarik gadis itu untuk menjauhi pantai dan mendekat ke arah mobil nya yang terparkir di pinggir jalan.

Tanpa mengangkat telpon dari Areum lebih dulu, pria itu lebih memikirkan alasan apa yang akan ia buat saat bertemu Areum nanti, hari ini dia sama sekali belum mengabari gadis kesayangan nya sejak pagi dan hari ini sudah hampir malam.

Langkah kaki Yunseo terhenti membuat Mingyu kembali menoleh, memperhatikan gadis itu bingung.

"Apa lagi sekarang?"

"Aku tak ingin pulang."

"Tidak bisa! Seungcheol dan Areum akan membunuh ku jika tahu kau pergi dengan ku tapi—"

"Kalau begitu tak perlu bicara pada mereka kalau aku pergi dengan mu!" Yunseo menampakan wajah memohon nya.

Wajah yang dibenci Mingyu jika gadis itu sudah terlihat menggemaskan, melebihi Areum. Sang pria mendegus pelan, tak bisa menolak apapun jika Yunseo sudah seperti itu.

"Lalu kau akan tidur di sini? Sebentar lagi malam."

"Kita bisa tidur di mobil mu, kan?" Saran Yunseo yang benar-benar terdengar gila di telinga Mingyu.

"Jangan bercanda." Mingyu melangkah lebih dulu menuju mobil nya.

"Cepat masuk! Kita pergi ke Villa keluargaku saja. Hanya sepuluh menit dari tempat ini." Ujar nya penuh penekanan membuat Yunseo dengan segera berjalan ke arah mobil menyusul langkah kakinya.

.

.

.

.

.

"Ahㅡ aku ingat tempat ini."

"Keluarga kita pernah berlibur bersama di tempat ini." Jelas Mingyu sambil menyalakan air conditioner di ruang tamu, "Tak terlalu banyak debu aku rasa." Tubuhnya berbalik melihat Yunseo sambil tersenyum cukup manis, membuat kedua nya hampir saja larut dalam pandangan mereka.

"Kau mandilah dulu."

"Memang nya kau punya baju ganti?"

Mingyu tertawa pelan, "Tak perlu menggunakan baju jika tak ada."

"Dasar mesum!" Yunseo berteriak sambil menjauhi tubuh pria itu dengan wajah yang sedikit merona. Entah kenapa ia sedikit gugup hari ini.

Mingyu mulai duduk pada sofa, melihat beberapa panggilan serta pesan singkat yang dikirim Areum. Menaruh kasar ponsel nya di atas meja, pandangan nya beralih pada ponsel Yunseo yang berada di samping tas kecilnya. Tangan nya bergerak untuk mengambil ponsel itu, menyalakan nya lalu melihat beberapa notif pesan kakao yang ada di layar utama. Entah ada keberanian dari mana dia mulai membuka pesan itu tanpa sepengetahuan pemilik nya, membaca pesan baru serta beberapa pesan lama yang juga di kirim oleh Yunseo.

Ia mendegus jengah melihat pesan yang menurutnya menggelitik, tapi sesuatu dalam tubuh nya tak terima.

Napas nya terdengar kesal, menaruh sembarangan ponsel milik Yunseo. Tubuh nya bergerak menuju kamar mandi dan dia berdiri di sana. Di depan pintu kamar mandi yang tertutup.

"Yunseo-ya, buka pintunya!"

Sang gadis yang berada di kamar mandi sedikit terkejut, kedua lengan nya berhenti membasuh seluruh tubuhnya yang terasa lengket. Ia memilih mengabaikan Mingyu yang terus mengetuk pintu, hanya mencoba untuk mandi dengan tenang.

.

.

.

.

.

Mobil Mingyu berhenti cukup jauh dari gerbang rumah Yunseo, membuat gadis itu membenarkan helaian rambutnya. Mingyu memperhatikan dengan seksama, menarik gadis itu lalu menghapus lipstik yang baru saja di kenakan Yunseo.

"Kau akan terkena marah dua kali lipat jika penampilanmu seperti ini," Ujarnya pelan. "Cepat masuk lalu hubungi aku jika kau tak di marahi."

"Lalu jika di marahi?"

"Tak perlu hubungi aku. Kau yang salah karena kau yang ingin pergi, bukan aku."

"Ish," Yunseo berdesis. Ia menarik napas nya dalam kemudian turun dari dalam mobil Mingyu, membenarkan baju nya yang sedikit berantakan. Menjauhi mobil itu dengan perasaan ragu, sesekali ia melirik ke arah Mingyu yang masih memperhatikan nya dari dalam mobil.

Gerakan tubuh nya terlihat begitu hati-hati ketika ia membuka pintu besar rumahnya, tak ingin menimbulkan suara gaduh hingga membuat orang yang berada di dalam sana sadar kalau gadis itu baru pulang pagi ini, setelah menginap semalaman di Villa milik kedua orang tua Mingyu.
Yunseo sedikit mengambil napas lega melihat situasi rumahnya yang sepi, padahal di jam segini biasanya Areum sudah mondar mandir di dapur.

Ia tak hanya diam di ruang utama rumah itu, kaki nya masih bergerak mencoba masuk lebih dalam hingga mencapai kamar tidurnya.

Walaupun gerakan nya terhenti di depan pintu kamar Areum yang terbuka, telinga Yunseo sayup-sayup mendengar suara Seungcheol. Tapi entah apa yang mereka bicarakan membuat Yunseo penasaran hingga ia dengan berani menerobos masuk ke dalam kamar Areum.

Tatapan nya bergantian melihat ke arah Areum serta Seungcheol bergantian, "Ada apa?" Tanyanya bingung.

"Apa?"

"Aku mendengar kalian membicarakan sesuatu tadi." Jelas Yunseo pada Seungcheol.

"Ah- adikmu ... sudah muntah beberapa kali sejak semalam tapi dia tak ingin pergi ke dokter."

"Areum-a kau sakit?" Dia yang baru saja menginjakan kaki nya di rumah hari ini bergerak cepat menuju Areum, duduk di samping gadis itu lalu mengusap punggung nya pelan.

"Aku baik-baik saja, mungkin hanya lelah."

"Kau yakin?"

Areum mengangguk dengan senyuman nya yang terlihat lemah, wajah nya memang sedikit terlihat lebih pucat.

"Dan kau Yunseo ... semalam kau tidur di mana? Aku tidak melihatmu ada di kamar semalam."

Dia tertawa pelan membuat kedua saudara nya sedikit bingung, "Emm itu- aku menginap di rumah teman ku."

"Sejak kapan kau punya teman? Teman mu kan hanya Mingyu." Ujar Seungcheol membuat Yunseo menoleh cepat, tatapan tak suka itu ia lemparkan pada sang Kakak.

"Oppa! Apa kau sekarang menuduhku tidur dengan Mingyu?"

"Bukan seperti itu—"

"Areum-a banyak istirahat lalu minum obatmu." Yunseo berlalu begitu saja dari kamar Areum membuat kedua saudara menghela napas berat.

Ya, gadis itu marah lagi.

TBC

Pendek ya? Maapin diriku ya? Jangan lupa bintangnya diwarnain terus komentarnya ngegasnya ditunggu dengan sangat >_< marahin aja aku yang suka apdet sedikit doang ini :P

>Minkuk97
>slutherin_

[2] SISTER'S PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang