Chapter 30

720 95 87
                                    

Malam itu cuaca sangat baik. Udaranya dingin namun masih bisa dimaklumi. Awan sedang malas berkumpul, sehingga cahaya bulan terlihat begitu jelas dan menjadi penerangan paling baik. Aktivitas manusia sejalan dengannya, jalan raya ramai akan kendaraan yang lalu-lalang. Esok hari adalah penghujung minggu, sehingga malam yang sangat indah ini menjadi pilihan banyak orang untuk melakukan kegiatan di luar rumah.

Yunseo mengendarai mobilnya dengan perasaan baik. Ia benar-benar mengantisipasi rencana makan malamnya hari ini. Berkali-kali ia menggunakan spion mobil untuk memeriksa penampilannya, tak suka jika ada yang kurang. Orang yang akan ia temui sudah memberi kabar bahwa dia telah sampai di tempat perjanjian, ia semakin semangat. Dalam dua menit ia akan sampai dan bertemu dengan orang itu, sang mantan kekasih.

Begitu sampai, ia langsung saja memasuki restoran. Dari pintu masuk, ia seketika menemukan orang yang ia cari. Ia harus bersyukur ia bisa mendapatkan tempat di restoran yang sangat ramai ini.

Padahal baru beberapa hari yang lalu mereka bertemu, tetapi melihat wajah pria itu tersenyum ke arahnya, rasanya hatinya begitu rindu, seakan mereka tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama.

"Hai, Oppa. Maaf karena aku membuatmu menunggu."

"Aku belum lama sampai. Duduklah."

Bahkan bagaimana cara pria itu menyambut dan menarikkan kursi untuk mempersilahkannya, itu sangat menyenangkan.

"Kau terlihat cantik. Rambutmu bagus."

Pujian seperti itu benar-benar membahagiakan.

"Terima kasih Oppa. Padahal aku hanya menyisirnya saja."

Keduanya sama-sama tersenyum kemudian, seperti tidak pernah ada masalah di antara mereka.

"Oppa, mengapa tiba-tiba mengajakku keluar? Aku hampir tidak bisa datang karena ajakanmu terlalu mendadak," ucap Yunseo sambil tertawa kecil. Ia berbohong, tentu saja. Ia begitu senang bahkan hanya menghabiskan beberapa jam untuk mempercantik dirinya.

Respon Wonwoo adalah tersenyum, "aku harus membayar janjiku tentu saja. Tentang yang terjadi di café waktu itu, aku meninggalkanmu begitu saja, kan? Jadi karena aku punya waktu luang, aku ingin menebusnya."

Yunseo berbunga-bunga. Entah mengapa Wonwoo belakangan ini menjadi sangat berbeda. Ia mungkin berubah, dalam konotasi yang baik. Ini lebih mirip seperi masa awal hubungan mereka. Walau sekarang mereka bukan lagi pasangan kekasih.

"Pesanlah apa yang kau inginkan. Aku yang akan traktir."

"Oh, Oppa, apa kau sudah punya jabatan tinggi?"

"Belum sampai pada titik itu, tapi aku masih mampu kalau untuk memberimu makan malam ini."

"Haha... Baiklah, Oppa."

.

.

.

.

.

Suasana makan malam di rumah besar keluarga Choi sedang mengalami kesulitan. Si anak tertua dan sang kekasih bergantian mencoba membuat obrolan atau lelucon kecil agar makan malam mereka tidak begitu sunyi, namun tak ada satupun yang berhasil menghilangkan kegelapan di wajah Areum.

Areum makan dengan pelan. Kunyahannya begitu pelan. Ia pun hanya makan sedikit, satu mangkuk nasi saja belum habis apalagi untuk menghabiskan semua makanan yang ia buat. Seungcheol pun terkejut ketika ia melihat semua makanan yang dibuat Areum, karena terlalu banyak dari yang seharusnya.

"Ah, bagaimana ini. Aku sudah sangat kenyang namun makanannya terlalu enak untuk tidak dihabiskan."

Biasanya kalimat seperti itu akan memancing senyum di wajah Areum, namun sekarang gadis itu bahkan tidak mendengarkannya.

[2] SISTER'S PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang