Chapter 48

415 62 17
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba. Ia datang tanpa gangguan. Persiapan menantinya berjalan dengan baik. Rencana yang disusun semua sukses tanpa ada batu-batu kerikil. Hanya dalam beberapa jam, sepasang cincin juga untaian janji telah mengikat kedua insan rapuh itu menjadi pasangan suami-istri.

Mereka tiada henti memberikan senyuman. Satu memberikan senyuman sebagai formalitas, satu lagi sebagai totalitas. Tidak tanggung-tanggung, semua tamu istimewa mereka tipu mentah-mentah. Pernikahan sederhana namun sangat berkelas itu seakan didasari cinta sejati.

Kepala keluarga Choi beserta sang istri bahkan lebih profesional lagi. Kecerdasan intrapersonal mereka bersatu padu dengan kecerdasan linguistik, mereka berlaku seperti penyelenggara dengan sangat rapi. Dibantu oleh si menantu, mereka begitu akrab seperti pernikahan ini benar-benar nyata.

Areum tertunduk lelah. Ia merasa keramaian tidak cocok untuknya. Ia tidak bisa berlama-lama melayani tamu. Selain karena kondisi tubuhnya yang sedang tidak normal, ia juga jengah dengan tatapan dari beberapa orang. Orang-orang yang sangat mengintimidasi, tidak satu detik pun membuat perasaannya nyaman. Ia sudah tau bahwa ia telah dibenci. Namun ia tidak tahan dengan kepura-puraan mereka yang menyembunyikan kebencian dibalik senyuman. Tawa mereka menyakitkan, seperti ia tengah ditusuk tiap kali mendengarnya.

"Areum, kau baik-baik saja?"

Setelah terduduk lemas sendiri di sudut, akhirnya seseorang menghampirinya.

"Jika kau lelah, kau boleh pergi lebih dulu. Acaranya sudah selesai. Semua tamu sudah pulang. Kakakmu hanya mengurus sedikit masalah lagi." Kalimat itu disampaikan oleh Bona, sebagai satu-satunya orang peduli di antara semua orang yang tahu akan kondisi tubuhnya.

"Bagaimana dengan Oppa?"

"Dia ... Kau tau bagaimana ayahmu, kan? Seungcheol sedang berusaha mengimbangi ayahmu yang terus saja bicara," jelas Bona pelan.

"Wonwoo Oppa?"

"Aku akan panggilkan dia. Lebih baik kalian pergi lebih dulu."

Bona hendak melakukan apa yang ia katakan, tetapi Areum menahannya. "Tidak apa, Eonni," ucapnya pelan. "Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu duduk."

"Benarkah?"

"Iya. Aku tidak apa-apa."

Bona mengindahkan ucapan Areum lalu pergi meninggalkannya lagi. Gadis itu yakin bahwa ia baik-baik saja dan memang seperti itu adanya. Hal yang membuatnya tak nyaman adalah gelak tawa sang kakak perempuan dan mantan kekasihnya bersama sang ibu.

Areum menyadari perubahan sikap mereka berdua sejak hari itu. Hari di mana ia mengungkapkannya pada Mingyu. Ia berpikir Mingyu akan hilang dari hidupnya, tetapi tidak. Pria itu masih di sini. Dia berlaku seperti tidak terjadi apapun. Ia bersikap layaknya Mingyu yang sama. Itu memang bagus, tetapi Areum merasakan adanya kepalsuan. Kedua orang tuanya tidak tau tentang hubungan mereka. Hal yang mereka tau adalah Seungcheol yang memiliki Bona sebagai tunangan dan Yunseo yang punya kekasih. Mereka tidak tau siapa kekasih Yunseo.

Saat ini, Mingyu tengah memegang peran itu.

Tepat di depan semua orang, mereka terlihat begitu dekat. Genggaman tangan mereka erat, itu bukan genggaman sesama sahabat. Interaksi mereka juga mesra. Siapapun yang melihatnya pasti menyangka mereka sepasang kekasih. Areum tidak bisa menghentikan dirinya untuk berpikiran bahwa semua itu adalah bentuk balas dendam mereka terhadapnya. Untuk beberapa alasan, ia kembali mengalami vertigo ketika melamunkan pemandangan yang ia lihat.

"Areum-a? Hei, apa kau baik-baik saja?"

Areum mengenali orang itu hanya karena suaranya, ia tidak bisa mengangkat kepala karena serangan vertigo itu.

[2] SISTER'S PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang