Chapter 24

744 86 18
                                    

Hanya satu kalimat yang menggambarkan Yunseo saat ini, Bosan.

Ya, gadis itu benar-benar kebosanan setelah duduk cukup lama di tempat yang memang ramai karena teman satu kantor Seungcheol. Belum lagi karena kakak dan adiknya terlalu asik dengan pasangan mereka masing-masing. Padahal ketiga nya duduk saling bersebelahan. Yunseo hanya bisa diam di temani satu gelas minuman serta ponsel kesayangannya.

Tak ada yang menyapanya sejak ia datang beberapa menit yang lalu. Acara makan malam nya pun belum di mulai karena beberapa teman Seungcheol memang belum datang. Beberapa kali Yunseo melirik ponselnya yang masih saja tak memunculkan notifikasi dari seseorang yang ia harapkan.

Gadis itu terlalu bermimpi mendapatkan balasan dari mantan kekasihnya hanya dengan sebuah kalimat singkat 'terimakasih.' Benar-benar konyol. Ia sendiri sedikit menyesali perbuatannya yang terlalu spontan, mengirim pesan tidak penting seperti itu. Pada akhirnya dia sendiri yang memikirkan hal ini.

"Oh itu mereka—" suara Bona yang jelas di kenali oleh Yunseo tak membuat gadis itu penasaran siapa yang tengah mereka tunggu. Dia bahkan masih saja diam menatap gelas minuman nya yang hampir kosong.

"Yunseo ayo sapa mereka," bisikan pelan Seungcheol membuat gadis itu tak menolak. Ia hanya berdiri dengan malas-malasan membungkukan sedikit badan nya sambil mengeluarkan satu kalimat.

"Annyeonghasseo," ujarnya pelan dengan mata melirik sekilas ke arah beberapa orang yang baru saja datang. Pandangan nya berhenti kala kedua mata cantiknya menatap sosok itu.

Sosok pria yang ia pikirkan beberapa hari terakhir ini. Sosok pria yang tak bisa tergantikan pada sesuatu di dalam dirinya.

Tak ada senyuman dari pria itu, keduanya hanya saling menatap dengan tatapan rindu. Tak ingin terlihat lemah Yunseo mengalihkan pandangan nya dan segera duduk kembali, sialnya pria itu pun ikut duduk di hadapan Yunseo. Bukan hanya Jeon Wonwoo tapi juga beberapa teman Seungcheol yang baru saja datang.

Di sana bukan hanya Yunseo yang terkejut karena kedatangan Wonwoo yang ikut serta dalam acara makan malam hari ini, tapi juga Areum dan Mingyu. Beberapa kali pria bermarga Kim itu melirik sahabatnya, memastikan keadaan Yunseo baik-baik saja, tapi tidak dengan Areum.

Ia mencoba memastikan dirinya sendiri baik di hadapan sang kekasih walaupun ia benar-benar terkejut.

"Haruskah kita bicara sebentar?" Seungcheol yang cukup peka dengan perubahan sikap Yunseo berbisik pelan, membuat gadis itu beranjak dari sana tanpa pamit. Seungcheol bergerak mengikuti langkah sang Adik, berjalan keluar ruangan mewah yang sengaja pria itu sewa hanya untuk acara makan malam hari ini.

"Kenapa kau—"

"—Kau akan menolak jika tau Wonwoo datang ... Benar?"

"Tapi oppa kau tau aku—" gadis itu menggantungkan kalimatnya, meremas ujung mini dress yang ia kenakan. Ingin sekali ia berteriak karena ia menjadi sangat tidak tenang.

"Aku mengadakan acara makan malam ini karena proyek ku sudah berhasil dan Wonwoo adalah salah satu orang yang ikut bekerja sama dengan proyek ini. Itu sebabnya aku mengajak Bona dan—"

"—Tapi seharusnya kau bicara padaku lebih dulu, lagi pula ini hanya makan malam kan? Aku tak datang pun tak jadi masalah."

"Ini bukan makan malam biasa Yunseo-ya," Sang Kakak menelatkan kedua tangan nya di atas bahu Yunseo, meremas pelan bahu kecil itu. "Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian semua di sini. Jadi tolong mengerti, kalian tak perlu saling bersapa jika—"

"Oke! Kau ingin aku melakukan apa sekarang? Terlihat biasa saja di depan mantan kekasihku itu?"

Seungcheol mengangguk, mengelus surai milik Yunseo. "Kau harus tetap di sini sampai acaranya selesai."

.

.

.

.

.

Ini puncak acara yang sebenarnya, bukan hanya sebuah acara makan malam tapi sebuah kejutan untuk keluarga Choi.

"Wah, kurasa aku akan gila sebentar lagi." Celetukan Yunseo membuat Areum terkekeh, mata kedua wanita itu fokus pada dua orang yang kini tengah berpelukan. Setelah Seungcheol memberikan sebuah cincin pada Bona.

Benar, pria dewasa itu melamar gadis cantik yang bekerja di kantor yang sama dengan Wonwoo setelah ia benar-benar memantapkan hatinya pada Bona. Di depan semua orang.

"Kau harus cepat mencari pasangan Yunseo-ya, jika tak ingin di langkahi oleh Areum." Mingyu ikut berbicara di samping Areum membuat kekasihnya tertawa pelan.

Luar biasa tebal wajah pria itu, tidak sama sekali ia memikirkan perasaan Yunseo saat ini. Mood nya kembali dalam keadaan tidak baik. Setelah semua orang sibuk menyoraki mereka yang berbahagia, Ia meraih tas serta ponselnya. Keluar menuju gedung itu tanpa memperdulikan panggilan Areum juga Mingyu. Mungkin ini alasan kenapa Seungcheol ingin dia ada saat makan malam hari ini.

Ini alasan kenapa dirinya harus ada di sana.

Yunseo cukup senang melihat Kakak nya mempunyai calon yang memang ia cukup kenali. Dia pun setuju dengan pilihan Seungcheol, tapi satu hal yang ia tak bisa terima.

Kenapa di saat Yunseo dan Wonwoo mempertemukan mereka, justru Seungcheol yang bahagia memiliki Bona. Kenapa hubungan Yunseo dan Wonwoo malah berakhir? Apakah dia terlalu egois? Atau malah sebaliknya. Karena Wonwoo tidak terlalu memperlihatkan bagaimana perjuangan nya?

Entah lah kepala nya begitu penat sampai-sampai ia lupa di mana ia memarkirkan mobilnya sendiri.

"Mobilmu di sebelah sini."

Suara dingin itu terdengar di pendengaran Yunseo, membuat ia tak tau lagi harus melakukan apa. Bahkan tubuhnya sama sekali sulit untuk di gerakan.

"Kau mencari mobil mu, kan?"

Tak ada jawaban, Yunseo hanya coba menguatkan dirinya untuk terlihat baik. Ia berbalik tanpa melihat ke arah pemilik suara itu. Ia melewatinya begitu saja tanpa menatapnya.

Pria itu tidak diam, dia mengikuti langkah kaki Yunseo menuju mobil nya.

"Bukan kah kau harus mengatakan terimakasih padaku? Yunseo-ya."

Wonwoo tersenyum miris, lidahnya baru saja lancang memanggil nama gadis yang benar-benar
ia rindukan. Tak ada reaksi berlebihan dari Yunseo, dia masih saja diam di depan pintu mobilnya.

"Kau—"

"Haruskah aku mentraktirmu makan?" ajakan yang begitu mendadak membuat Wonwoo mengangguk ragu, Yunseo tersenyum singkat. Benar-benar singkat, dengan pandangan nya kini beralih pada Wonwoo. Penampilan pria itu kini benar-benar menawan, terlihat jelas kemeja yang ia lipat tangan nya hingga siku cukup mahal.

Ya, Yunseo cukup tau fashion pria karena ia sendiri yang selalu membelikan Kakaknya kemeja kantor.

Pria itu sendiri tersenyum kecil, ia menyambut ajakan itu dengan perasaan ria walau ia tak tunjukkan. "Haruskah aku yang memilih tempatnya?"

"Tentu, pilih tempat sesukamu lalu kirimkan alamat dan waktunya padaku."

"Baiklah." Wonwoo berbalik hendak pergi sebelum akhirnya ia ingat apa yang ingin ia katakan pada Yunseo. "Yunseo-ya?"

Panggilan super lembut Wonwoo kembali menahan Yunseo untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Aku ikut senang dengan pertunangan kakakmu. Mereka cocok bersama."

"Terima kasih."

"Dan ... Cobalah tersenyum seperti biasanya."

Hanya itu.

Setelahnya Wonwoo meninggalkan Yunseo sendirian di area parkir.

TBC

Anggap aja ini hadiah kehadiran kembali (?)
Leave comment down below^ω^

>Minkuk97
>slutherin_

[2] SISTER'S PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang