Di sebuah kota bernama Tokyo berdirilah sebuah rumah yang megah dan di huni oleh sebuah keluarga kecil. Sepasang suami istri itupun memiliki seorang anak perempuan bernama Nanda. Nanda kini berumur 7 tahun dan bersekolah di Sekolah Dasar Tokyo. Nanda adalah anak yang polos,pendiam dan sangat cerdas diantara anak-anak sebayanya.
Nanda kecil pun sangat bahagia bersama kedua orang tuanya. Tetapi semua itu seketika berubah menjadi menyedihkan dan miris. Kedua orang tua kandung Nanda mengalami insiden mengerikan, yaitu terbakar bersama di dalam rumahnya sendiri. Nanda kecil sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi.
Nanda hanya bisa menangis dan akhirnya Nanda pun di angkat oleh seorang saudagar kaya yang memiliki istri dan seorang anak perempuan. Setiap harinya Nanda hanya diam dan tak mau berkomunikasi pada orang tua angkatnya. Seorang saudagar kaya ini bernama Tatsuya dan sang istri bernama Medusa, seorang blasteran Yunani Inggris.
Sementara sang anak bernama Marolyn seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Setiap harinya Nanda selalu mengurus dirinya sendiri tanpa merepotkan sang Ayah angkat. Sang Ayah angkat,Tatsuya sangat menyayangi Nanda karena sifat dan keluguan nya Nanda. Dibalik itu semua, sang istri dan sang anak kandung sangat membenci Nanda.
Setiap harinya saat Tatsuya pergi karena ada urusan kantor, Nanda sering di lakukan tidak baik dan tidak bermoral oleh sang Ibu tiri dan kakak tirinya. Nanda di perlakukan seperti seorang budak dan di siksa mati-matian. Hingga Nanda kecil harus terlambat untuk pergi ke sekolah setiap hari, kelelahan bahkan jatuh sakit.
Tapi Nanda tak pernah berkata apapun itu pada Ayah tirinya karena takut akan ancaman dari Ibu tirinya. Hingga suatu ketika, di pagi hari yang cerah Nanda terbangun dan membereskan kamarnya sendiri. Lalu sang Ayah menghampiri Nanda dan memeluknya dari belakang.
"Nah..ini dia anak Ayah! Hahaha..hayo..! Takut ketinggian gak?" kata sang Ayah sambil mengangkat tubuh Nanda.
Nanda kecil sangat kaget dan kegirangan.
"Ayah, jangan..! Hahaha, aku takut..! Jangan..!" Nanda tertawa girang.
Dan tanpa sepengetahuan mereka berdua. Marolyn pun menatap Nanda dengan tajam dan tumbuh rasa benci di hatinya.
"Ayah, jangan..!" ucap Nanda.
Sang Ayah menurunkan Nanda dan tersenyum manis sambil mengelus kepala Nanda.
"Nah, Ayah hari ini harus kerja..! Kira-kira sampai malam..jadi..Nanda gak boleh kemana-mana sebelum Ayah pulang..ya, bermainlah bersama kakak Marolyn dan ada juga Ibu yang akan menemanimu..!" ucap sang Ayah polos.
"Hm..ya Ayah! Terimakasih dan semangat dalam bekerja.." ucap Nanda.
"Ya, kamu anak yang penurut nak, Ayah bangga memiliki dirimu..!" sang Ayah memeluk erat Nanda.
Lalu Marolyn yang sedari tadi menatap mereka, tiba-tiba pergi dan tampak kesal. Lalu sang Ayah berpamitan untuk bekerja dan Nanda beserta Marolyn pun berangkat sekolah. Disekolah nya Nanda sangat jarang bergaul dan senang berada di perpustakaan. Dan saat jam pelajaran berlangsung, Nanda selalu bisa menjawab semua pertanyaan yang di berikan oleh sang Guru yang mengajar.
Beberapa Guru di sekolah itupun tampak bangga dan senang dengan Nanda. Dibalik itu semua, jalan Nanda tak selalu mulus. Ada saja beberapa temannya yang tak senang dengan kecerdasan nya dan sering sekali membuat ulah pada Nanda. Beberapa jam kemudian, jam pelajaran berakhir dan semua murid beristirahat.
Nanda pun membereskan buku-buku dan memasukkannya ke dalam tasnya. Nanda pun mengambil kotak makannya dan berjalan menuju taman sekolah. Disana, Nanda duduk seorang diri dan menikmati makan siangnya.
"Hei kamu, makan apa ini?" beberapa anak laki-laki yang tak senang dengan Nanda dan berdiri di hadapannya.
Nanda pun terdiam dan sedikit gugup.
"Hn..kau makan apa ini hah? Kau makan sampah ya? Ihh..jijik sekali..!" anak itu meledek dan mengangkat kotak makan Nanda.
"Maksud kalian apa? Aku makan masakan Ibuku!" Nanda kesal.
"Hm..kau kan tak punya Ibu! Itu kan Ibunya Marolyn..kakak kelas kita, kamu kan tak punya siapa-siapa disini..!" kata anak itu.
Nanda pun kesal dan mendorong mereka.
"Kalian jangan berkata seperti itu! Kalian kira kalian itu hebat?" Nanda kesal dan menangis.
"Oh..kau mau mencari masalah dengan kami ya..! Ayo..kemari kau anak kecil!" kata anak itu sambil memukul Nanda.
Nanda pun terjatuh dan menahan kesakitannya. Lalu perkelahian pun berlangsung dengan sengit dan beberapa guru berusaha memisahkan mereka berdua. Nanda tampak lebam di dagu dan dahinya akibat hantaman keras oleh anak-anak itu. Nanda hanya bisa meneteskan air matanya dan menahan kesakitan nya. Lalu beberapa gurunya pun mengajak Nanda pulang.
"Nak..jangan menangis lagi ya..! Perkataan mereka jangan dimasukkan kedalam hati, Ibu tau..mereka adalah anak berandalan dari kelas sebelah..! Kamu yang sabar ya..! Apakah kamu masih merasa sakit?" sang Guru mengobati kaki Nanda yang terluka di depan rumahnya Nanda.
"Aku tak apa Bu! Terimakasih, aku hanya tak suka mereka mengatakan bahwa diriku ini tak punya siapa-siapa.." Nanda nampak sedih.
Melihat dan mendengar Nanda, sang Guru tampak sedih dan perlahan memeluk Nanda dengan eratnya.
"Tak apa, jangan dipikirkan..!" kata sang guru.
"Hei kamu! Mengapa kau disini!?" tanya sang Ibu membentaknya.
Nanda dan sang Guru kaget melihat sang Ibu tiri.
"Maaf..apakah Ibu adalah Ibunya Nanda?" tanya sang guru.
"Bukan! Dia bukan anak kandung saya..! Saya tak sudi dia jadi anak saya..! Saya gak akan menganggap dia itu anak saya dan saya hanya memiliki satu anak..! Jijik saya memiliki anak seperti dia..! Ini kenapa hah?! Kenapa datang-datang nangis-nangis segala..! Kamu itu jangan pernah anggap saya itu Ibu kamu..! Itu, pekerjaan di dapur banyak, belum mencuci, belum masak dan satu lagi ya..! Saya takkan pernah mengurus kamu..!" sang Ibu tiri marah dan meninggalkan Nanda.
Nanda menunduk dan menangis. Melihat hal itu, sang Guru langsung memeluk Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA BERBEDA DUNIA 🌀THE END🌀
Fanfiction"Eh..tak usah repot-repot..aku..!" kata Nanda belum selesai bicara. "Makan saja..aku tau kau belum makan..kau sibuk memikirkan perkataan Ibu tirimu..!" kata pria itu duduk di sebelah Nanda dengan tatapannya yang sedikit misterius.