Alyana mengambil kartu nama itu dan menghela nafas. Ia turun dari mobil itu dan langsung masuk ke apartment nya.
/-----/
" KAU KEMANA SAJA HAA? KAU TIDAK TAU YA AKU HAMPIR MATII? KALAU EMAK KAU TAU GIMANA? HABIS NYAWA KU ANAAAAA! "
Alyana duduk dimeja makan sembari makan semangkuk mie instan dan mendengar omelan Marine yang tampak panik saat melihat Alyana pulang.
" Kan dah gua bilangg! Gua ga kenapa-napa! Ini baju gua curi dari laundry, baju gua kusut. Gua nginap dihotel dekat club semalam " elak Alyana.
" Gua udah balik aja dalam keadaan bernyawa lu harusnya udah tenang. Gua samsek ga kenapa napa " lanjut Alyana.
" Lu... ga dijadiin ons sama cowo kan? " tanya Marine curiga.
" gak lah! gilak lu yaa?! "
Marine berjalan meninggalkan Alyana dengan tatapan curiga. Sedangkan alyana berusaha untuk tetap terlihat santai dan ia berusaha menutupi geraknya yang sedikit gemetar.
Setelah mi nya habis, Alyana berjalan masuk kekamarnya untuk berganti baju.
Ia berusaha dengan sangat keras agar cara jalannya tidak berubah sama sekali." duhh " gaduh Alyana saat ia sudah berada didalam kamarnya. Ia merasa denyut disekitar paha.
cowo ga berotak anjir, batin Alyana.
Alyana mengambil obat penahan rasa sakit yang biasa ia makan saat badannya sakit - sakit. Alyana menghembus nafasnya dan keluar dari kamar.
Alyana melirik arloji putihnya.
8.47AM
" Lu ga kerja rin ? " tanya Alyana.
" boss gua bilang hari ini jam 11 ke cafe trus jam 3 gua udah pulang " ucap Marine.
" Oh yaudah. Gua pergi dulu ya "
" siapp. tiati luu "
Alyana berjalan keluar apartment dan menunggu taxi yang lewat. Sesampainya ia dikantor. Baru saja ia berjalan memasuki kantor, dilihatnya Will berjalan dengan langkah buru-buru dan diikuti oleh seorang wanita.
wah, brarti tiap hari beda - beda. sehari berapa banyak ya perempuan yang dia tiduri?, batin Alyana.
Alyana melihat Sir Will dan perempuan itu masuk kedalam lift yang baru saja mau ia masuki. Alyana memilih untuk berjalan ke lift satunya lagi.
" Hey! Karyawan baru! Sini ! " ucap Will sambil menahan pintu lift dengan kakinya.
" tidak apa-apa sir, saya pakai lift sebelah aja " tolak Alyana.
Will tiba-tiba saja berjalan keluar lift dan menarik Alyana untuk masuk kedalam lift yang sama dengan dirinya. Ia langsung memencet tombol tutup pintu lift.
" ingat, kalau kau perlu bantuan apapun, katakan saja padaku " ucap Will pada Alyana berdiri menjauh darinya.
Alyana keluar dari lift dan langsung menuju ruang kantornya. Ia menghempaskan bokongnya dikursi kantor yang sangat empuk itu.
" ahhh... akhirnyaa " Alyana lega, karena akhirnya ia bisa duduk dan tidak memaksakan rasa sakitnya saat berusaha biasa saja saat berjalan.
Dilain tempat, Will sibuk berkutat dengan komputer dan berkas - berkasnya. Raganya memang sibuk bekerja, tapi siapa tau otaknya terus berpikir tentang kejadian semalam.
Pertama, Ia tidak menyangka ia akan meniduri karyawan barunya. Kedua, hal ini sudah sangat lama tidak Will lakukan. Menyentuh seorang perempuan. Padahal, hampir tiap malam ia mabuk-mabukan, tapi baru semalam ia lepas kendali.
Dan hal ketiga, Will masih merasa tidak enak karena... ternyata karyawan barunya belum pernah melakukan hal tersebut sama sekali. Perempuan itu memang tidak banyak mengeluh karena sudah disetubuhi Will.
Tapi terlihat jelas diraut wajahnya, dia sedih, terpukul.. dan mungkin menjadi trauma sendiri bagi perempuan itu? siapa yang tau? dan sudah pasti wanita itu sangat marah dan kecewa pada Will, ia tidak memberi tau itu pasti karna Will adalah atasannya.
" Halo " ucap Will, setelah sambungan telfon terjawab.
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
(If) He Became Mine [COMPLETED]
RomanceAlyana Prado, seorang gadis berdarah campuran Indonesia - Korea yang baru saja tamat SMA di Indonesia itu memutuskan untuk pindah ke negara lain bersama seorang temannya. Dibalik wajah manis & polosnya, siapa yang tau Alyana ternyata sedang menjalan...