28

64 8 0
                                    

3 bulan sudah berlalu, ternyata Ana benar - benar menganggap ucapan Will dengan serius. Ana tidak pernah terlihat lagi oleh Will. Tapi, Will sempat beberapa kali bertemu dengan sahabat Ana, yaitu Marine.

Setiap kali Marine bertemu dengan Marine dan bermaksud memanggilnya, Marine langsung menjauh dan seolah olah tidak mengenal Will sama sekali.

Terkadang Will merasa hatinya hampa, tapi juga, terkadang ia merasa, ia tidak perlu mengenal Ana lagi. Karena, bagaimana pun, Ana yang pernah menyebabkan kehancuran hidupnya.

/-----/

Siang ini, Will harus pergi bersama Jonash untuk melakukan survei klien baru. Tapi, saat ia sedang membereskan meja kerjanya, handphonenya berdering beberapa kali.

        Missed call
      unknown number

Will sedikit mengernyitkan dahinya. Tidak banyak yang mengetahui nomor dia, karena baginya, nomor telfon adalah privasi. Awalnya Will mengabaikan panggilan dari nomor tak dikenal itu, tapi rasa ingin taunya lebih besar daripada rasa masa bodohnya.

Ia mengambil handphonennya dan menelfon kembali nomor tersebut.

" Halo? " ujar Will.

" Hey Will! Aku menelfon mu beberapa kali, tapi tak kau angkat " ucap seseorang dari seberang sana.

" Maaf, ini siapa? "

" astaga, maaf, aku lupa sudah ganti nomor. Ini aku, josh "

" kau sebenarnya tidak perlu memberitahu ku. Sekarang aku belum cukup persiapan untuk mengambil kembali apa yang sudah kau rebut. Jadi berhenti menghubungi ku "

" Will, pemikiran mu salah besar. Kali ini, aku benar memohon pada mu, kapan kita bisa bertemu? aku akan menjelaskan "

Will terdiam sebentar, ia sedikit ragu untuk bertemu dengan Josh. Tapi ia juga ingin tau, apa kebenaran dibalik kejadian setahun lebih yang lalu.

" pukul 6, dikantor ku " ucap Will.

Will mematikan sambungan telefon itu dan langsung pergi bersama Jonash ke lokasi survei.

Setelah pekerjaannya siap, Will memesan makanan melalui drive thru dan menuju kantornya. Ia memakan makanannya didalam mobil sambil menunggu kedatangan Josh.

Will melihat handphonenya yang bergetar diatas dashboard mobilnya, ia langsung menangkat telefon tersebut.

" Kau dimana? aku didepan kantor mu dan security melarang ku masuk " ucap Josh.

" Aku didalam mobil, berwarna silver. Aku akan menghidupkan sen kanan "

" Baiklah, aku melihat mu "

Josh masuk kedalam mobil Will dan Will hanya diam saja. Cukup lama mereka berdiamanan dan akhirnya Josh melipat tangan didada dan menatap Will. Will yang merasa diliatin, ikut menatap kearah Josh.

" Apa? kau bilang mau menjelaskan sesuatu, cepat! aku mau pulang dan tidur "

" Cih, aku yakin setelah kau mendengar penjelasan aku, kau bahkan ga bisa tidur nanti "

" Jangan banyak bacod, cepat saja "

" Jadi begini, KAU TAU WILL!? KAU ITU BODOH! DARI DULU SAMA SAJA! TIDAK BISA MEMBEDAKAN MANA YANG BAIK DAN MANA YANG TIDAK!! "

Tiba - tiba Josh membentak Will dengan sangat kuat. Will tersentak dan langsung mengangakan mulutnya dan menatap Josh ngeri.

" Kau salah minum obat? " tanya Will.

" Kau yang salah minum obat. Biarkan aku memaki mu dulu, biar aku bisa menjelaskan apa yang terjadi. Jadi, aku tau, kau selalu mengira aku dan Alyana adalah pelaku sebenarnya dibalik kejadian setahun yang lalu "

" mau membenarkan diri lagi? " potong Will.

" Kau diam dulu! Kau salah besar. Aku sama sekali tidak ada kaitan apapun dengan ini. Alyana memang bekerja sama dengan orang itu untuk menjatuhkan mu  tapi aku tidak sama sekali. Awalnya aku sama sekali gak tau apa - apa, sampai saat kejadian itu, Ana sempat hilang beberapa hari dan aku menemukannya dipembuangan sampah kantor mu dulu " Josh dapat melihat raut khawatir pada kilatan mata Will.

" Keadaannya saat itu sangat buruk, aku membawa nya kerumah sakit dan ia hanya koma sehari, setelah ia sadar, aku menanyakan apa yang terjadi padanya dan dia menjelaskan semua. Dan aku sangat mengerti posisinya, dia membutuhkan uang yang sangat besar. Ia memutuskan untuk melakukan hal.itu bahkan sebelum mengenal mu " lanjut Josh.

" Kalau dia mau melakukannya sebelum mengenal ku, kenapa aku sebagai targetnya ? " tanya Will.

" Karena Ana dibayar oleh seorang yang dekat dengan mu sekarang " jawab Josh.

" Siapa? aku rasa aku tidak dekat dengan siapapun sekarang "

" Jonash Exper. Dia yang merencanakan semuanya. Kau tau kan? saat kau yang memegang ahli perusahaan ayahmu dulu, kau selalu semena - mena dengan saham orang yang ditanam diperusahaan mu. Dia tidak senang saat kau memutuskan untuk tidak menjual sedikitpun saham dengannya dan dia juga marah karena kau memutus kontrak kerja sama secara sepihak. Karena itu, perusahaan dia tidak dipercaya oleh orang lagi dan dia sempat mengalami gulung tikar "

" Dan saat Ana pindah ke sini, Ana berjumpa dengannya di club milikmu dan mereka berkenalan. Setelah itu karena mereka saling percaya dan Ana menerima tawaran Jonash untuk membunuh mu dan ayahmu. Dan Ana sengaja melakukan ini karena ia membutuhkan biaya yang besar untuk pengobatan ibunya di Indonesia. Ibunya terkena kanker paru - paru dan komplikasi ginjal. Setelah kejadian itu, Jonash bahkan sama sekali tidak memberi Ana sepeser pun uang dan beberapa hari kemudian Ana mendapat kabar dari Indonesia bahwa ibunya sudah meninggal. Dan dari saat itu, aku yang memberinya bantuan untuk memulai kehidupan yang baru dan ia bekerja diperusahaanku " ujar Josh panjang lebar.

" Sejak kapan kau punya perusahaan? " tanya Will meremehkan.

" Kenapa kau malah mewawancarai ku? aku hanya akan menjelaskan apa yang menurut ku penting dan apa yang harus kau ketahui. Intinya, kau bodoh, kau sudah salah menilai aku dan Ana. Sekarang apa? Ana pindah ke Indonesia dan ku rasa, dia pasti sudah benar - benar muak dengan mu! "

" Tapi, kalau Jonash dalang dari semua ini, kenapa dia membantu ku saat aku kerumahnya? dan bahkan dia yang memberiku pekerjaan yang bagus? Dan kenapa saat aku kerumah mu, kau tidak membantu ku ? " tanya Will.

" Karena dia ingin menutupi kesalahannya. Apa kau tau? Aku sudah berpindah rumah! kau itu bodoh sudah ku bilang. Aku mencari mu seperti orang gila dan tidak mendapat hasil. Setelah kau bekerja sebagai buruh, ku kira kau harus melewati masa susah itu, agar kau dapat belajar untuk lebih menghargai hidup. oh iya! dan karna aku cuma berusaha bercanda dan sok sarkastik, kau lihat ini, bekas garpu yang kau tancap tidak akan hilang! "

Will menatap Josh sebentar dan memukul stir mobilnya dengan kuat. Ia menyenderkan kepalanya dan berfikir keras.

" Kenapa kau tidak memberi tahu ku dari awal ? " tanya Will.

" Oh god, coba kau ingat lagi! setiap aku mau ngomong, kau selalu marah marah seperti wanita hamil 3 bulan "

Will menggeretakkan giginya dan memukul stir untuk kedua kalinya. Ia meletakkan kepalanya diatas stir dan tangannya juga bertumpu pada stir tersebut. Ia mengangkat kepala dan menatap Josh dengan serius.

" Josh.. Kau bisa bantu aku kan? " tanya Will.

" Yes ofcourse aku bisa bantu kau. Kalau aku tidak membantu mu, apa guna ku sebagai sahabat mu, ha? "

Josh dan Will tersenyum dan berpelukan sebentar.

tbc...

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang