Will memarkirkan mobilnya asal karena melihat Ana yang baru saja akan memasuki lobi kantornya. Will turun dari mobil dan berlari mengejar Ana. Saat tiba dibelakang Ana, Will merangkul Ana dengan posesif dan beberapa pasang mata langsung melihat mereka.
" Morning, babe " ucap Will sambil tersenyum.
Ana yang terkejut langsung berusaha untuk lepas dari rangkulan Will.
" Nanti dilihat semua orang gimana?? " tanya Ana panik.
" Biar aja, aku pun udah kasih tau daddy kalau kamu sekarang pacarku "
Will mengantar Ana sampai ke ruangannya. Will sedikit melihat sekeliling, memperhatikan semua karyawan yang sudah Will ketahui pasti hanya berpura - pura fokus.
" untung diruang ini isinya perempuan semua.. aman deh " ucap Will bermonolog.
" ha? kenapa memangnya ? " tanya Ana.
" aman donk, babe. Aku ga mau ada cowo yang dekat dekat sama kamu " ucap Will sambil berkacak pinggang. Ana hanya mendengus mendengar ucapan Will yang terdengar seperti ABG yang baru pertama kali jatuh cinta.
" Aku ke ruangan aku dulu ya "
Ana mengangguk dan tersenyum kearah Will.
grrttt. grtttt...
Ana mengeluarkan handphonenya yang bergetar dari dalam tas. Tertera nomor yang sangat Ana kenal dilayar handphonenya, tapi Ana sama sekali tidak menyimpan nomor tersebut kedalam kontaknya. Ana menghela nafas kasar dan mengangkat telefon tersebut.
" Halo? " sapa Ana.
" I see you baby. Jangan mengulur waktu. Lebih cepat lebih baik, bukan? "
" Iya. Aku butuh waktu, gak bisa secepat itu "
" Besok adalah hari yang tepat. Lakukan sesuai perintahku "
Telefon itu dimatikan secara sepihak oleh penelfon dari seberang sana. Ana menggigit bibir nya dengan kuat. Ia ragu melakukan hal ini, tapi ini adalah sebuah keharusan baginya!
/-----/
7.12PM
" Hi, babe " ucap Will saat Ana baru menjawab telfonnya.
" Iya. Ada apa? "
" Besok hari ulang tahun ku. Kamu tidak perlu datang bekerja. Aku sudah menyiapkan sebuah Dress untukmu, aku yakin itu pas untuk tubuhmu "
" Ha? kenapa kamu ga kasih tau aku dari kemarin?? aku terlihat jahat ya? tidak tau ulang tahun pacarnya sendiri " Ana sedikit terkekeh.
" Tak apa. Yang penting sekarang aku sudah memberi tahu mu. Tidur lah sekarang, besok pukul 6 sore aku akan menjemput mu. See you tommorow my baby girl, love you "
" Okay, baiklah. See you "
Ana mematikan sambungan telfon itu dan melempar asal handphonenya. Ana berkacak pinggang dan menutup matanya. Semua terasa begitu aneh, Ana merasa sedikit takut untuk melaksanakannya.
/-----/
Seharusnya hari ini adalah hari spesial bagi Will. Tapi ia tidak merasakan hari ini adalah hari spesial lagi, semenjak kepergian ibunya, 4 tahun lalu. Selama 4 tahun ini, hari - harinya terasa hampa, tanpa kehadiran sosok ibunya yang hangat.
Will bangkit dari tempat tidur dan mengambil handphone yang ada dinakas. Melihat begitu banyak notifikasi yang muncul, mulai dari instagram sampai line.
Bibirnya tertarik saat melihat nama Ana muncul di list notifikasi nya.
Baby Ana 💓
Happy Bornday ♡. I wish you live your best life and wishing all the best thing comes for you ! God bless you, darl.Senyum Will makin lebar sambil membalas chat dari Ana.
Me
Thank you, babe. You're the best gift i ever had. Stay with me, please. Love you and see you soon my beloved ♥
Will segera bersiap - siap dan langsung menuju Mansion keluarganya. Will melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah mewah bak istana itu dan langsung memeluk ayahnya yang berjalan kearahnya.
" Happy Birthday my Son "
" Thanks dad "
" Jadi, apa yang kamu mau untuk ulang tahun mu kali ini ? "
" Aku mau... Dad memiliki umur panjang dan kesehatan. That's all i want maybe "
Will tersenyum dan merangkul ayahnya berjalan menuju basement. Will dapat melihat sesuatu yang berada di atas lemari kaca. Sebuah kotak kecil berwarna hitam mengkilat.
Ayahnya berjalan mendahului Will dan mengambil kotak kecil itu. Dengan tersenyum, ayahnya melihat kotak itu dengan tatapan penuh arti. Dan ia sedikit mengusap kotaknya.
" this is for you " ucap ayah Will. Sementara Will, langsung mengambil kotak itu dari tangan ayahnya dan membukanya. Will sedikit mengkerutkan kening nya dan kemudian melihat ayahnya.
" Bukankah waktu itu mommy menggunakan ini ? ini cincin pernikahan mom and dad kan ? " tanya Will.
" Yes, you are right. Saat mom akan dikuburkan, aku langsung melepas cincin itu dan menyimpannya. Dulu kami pernah berjanji untuk tidak akan melepaskannya sampai ajal menjemput. Tapi aku rasa kau membutuhkan nya "
" Aku? untuk apa dad? "
" Mommy mu selalu berharap kamu mendapatkan seorang wanita yang bisa mencintai dan menyayangi mu seperti apa yang mom lakukan pada ku dan aku juga mengharap kan hal yang sama "
" Will, aku tidak tau kapan aku akan menyusul mommy mu, hanya untuk berjaga - jaga, aku memberikan ini untuk mu sekarang. Karena, sebelumnya aku menyimpan ini ditempat yang sangat terahasiakan. Berikan ini pada wanita yang tepat. Sepasang cincin ini, akan kalian gunakan sampai ajal memisahkan " lanjut ayah Will.
Will melihat tepat dimata ayahnya. Sudah selama 4 tahun, Will tidak pernah melakukan hal yang sangat ia hindari, menangis. Hal haram yang ia lakukan, sejak kecil, tapi ia tidak dapat menahan tangisnya saat mengetahui kepergian ibunya. Selama berhari - hari ia merasa begitu terpuruk, seperti perempuan yang ditinggal kekasih, ia mengurung diri dirumahnya dan menangis terus menerus.
Dan pada akhirnya, ia memutuskan untuk bangkit dan berhenti bersedih. Ia harus bisa menerima semua kenyataan yang ada. Ia harus kuat melewati hari - hari nya tanpa kehangatan dari ibunya.
Kini, pertahanan Will kembali runtuh. Mata Will tampak basah, sampai akhirnya, air mata itu lolos dari kedua mata indahnya. Ia berjalan perlahan keayahnya dan memeluknya erat.
" Dad, dont talk like that. I dont wanna lose anyone else anymore. One is enough dad, always enough " Will mengucapkannya dengan terisak, sedangkan ayahnya masih tetap menahan nangis sambil mengelus punggung besar Will yang kini bergetar.
" Will... ini hari ulang tahun mu. Kamu harus berbahagia. Ayo, hapus air mata mu "
Will melepas pelukan ayahnya dan menghapus air mata dengan kedua tangannya.
" Dad, aku rasa aku harus pergi sekarang. Aku harus menjemput wanita ku "
" Baiklah. Jaga dia dengan baik, Will "
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
(If) He Became Mine [COMPLETED]
RomantizmAlyana Prado, seorang gadis berdarah campuran Indonesia - Korea yang baru saja tamat SMA di Indonesia itu memutuskan untuk pindah ke negara lain bersama seorang temannya. Dibalik wajah manis & polosnya, siapa yang tau Alyana ternyata sedang menjalan...