16

59 7 0
                                    

Will mengemudikan mobilnya dengan kencang kearah Mansion ayahnya. Ia sesekali mengetuk jari pada stir mobilnya sesuai alunan musik pop yang ia putar. Tak lama kemudian, ia memperlamban laju mobilnya saat memasuki pagar mansion mewah berwarna coklat muda ini, dengan beberapa sentuhan emas dengan motif simpel.

Mobilnya terparkir sempurna didepan mansion itu. Will turun dan langsung masuk kedalam rumahnya. Ia mencari ayahnya kepenjuru rumah, namun, nihil. Ia tidak menemukan ayahnya. Biasa, saat - saat jam segini, ayahnya hanya akan bekerja diruang kerjanya atau menonton film diruang keluarga.

Will menekan beberapa tombol disebelah pintu kamar ayahnya, yaitu sebuah monitor scan password yang juga bisa digunakan sebagai telefon & chatting. Monitor ini ada disemua ruangan diMansion ayahnya. Dan mereka juga bisa menggunakan ini untuk menghubungi para pelayan yang bekerja disini.

" Dimana daddy? " tanya Will sebelum salah satu pelayannya sempat menyapa.

" Selamat Malam Tuan Will. Tuan Kim sekarang sedang berada di Basement bersama beberapa temannya "

" okay, thanks "

Will berjalan dengan langkah besarnya menuju basement. Dan benar saja, ayahnya sedang disana bersama temannya, berbincang sambil menegak beberapa gelas cairan yang Will yakini adalah alkohol. Will menghampiri mereka dan menggelengkan kepala.

Sebenarnya, basement ini tidak yang seperti mungkin kalian pikirkan, ruangan yang sedikit gelap dengan beberapa mobil atau perkakas. Tapi basement sudah seperti rumah dibawah rumah. Ada sebuah kamar tidur, dapur kecil, bar kecil dan ada parkiran mobil yang sangat luas, yang hampir dipenuhi oleh koleksi mobil dan sepeda motor dari Will dan ayahnya.

" Haduh.. You guys are too old for this..- and better give me one " ucap Will sedikit terkekeh.

" Hey Will, umur itu hanya angka bagi kami. Kami akan melakukan apapun yang kami mau sebelum pergi dari dunia. Karena, aku rasa tidak ada minuman seperti ini di surga nanti " ucap salah satu teman dekat ayahnya.

Mereka berempat termasuk Will tertawa saat mendengar omongan itu. Will duduk disebelah ayahnya sambil mendengar percakapan para orang tua itu dan sesekali tertawa karena candaan mereka.

" Will, lusa sudah ulang tahun mu kan? apa kau akan merayakannya ? " tanya Om Jamie.

" Hm... Aku rasa iya, tapi tidak akan pesta besar "

" Kenapa tidak pesta besar? " tanya ayahnya sendiri.

" Lusa umur ku sudah 24 tahun. Bukankah akan terlihat seperti anak kecil kalau ku buat pesta besar ? "

" Lebih baik kau membuat pesta besar - besaran, Will. Kan hanya sekali setahun, lagian, berapa sih yang dihabiskan untuk merayakan pesta itu? aku rasa tidak akan menghabiskan uang mu sepersen pun " ucap Om Gerald, ayah dari Josh.

" Oh.. baiklah. Besok akan kuatur "

Tak lama kemudian, teman ayahnya pamit pulang, karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Saat teman ayahnya sudah pulang, Kim, Kim Maurer Shibata, ayah dari Will berencana akan segera tidur. Namun will menahannya untuk memberitahu sesuatu.

" Dad, aku ada berita baik untuk mu "

" Apa itu? Jangan bilang, kamu membeli rumah atau mobil baru, atau jangan - jangan.... kau membeli gedung di Dubai yang pernah kau katakan itu? " tanya Ayahnya sanksi.

" No, dad. I got something really special for myself "

" Cepatlah, daddy mu ini sudah sangat mengantuk "

" Dad, i got girlfriend now " ucap Will dengan raut wajah yang sangat bahagia.

" Wahh.. Last time that i know you had a girlfriend was 6 years ago maybe? i thought maybe you... u know lah "

" Gak lah dad, selera ku masih perempuan " tawa Will.

" Hm.. baguslah. Jaga dirinya. Perlakukan dia dengan baik dan jangan pernah sakiti seorang perempuan. Saat kamu menyakiti seorang perempuan, itu artinya kamu sudah berhenti menghormati ibu mu "

Will mengangguk kuat dan pamit dengan ayahnya. Walau mansion ini milik keluarganya. Will sudah terbiasa tinggal sendiri sejak tamat SMA. Ia memiliki apartment nya sendiri.

tbc...

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang