31

62 8 0
                                    

Pagi ini, Will memutuskan untuk bekerja. Ia bertemu dengan Jonash dan tersenyum sangat manis pada Jonash, dan hal ini adalah hal yang tidak pernah Will lakukan.

" Kau sudah pulih Will? " tanya Jonash.

" Sudah, kenapa? "

" Oh bagus lah. Ini, aku ada pekerjaan untuk mu, tolong input ini kedalam keuangan kita dan tolong tambahkan jadwal ku, hari ini kita akan ada meeting dari jam 10 pagi sampai jam set 12 saja " jelas Jonash sambil menaruh sebuah map diatas meja Will.

Will menganggukkan kepalanya dan kembali bekerja. cih, malam itu kau menyebut ayahku dengan nama Maurer, aku baru sadar, kau satu - satunya orang yang pernah memanggil nama tengah ayah ku sebelumnya, batin Will.

Will mengangkat handphonenya dan membuka chat Josh.

Me
Jam 1 nnti kami ada meeting. Datang saat itu aja

tingg.. Will langsung membaca pesan yang dibalas Josh.

Josh
Baiklah. Aku akan memberitaunya pada Sir James skrg

Will kembali menyimpan handphonenya dan meneruskan pekerjaan. Sampai jam 10 sudah tiba, Will membereskan barangnya dan membawa keperluan ke ruang meeting.

Saat Will masuk keruang meeting, semua orang yang diundang untuk melaksanakan meeting ternyata sudah semuanya datang dan tinggal menunggu kedatangan Jonash.

Setengah jam sudah berlalu, beberapa kolega kerja dan karyawan terlihat risau.

Will mengeluarkan handphonenya dan mencoba menelfon Jonash namun nihil, Jonash meriject panggilan Will. Will memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan menelfon Josh.

" Josh! "

" Ya? kenapa? kami baru tiba diparkiran, jalanan macet sekali, tiba - tiba semua lampu lalu lintas tidak beraturan, baru lampu hijau tapi langsung lampu merah, begitu terus " ucap Josh.

" Jonash gak disini! meeting kami jam 10, tapi sampai jam segini dia gak ada dikantor. Tadi aku coba telfon dia tapi diriject! "

" Apa mungkin dia kabur?? " tanya josh.

" Shit! " umpat Will.

Will berlari keluar dari kantor dan menghampiri Josh beserta kelompok polisi.

" Track lokasinya! kita kejar saja dia! " ucap Will.

Para polisi sibuk menghubungi kantor pusat untuk melacak lokasi live Jonash. Saat mereka sudah menemukannya, para polisi mengabari satu sama lain dan tidak lupa memberi tahu Will dan Josh.

Will dan Josh berlari kearah mobil Josh, ia melemparkan kunci mobil sportnya itu kepada Will.

" I trust you to drive " ucap Josh dan dibalas anggukan oleh Will.

Will langsung melesat kejalanan dan mengikuti arah Jonash. Ia lari kearah pelabuhan. Will menginjak pedal gas dengan dalam. Lampu lalu lintas berulah lagi, baru saja lampu hijau menyala, tiba - tiba saja lampu tersebut berubah menjadi merah.

" Ini pasti ulah dia! " bentak Will.

" Langgar saja semuanya Will! "

Will mengendarai mobilnya diarea pesepeda, ia menekan klaksonnya panjang agar semua orang yang ada dilajur tersebut menyingkir dari sana. Semua orang mengumpat pada Will namun apa perdulinya.

Will kembali melihat titik Jonash, sudah hampir dekat dan Jonash tampaknya berhenti, karena titik itu tidak bergerak lagi. Sebelum sampai dititik itu, Josh mengeluarkan dua buah pistol dari laci yang ada didashboard mobil itu. Ia menyodorkannya ke Will dan langsung diterima Will.

" You still remember how to use well, huh? " tanya Josh.

" I always remember, how to shoot my enemy " jawab Will dengan smirk diwajahnya.

Will memelankan laju mobilnya saat ia melihat mobil Jonash terparkir ditengah  pelabuhan.

Will dan Josh turun dari mobil dengan senjata ditangan. Will mendekati mobil tersebut dan melihat Jonash duduk didalam mobilnya tanpa ekspresi. Will sedikit merunduk dan mengetuk kap mobil Jonash.

" Keluar lo " ucap Will dengan sedikit keras.

Jonash keluar dari mobilnya dan berjalan kearah Will. Will sedikit menjauh, jaga - jaga agar tidak terlalu dekat dengan Jonash.

Jonash masih diam, ia memandangi Will dengan tatapan kosong. Jonash mengeluarkan sebuah pistol yang ukurannya lumayan kecil dari salah satu saku jas nya. Will masih menahan diri untuk tidak langsung menahan Jonash.

Jonash mengangkat pistol itu dan mengarahkannya kepelipis kanannya. Will tampak mengkerutkan keningnya.

" Aku lebih baik mati daripada harus mendekam dipenjara " ucap Jonash.

" Huh.. Bahkan neraka gak mau menerima mu. Kau terlalu hina! "

Will awalnya berfikir bahwa ini hanyalah akal - akalan Jonash untuk mengalihkan perhatian Will. Tapi Will dapat melihatnya, Jonash menekan pelatuk itu dengan perlahan.

" Stop doing it, you shit! " umpat Will sambil berjalan mendekat.

" Hentikan langkah mu, atau kau yang akan kubunuh! " teriak Jonash.

Will mundur teratur dan menatap Jonash dengan tajam. Tiba - tiba Jonash menurunkan pistolnya dan menembak kaki Will, tapi Will dengan sigap langsung mundur dan untungnya peluru itu mengenai lantai. Jonash berlari kearah pinggir pelabuhan yang langsung menampakkan dalamnya lautan biru itu.

Will berhenti tepat didepan Jonash dan mengulurkan tangannya.

" Jangan gila! Apa kau tau berapa dalam lautan ini?? " ucap Will.

Jonash menerima uluran tangan Will dan tiba - tiba menarik Will untuk ikut terjun kedalam lautan.

Pistol Will terjatuh didaratan tadi. Jonash meraih leher Will dan mencekiknya dengan kuat. Dari kantung jas nya Will mengeluarkan pisau lipat yang memang selalu ia bawa kemanapun. Ia membuka pisau itu dan menusuk perut kiri Jonash dan ia melihat darah meluap dari sana.

Jonash semakin mengencangkan cekikannya dan memukul kepala Will. Will terus menggerakkan kakinya agar tidak semakin jauh turun kedasar laut. Nafas Will kian habis, Ia berusaha melepaskan tangan Jonash.

Saat tangan Jonash lepas dari leher Will, Jonash menarik keluar pisau yang ditinggalkan Will diperutnya. Ia mengores leher Jonash lumayan dalam lalu menusukkan pisau tersebut pada dada Will.

Will membelalakkan matanya seketika. Mereka berdua berusaha berenang untuk naik kepermukaan air. Namun, mereka kehabisan oksigen dan kekurangan banyak darah karna luka yang mereka buat pada satu sama lain. Will merasa badannya sudah menyatu pada air laut ini, bahkan rasa sakit dari luka nya sama sekali tidak terasa.

Will merasa badannya mengikuti kemana arah air ini mengalir. Tapi badannya terlalu lemah, bahkan untuk membuka mata rasanya pun tak sanggup lagi.

tbc...

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang