21

58 9 0
                                    

Will berjalan keluar dari tempat kerjanya dan menunggu bus dihalte terdekat. Ia terpaksa harus menunggu bus selanjutnya karena ia tertinggal bus yang mengarah keaparmentnya dan artinya, ia harus menunggu selama 40 menit.

" Tidak lebih baik jalan kaki saja Will? " tanya teman kerjanya.

" Tidak. Aku nunggu bus saja, terlalu lelah untuk berjalan 6 kilometer " ucap Will.

" Baiklah. Aku duluan ya "

" Iya, hati - hati "

Hari sudah mulai gelap, Will memakai tudung kepala dari jaketnya. Jalanan juga semakin sepi, karena daerah ini tidak banyak pertokoan dan rumah penduduk, hanya ada gedung - gedung perkantoran.

Will memejamkan matanya sebentar sambil mengambil nafas dalam dan menghembus dengan kasar. Will dikejutkan dengan klakson keras sebuah mobil. Will langsung membuka matanya dan menatap mobil itu dengan jengah.

" Cih, orang baru kaya " ucap Will bermonolog.

Pemilik mobil itu berhenti tepat didepan Will dan membuka kaca mobilnya.

" Hai! " ucap wanita itu. Wanita itu turun dan menghampiri Will. Penampilannya simpel, namun tetap terlihat elegan.

" Will, aku mau berterima kasih.. karna semalam kamu udah nyelamatin aku "

" Sama - sama. Aku harus pergi "

Will bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan wanita itu.

" Will! Ayo! Biar aku antar pulang! "

" Tidak perlu. Kau pulang lah sendiri. Daerah ini tidak aman "

Will tidak lagi mendengar suara wanita itu. Ia sedikit lega.. dan sedikit.. sedih mungkin? Tak lama berjalan, Will melirik kekanan tanpa menggerakkan lehernya. Dapat dilihatnya mobil wanita tadi mengikutinya dengan pelan.

" Ayolah naik. Kau tidak capek jalan kaki? Ayo! "

Wanita itu tiba - tiba turun dari mobil dan berlari kearah Will, ia memeluk Will.

" Will, i miss you.. so. much " Will baru saja mengangkat tangannya untuk membalas pelukan itu, tapi ia mengurungkan niatnya. Will dapat merasakan bahu nya sedikit basah, mungkin wanita ini menangis.

" Awas " Will sedikit mendorong wanita itu menjauh.

" Will, aku minta tolong, jangan salah paham. 11 bulan aku berusaha cari kamu kesana kemari, tapi apa, aku ga bisa ketemu sama kamu. Sekarang biar aku balas semua kebaikan yang dulu kamu lakukan ke aku "

" Ga perlu. Memang sudah takdir seperti ini, kan? Aku memang ditakdirkan kehilangan keluarga ku, harta ku dan wanita ku. Orangtua ku sudah meninggal, aku lega mereka sekarang aman disana. Harta ku tak apa diambil oleh seorang pecundang, dan wanita ku, ku ikhlaskan dia pergi karena aku tau dia tidak baik untuk ku dan dia sama sekali tidak mencintai ku. Dan lihat, kau, mantan wanita ku dulu, lihat dirimu. Sudah jauh lebih baik sekarang kan? Untuk apa wanita kaya sepertimu mencari seorang lelaki miskin seperti ku? Dan untuk apa kau balas kebaikan yang pernah ku buat untukmu? Aku melakukan semua dengan ikhlas tapi sama sekali tak dihargai. Jadi aku anggap itu sampah dan ku pikir, sampah itu tidak perlu dibalas "

" Will... " wanita itu terisak mendengar kata demi kata yang dilontarkan Will.

" Alyana.. sudahlah, kau lebih baik pulang. Setelah kau pulang, kau harus mandi bersih - bersih karena kau baru saja memeluk seorang lelaki miskin yang sangat kotor ini " ucap Will sedikit terkekeh.

Will berjalan meninggalkan Ana yang masih menangis. Will menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat Ana yang terduduk diaspal sambil menangis. Ia tidak ambil pusing, ia tetap berjalan sampai ia tiba diapartmentnya.

Will menutup pintu apartmentnya dan ia merasa kakinya sangat lemas. Ia terduduk didepan pintu dan mulai mengeluarkan air mata. Katakan saja Will cengeng. Dia memang cengeng belakangan ini, selalu menangis saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya.

Ditambah dengan beberapa hari ini, ia bertemu kembali dengan wanita itu, Alyana Prado. Wanita yang dulu selalu berhasil membuatnya tersenyum. Memikirkan namanya saja sudah membuat Will tersenyum seperti orang gila.

Tapi kini, Will merasa sesak didadanya setiap mengetahui sesuatu tentang Ana.

tbc...

(If) He Became Mine   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang