Setelah keadaan revin membaik akhirnya revin di ijinkan pulang ke rumah, namun sikap revin semakin menjadi semakin dingin dan selalu murung .Keadaan ini kadang membuat syila sedih dan juga syila sudah tidak bekerja lagi ,syila memutuskan resign.
"a makan dulu yu,abis itu minum obat terus kita jalan jalan ke taman ya "ucap syila dengan semangat
Hanya kebisuan lah yang terdengar, sikap revin yang seperti ini lah yang selalu membuat syila khawatir
"syila suapin deh ya a "
Lalu syila menyuapi revin dan memberikan obat pada revin dan mengajak nya ke taman gazebo untuk berjemur
"nah sampai juga aa berjemur dulu ya a, kalau panas bayangin aja kaya di pantai "
"ada ada aja kamu "ucap revin sedikit terhibur oleh ucapan syila
Revin sadar selama ini ia selalu mengacuhkan syila tapi sekarang ia sadar bahwa hanya syila yang ada disamping nya dan selalu sabar mendampingi nya di saat ia sakit
"akhirnya aa ngomong juga ya ampun,tau gak a aku tuh seneng banget soal nya kalau ngomong sama aa tuh kaya ngomong sama tembok udah datar,dingin dan gak pernah ada jawaban "
"hahaha kamu ini "
"ya ampun a kayanya syila mimpi deh liat a revin ketawa kaya gitu "ucap syila sambil melongo dan senang bersamaan
"kamu ini "
"aku seneng deh a, aa udah mau ngomong apalagi ketawa kaya tadi berarti itu kemajuan bagi syila, berarti syila gak terlalu gagal jadi istri"
"kenapa kamu merasa gagal jadi seorang istri? "
"karena syila merasa aa tuh gak pernah nganggap syila jadi istri aa, terus setiap kali syila ajak aa buat sarapan atau makan bareng aa gak pernah mau, terus waktu syila coba ngingetin aa sesuatu aa selalu bentak syila kalau engga pergi gitu aja tanpa ada kata yang keluar sedikit pun dari mulut aa "
"tapi syila seneng udah bikin aa ketawa ,rasanya syila udah punya pahala kalau di tanya sama malaikat, karena semua kewajiban udah syila lakuin tapi kan gak pernah aa terima"
Rasanya hati revin sakit mendengar istrinya yang selalu tersenyum setiap berjumpa dengan nya, menyimpan luka atas perilaku nya selama ini apa kah dirinya sekejam itu pada wanita ini.
"kenapa kamu gak pernah ngomong selama ini atas sikap saya ?" tanya revin pada syila menangis bahagia karena menceritakan itu semua
"gimana syila mau ngomong orang aa gak pernah ada waktu buat syila "
Lagi lagi jawaban syila menohok di hati revin
"maaf " hanya kata itu yang keluar dari mulut revin
"iya syila udah maafin a revin tapi a revin harus janji gak dingin dan harus selalu ketawa ok "sambil mengacungkan jari kelingkingnya
"iya janji "jawab revin datar seperti biasa
"mana kelingking nya terus senyum nya juga mana, pokok nya syila mau tarik kembali kata maafin nya kalau a revin gak senyum sama gak mau ngaitin kelingkingnya ke syila "ucap syila merajuk dan manja pada revin
"iya iya ini ni "sambil mengacungkan kelingkingnya dan tersenyum pada syila "kaya anak tk aja " ucap revin terkekeh
"ya biarin kan emang syila guru tk "
"udah ah saya kepanasan nih udah siang ayo ke rumah panas "
"oh iya a lupa syila aa sih " ucap syila merajuk dan langsung mendorong kursi roda revin masuk kedalam rumah
Setelah sampai di ruang tamu lalu syila mendudukan revin di sofa dengan susah payah
"kamu yakin mau hidup dengan saya? syila saya tidak bisa apa apa berjalan saja saya tidak bisa dan bahkan untuk melakukan apapun di bantu oleh kamu "
"kenapa aa ngomong kaya gitu? "tanya syila balik
"karena saya sadar diri syila, lelaki seperti saya yang tak bisa apa apa dan suka membuat kamu sakit hati dengan sikap saya "ucap revin menjelaskan kekurangan nya
"aa tuh ya gak punya kekurangan, sekarang mungkin aa gak bisa jalan kan kita gak tau kalau besok, aa tuh masih punya otak aa yang bisa aa gunain untuk mimpin perusahaan aa dan tangan aa yang aa gunain buat tanda tanganin berkas kan dan mata aa yang masih bisa membedakan yang benar dan salah, terus telinga aa yang buat mendengar kan pujian dari client aa, dan mulut aa bisa di gunakan untuk membicarakan bisnis aa yang gak aku ngerti bagi aku itu semua kan masih dengan berfungsi dengan baik tapi cuma karena salah satu dari badan kita gak berfungsi aa gak boleh pesimis kan masih banyak lagi yang masih befungsi. "ucap syila panjang lebar
"ya bu guru "
"ih aa mah gitu ya sama syila " ucap syila merajuk
"makasih "
"apa a, syila gak denger "
"makasih karena kamu mau menerima kekurangan saya dan menerima saya apa adanya "
"sama sama a " ucap syila dengan senyum yang tak pernah surut dari bibirnya "oh ya a, aa mau makan apa buat makan siang? "
"apa saja, saya akan makan apapun yang kamu masak "
"bener ya a, kalau syila masak batu aa makan yah "
"kamu itu ya "
"ya enggak lah a,masa syila ngasih makan aa pake batu, syila masih inget dosa a "
Akhirnya syila pergi ke dapur dan memasak sementara revin menunggu di depan tv sambil menonton tv tapi ada seseorang yang mengucapkan salam
"assalamualaikum, mama datang "
"waalaikum salam "
"gimana keadaan kamu vin, sudah baikan?"mama mendekati revin dan memeluk putranya itu dengan sayang sudah lama ia tak memeluk putra nya karena kesibukan putra itu juga
"ya beginilah seperti apa yang mama lihat "
"eh syil kamu lagi ngapain sayang? "tanya mama pada syila
"oh ini syila lagi masak buat makan siang "
"yaudah mama bantuin ya sayang "
"nggak usah mah sebentar lagi juga selesai, lagian mama juga kan baru sampai mening mama istirahat temenin a revin "
"iya bener apa kata syila, mama disini aja revin kangen "
"uh manjanya anak mama "ucap mama lalu duduk mendekati revin dan memeluk putranya dengan sayang
"yaudah ya ma syila ambil minum dulu ya buat mama "
"iya sayang "ucap mama kini tengah mengelus rambut revin
Setelah itu syila pergi kedapur untuk membuat minum sambil melajutkan masak nya
"nih mah di minum dulu teh nya "
"makasih sayang "ucap mama lalu meminum teh nya
"kita makan siang dulu yu mah, a, syila udah siapin makanan nya di meja makan "ajak syila pada revin dan mama
Akhirnya mereka semua pergi ke ruang makan untuk makan siang bersama
"ma, papa gak ikut kesini? "tanya syila pada mama mertuanya
"engga sayang papa masih sibuk "
Sedangkan revin hanya terdiam ketika syila bertanya di mana papa nya bagi nya ada atau tidak ada papa nya sama saja toh mungkin papa nya tidak peduli dengan dia.
Akhirnya mereka makan siang bersama tanpa ada pembicaraan sama sekali mereka sibuk dengan makan masing masing.
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
menggenggammu (end)
General Fictionaku ingin menggenggam mu tapi diri mu ibarat angin yang tak pernah bisa ku genggam syila maharani kau ingin menggenggam ku silakan jika kau mampu menggenggam ku yang kau anggap sendiri angin ini revin Mahendara Akan kah syila dapat menggenggam r...