Setelah 5 hari di rumah sakit, Y/n dibolehin pulang. Tentu aja penjagaannya ketat. Ada Minhyun, Jisung, Kun, sama Daniel. Pertamanya, Y/n ketawa pas lihat mereka. Mau pulang aja satpamnya banyak. Tanggal 30-nya semuanya pergi Villa.
Daniel sama Kun udah siapin semua jenis petasan. Dari yang lempar sampe yang meleduk sana-sini ada semua. "Kalian mau jualan petasan?" tanya Y/n pas lihat bagasi yang rame.
"Gaklah. Buat main," jawab Kun.
"Kalo jualan, sedetik juga abis. Orang yang jualan ganteng gini," jawab Daniel penuh percaya diri.
"Kun, kayaknya ada yang ngomong barusan. Mana orangnya ya?" tanya Y/n.
"Gak tahu aku, abstrak banget emang," jawab Kun.
"Wasem lo berdua." Daniel langsung ngapit kepala Kun. Untung Daniel wangi, coba kalo bau. Kelar itu idup Kun, abis napas. Mereka asik ketawa sampe ada tangan ngerangkul pundak Y/n. Cewek itu nengok dan senyum.
"Ayo berangkat."
"Ayo."
"Bucinan mulu, lo," protes Daniel.
"Iri mah bilang, Sob," bales Jisung sambil julurin lidahnya.
"Rebutan mulu lo semua. Emang apa yang bagus dari gue, sih?" tanya Y/n.
Mereka bertiga kasih senyuman hangat ke Y/n. Jisung ngomong, "Hujan aja gak butuh alesan buat turun. Kenapa suka sama kamu harus punya alasan?"
MELEBUR! -y/n
⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄
Semuanya sampe dan mulai beresin peralatan yang mereka bawa. Yang anak cowok mulai masuk-masukin tas ke dalam kamar. Para sesepuh (orang tua) udah ngebagi-bagi kamar biar gak terjadi sesuatu yang gak diinginkan. Y/n sendiri, berhubung gak ada anak cewek yang ikut selain dia. Kata yang lain, mereka lagi pada nginep di rumah temen.
"Yah, masa aku sendiri, Ma?"
"Kenapa? Takut?"
"Bukan."
"Terus apa?"
"Sepi, dong di kamar."
"Jangan macem-macem deh kamu. Masa mama bikin sekamar sama anak cowok?"
"Sama Bang Minhyun deh."
"Gak, abangmu juga cowok. Muka-muka mencurigakan pula, Mama gak percaya."
"Lah, kenapa Abang dibawa-bawa, deh, Ma?" tanya Minhyun yang gak terima dibilang mencurigakan.
"Ya, udah deh. Tapi aku minta satu orang temenin aku sampe tidur, ya."
"Terserah. Jisung ajalah. Ngapel kalian."
"Gapapa?"
"Iya, gapapa. Selama Jisung gak ngapa-ngapain kamu."
"Oke, deh, Ma. Makasih."
Y/n langsung ngehampirin Jisung terus ngajak ke kamar. Daniel sama Kun udah waswas, tapi gak jadi. Soalnya, Bang Minhyun udah jelasin semuanya. Y/n langsung rebahan begitu masuk kamar, sedangkan Jisung duduk di bangku dekat meja.
"Gak mau di luar?" tanya Jisung.
"Gak, mau di sini aja."
"Kenapa?"
"Biar bisa berdua."
Jisung terkekeh. "Kamu bucin, ya."
"Dari awal udah bucin ke kamu."
"Iya, iya."
"Oh, iya. Kamu lebih suka laut atau langit?"
"Langit. Kenapa emangnya?"
"Soalnya, aku juga suka sama langit."
Jisung senyum. "Mulai, deh."
"Lagi, gak?"
"Boleh."
"Nama salah satu makhluk di bumi yang napak di bumi itu manusia. Kalau di hati?"
"Eum... Bakteri baik?"
"Bukan."
"Terus?"
"Kamu. Napaknya di hatiku soalnya."
"Hm... Makin jago, ya. Wah, aku gak boleh kalah, nih."
"Cinta jangan dipake mainan, cinta tuh diseriusin."
"Iya, sayang, iya."
Y/n mukanya masih merah kalau dipanggil sayang sama Jisung. "Kenapa dipanggil sayang?" tanya Y/n.
"Biar aku makin sayang ke kamu."
Langsung merah semua mukanya Y/n. Jisung cuma ketawa lihat Y/n yang nutupin muka pake selimut. Dia gemes banget sama cewek yang satu itu.
"Kak, tahu gak kenapa aku suka langit?"
"Gak."
"Soalnya sebelum bisa bareng sama kamu gini, aku selalu menghadap ke langit sambil bertanya-tanya, 'Calon suamiku lagi apa, ya?' Terus aku juga berdoa semoga dipersatukan." Y/n nurunin selimutnya "Eh tahunya, semesta malah mendukung kita. Iya, kan?"
"Iya. Namanya juga jodoh."
"Udah, ah. Gak baik lama-lama berduaan."
"Kenapa? Takut ada kemesraan dalam keberduaan?"
"IH! KAK JISUNG!"
"Apa sayang?"
seribu satu kerdus
一
Jisung Cahya WinataCopyright ⓒ 2019 geanranadiva
Last update di tahun 2019
Swipe up! Masih ada satu lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
1OO1 kerdus ; Park Jisung X You
Fanfiction"Buah manggis, buah kedondong Hei manis, kenalan dong." "Ngerdus terus!" Copyright ⓒ 2019 geanranadiva