2.8 [2]

2.4K 344 20
                                    

❝Halo, Bang Minhyun. Y/n udah pulang?❞

❝Halo, Sung. Belum. Bukannya dia sama kamu.❞

❝Tadi dia beli minum terus belum balik.❞

❝Gue otw.❞

-((*゜Д゜)ゞ”-

[Y/n's POV]
Tahu kan kalau diculik itu gak enak?

Konsepnya itu biasanya diiket tangan sama kakinya, terus diumpetin di tempat-tempat mengerikan yang gelap. Jangan lupa kalau diculik tuh gak jauh-jauh dari kata disiksa. Pokoknya semacam itulah.

Tapi yang terjadi sama gue berbanding terbalik sama itu.

Bangun-bangun, gue liat luka gue udah dijahit. Terus gue ada di atas kasur yang super duper lembut. Rasanya pengen rebahan terus di sini. Belum lagi, ruangan ini gede banget. Kayak kamar punya royal family di Inggris. AC-nya super dingin. Ini, sih kamar impian sejuta umat. Tapi, pas nengok ke dinding serem sih. Isinya foto gue semua. Dari ujung ke ujung, dari atas ke bawah.

"Akhirnya kakak bangun, maafin saya."

Gue langsung nengok ke pintu dan di sana ada orang yang gue kenal. Gue gak tahu namanya, tapi dia adek kelas gue di tempat les. Dia duduk di kasur terus ngomong, "Pasti sakit, ya? Masih sakit?"

"Sedikit. Nama kamu siapa? Terus, kok saya bisa di sini?"

Dia ngedipin matanya beberapa kali. "Saya se-gak keliatan itu di mata kakak, ya?" tanyanya.

Gue panik, takut dia ngapa-ngapain gue. Meskipun dia bukan cowok bermata biru itu, gue harus tetep hati-hati. "Bukan gitu. Saya sering liat kamu, tapi saya belum pernah kenalan sama kamu."

"Kakak mau kenalan sama saya?" Dia langsung jabat tangan gue dan berkata, "Nama saya Jeon Wonwoo."

"Halo, Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Wonwoo. Kalau boleh tahu, saya ada di mana ya?"

"Ini rumah kami, kak."

"Kami?"

"Iya, kami. Nanti juga kakak ketemu sama dia."

Pas gue denger kata dia, bulu kuduk gue berdiri. Rasanya merinding tanpa alasan dan itu aneh. Gue nyoba berdiri, tapi gak bisa. Wonwoo bantuin gue dan bawa gue ke ruang makan. Dia bikinin gue bubur.

"Dimakan, ya, kak."

"Iya, makasih." Bubur buatan dia enak. Gue gak akan bohong kalau soal makanan. "Enak, Woo."

"Syukur deh kalau kakak suka."

"Kamu gak makan?"

"Gak, lihat kakak makan aja saya udah kenyang."

Wonwoo innocent, dia bukan orang yang tadi nyulik gue. Terus yang nyulik gue siapa, dong? Oh, iya, rumahnya Wonwoo itu luas banget kayak istana. Gue rasa dia itu konglomerat. Ornamen rumahnya juga gak main-main, bagus banget. Di tepian temboknya ada ukiran-ukiran. Gue yang penasaran pun akhirnya nanya, "Kamu tinggal sendiri di sini?"

"Gak, kok. Ada dia."

"O-oh... Mama sama papa?"

"Jangan nanyain mereka, ah. Mending kita ngomongin soal kakak aja."

"K-kok jadi saya?"

"Iya. Aku penasaran, yang nganterin kakak ke tempat les siapa, sih?"

"Itu temen baik aku di sekolah."

"Tapi, kok kayak pacar?"

Wah, gue gak boleh kepancing sama pertanyaan dia nih. Bahaya kalau gue bawa-bawa nama. "Temen, kok. Cuma temen." Maafin gue, Kun. Gak mungkin gue jawab temen rasa pacar.

"Kakak ada mantan?"

"Ada."

"Namanya siapa?"

KENAPA DIA JADI BAHAS MANTAN. MASA SIH, DIA TAHU KALAU GUE PUNYA MANTAN. "Ngapain, sih, bahas mantan. Harusnya dia tuh dilupain." MAAPIN GUE, YA, DAN. GAK MAKSUD NIH, DEMI KESELAMATAN BERSAMA.

"Kalau pacar?"

Mam to the pus, mampus.

seribu satu kerdus

Jisung Cahya Winata

Copyright ⓒ 2019 geanranadiva

Swipe up lagi ke part selanjutnya!!
Belom selesai loh, surprise tahun barunya

1OO1 kerdus ; Park Jisung X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang