1.7

3.9K 533 55
                                    

Jisung mukanya sumringah banget pas nyampe rumah. Mamanya bingung terus nanya, "Sung, kamu kenapa senyum-senyum enggak jelas gitu?"

Jisung datengin mamanya terus merosot di sofa, di samping mamanya. Jisung melebur barengan sama hatinya. "Jisung udah punya pacar, ma."

"Eh? Sama siapa? Anak yang waktu itu kah?"

"Loh, mama inget?"

"Ingetlah, lucu banget anaknya, Sung. Bawa ke rumah dong."

"Namanya Y/n, Ma. Kalau Jisung ganti marganya jadi Cahya mau enggak ya?"

Mamanya Jisung ketawa terus mukul tangan anaknya, "Anak mama bucinnya lebih parah ternyata."

"Hehehe, keturunan papa gitu."

Pas lagi asik ngobrol, ada telepon masuk dari calonpa- eh udah pacar. Jisung buru-buru ngangkat teleponnya.

"Halo, Jisung."

"Iya, Y/n, kenapa?"

"Bunda kamu lagi sama kamu?"

"Iya, kenapa?"

"Coba loudspeak."

Jisung nurut dan nyalain loudspeak, "Selamat sore bundanya Jisung yang cantik jelita."

"Hahaha, sore Y/n. Selamat, ya udah berhasil dapetin hati anak saya."

"Hehehe, makasih bunda. Tapi, misi saya belum selesai."

"Lho, kok belum?"

"Saya belum dapetin hati si om biar mau nerima saya sebagai calon menantu nanti."

Mamanya Jisung ketawa, "Kamu enggak nanya saya udah setuju atau belum?"

"Enggak usah, tante pasti setuju. Kalau enggak setuju, saya enggak bisa dapetin hati anaknya."

"Coba gombalin tante, dong."

"Bisa, mau yang rasanya asam, manis, asin, atau nano-nano?"

"Lah, tante minta gombalin, bukan permen."

"Cuma nanya, soalnya rasa nano-nano juga kalah beragam sama perasaan saya buat tante."

"Astaga... Pantes Jisung kepincut sama kamu."

"Hahahaha, oh iya, Jisung belum balikin sesuatu ke saya."

"Hah? Balikin apa Y/n?" tanya Jisung bingung.

"SIM."

"Sung, kamu pinjem SIM-nya Y/n?" tanya mamanya bingung. Baru tahu SIM boleh dipinjem-pinjemin.

"Bukan Surat Izin Mengemudi, Ma. Tapi, Surat Izin Memiliki," jawab Jisung.

"Iya, tante. Biar afdol aja. Berarti udah sah di mata hukum, kan tante?"

"Hahaha, terserah kalian, deh. Kamu kapan mau ke sini?"

"Lho? Saya belum siap melamar Jisung tante. Sabar, ya lagi diproses, ada di waiting list."

Mukanya Jisung udah merah nahan malu aja. Dia enggak nyangka aja kalau Y/n bakal jawab semua kalimat mamanya dengan kata-kata menggemaskan. Setidaknya, begitu di telinga Jisung.

"Jangan lama-lama diprosesnya."

"Saya-nya, mah udah siap. Tinggal Jisung aja. Sung, udah siap belum?"

"Apaan, sih kamu?" sahut Jisung menyembunyikan rasa malunya.

"Jangan salah tingkah gitu, gemay tahu."

"Udahan ah, jantung aku enggak sehat kalau teleponan sama kamu lama-lama."

"Heleh, awas aja kalau nanti rindu."

"Jangan didoain, soalnya berat."

"Ringanlah, kan dipikul berdua."

Jisung menggeleng, sedangkan mamanya sudah menertawai sang anak yang kalah debat. "Aku tutup ya," Jisung mendekatkan hpnya ke mulut, "sayang."

Setelah itu, Jisung langsung mematikan teleponnya dan berlari ke kamarnya. "JISUNG BUCIN JUGA TERNYATA," seru sang mama gemas dengan salah tingkah anaknya.

Melebur gue kena panasnya asmara -Y/n

Maluuuuu >//////< -Jisung

Anaknya yang mana, sih? Penasaran -Mamanya Jisung

Hatchii hatchii, berasa ada yang ngomongin -Papanya Jisung


A/N : Happy saturdate

A/N : Happy saturdate

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1OO1 kerdus ; Park Jisung X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang