Membaca work ini gak ribet loh, hanya bermodalkan vote & comment :)
Kalo gak suka, jangan baca!.
.
."Oh, syukurlah. Aku kira..."
"Kau kira apa, Jaemin-ssi?". Jeno menaikkan sebelah alisnya.
"Tidak, Jeno-ssi. Aku kira ada... ada seseorang di belakang kita". Jaemin menggaruk tengkuknya sambil berkata setenang mungkin, tidak ingin Jeno merasa khawatir. Eh, memangnya Jeno mau mengkhawatirkan dirinya?
"Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan agar kau bisa segera beristirahat. Dan aku juga bisa menyelesaikan pekerjaanku, Jaemin-ssi".
"Memangnya Jeno-ssi masih bekerja di jam selarut ini? Maafkan aku karena telah merepotkanmu dengan mengantarkanku pulang", ucap Jaemin penuh sesal.
"Tidak masalah. Aku memang ingin mengantarkanmu, Jaemin-ssi. Perihal pekerjaanku setelah pulang dari sini adalah mengunjungi adikku. Kau tentu tahu kan mengenai adikku yang sedang koma? Aku selalu mengunjungi kamarnya untuk mengecek kondisinya dan mengucapkan selamat malam sebelum aku pergi tidur. Jadi, itulah pekerjaanku setelah ini", jelas Jeno panjang lebar sambil tertawa pelan.
"Oh, aku kira kau akan bekerja lagi setelah ini. Maksudku, benar-benar bekerja dalam artian mencari uang".
"Tidak, Jaemin-ssi. Aku akan tidur dengan nyenyak malam ini, sama sepertimu".
"Hahaha... Kau ada-ada saja, Jeno-ssi. Dari mana kau tahu bahwa aku akan tidur nyenyak malam ini?".
"Menurutmu?". Jeno malah bertanya balik, membuat Jaemin mengerutkan alisnya. "Apakah beberapa menit yang kita habiskan bersama malam ini tidak membuatmu terkesan? Apakah ini tidak akan membuatmu bermimpi indah?", lanjut Jeno. Seketika rasa panas menjalari pipi Jaemin hingga membuatnya seperti kepiting rebus.
"Oh". Itulah respon dari Jaemin karena dia kehilangan kata-kata. Sesekali Jaemin memalingkan wajahnya agar Jeno tidak melihat pipinya yang memerah itu. Sungguh memalukan.
Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di depan flat sederhana milik Jaemin. Jaemin pun mengucapkan terima kasih berulang kali kepada Jeno. Lelaki tampan itu hanya menjawab bahwa itu bukanlah masalah baginya.
"Baiklah, Jaemin-ssi. Masuklah ke dalam dan aku akan pulang", kata Jeno. Jaemin hanya menggeleng lucu.
"Tidak, Jeno-ssi! Kau kembalilah terlebih dahulu, baru aku akan masuk ke dalam", katanya.
"Kalau begitu, aku akan tetap berdiri di sini sampai kau masuk", ucap Jeno final. Mau tidak mau Jaemin perlahan membuka pintu flatnya dambil sesekali menatap Jeno.
"T-tapi, kau..."
"Aku tidak apa-apa, Jaemin-ssi", sela Jeno meyakinkan. Jaemin pun memasuki flatnya dan menutup pintunya dengan pelan. Setelahnya, Jeno menghela napasnya pelan dan berbalik pergi menuju tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!