Typo bertebaran~
Happy reading!
Ps: Kalo gak suka silakan gak usah baca :D.
.
."Kau... Zhong Chenle?", tebak Haechan ragu-ragu. Lelaki di hadapannya pun tersenyum cerah dan duduk di samping Haechan.
"Ah, hyung masih mengingatku rupanya!", pekiknya yang kemudian berhambur memeluk Haechan. Ya, itu adalah Chenle. Adik kelas Haechan semasa SMA.
"Eh, tangan hyung kenapa?", tanya Chenle setelah melepaskan pelukannya.
"Ini... Bukan masalah besar. Ada sedikit insiden yang ku alami beberapa waktu yang lalu". Haechan mengatakannya dengan senyuman kecut, tampak enggan menjelaskan semuanya secara lebih detail. Chenle yang mengerti pun hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.
Chenle adalah salah satu orang yang sudah Haechan anggap seperti adiknya sendiri. Anak itu sangat baik dan selalu mendukung Haechan dalam keadaan apapun. Bahkan, ketika Haechan lebih memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Mark dan menyembunyikan alasan yang sebenarnya, Chenle tahu akan hal itu. Namun, Haechan telah memohon dan meminta Chenle agar menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak mengatakannya kepada siapapun.
"Chenle-ya, terima kasih atas bantuanmu terakhir kali kepadaku. Ya, ketika aku memintamu untuk merahasiakan kepergianku dari Mark-hyung", ucap Haechan tulus. Chenle pun tersenyum hangat.
"Tidak masalah, hyung. Aku benar-benar menutup mulutku rapat-rapat sehingga dia pun berusaha sendiri untuk menggali semua informasi tentangmu. Mark-hyung benar-benar pria yang gigih".
"Benarkah?". Haechan menatap sendu ke arah depan. "Sepertinya kau tahu banyak tentangnya, ya?".
Chenle hanya berdeham pelan. "Tidak juga, hyung", jawabnya. Kedunya kembali terdiam untuk beberapa saat.
"Hyung!", panggil Chenle lagi yang membuat Haechan segera menoleh ke arahnya. "Apakah hyung masih mencintai Mark-hyung?", tanyanya hati-hati. Seketika lelaki berpipi gembil itu tertegun dengan pertanyaan yang tiba-tiba tersebut. Apakah dirinya masih mencintai Mark? Haechan hanya tersenyum nanar.
"Ya... Aku mencintainya. Sangat-sangat mencintainya bahkan di setiap hembusan napasku sampai detik ini..."
Kali ini Chenle lah yang tertegun. Jika mereka masih saling mencintai, lalu mengapa... mengapa kehidupan asmara mereka harus serumit ini? Seketika Chenle teringat kepada Jisung, kekasih hatinya. Jika dipikir-pikir lagi, haruskah takdir mempermainkan kisah hidup mereka semua?
"Chenle-ya?". Chenle tersentak saat Haechan memanggil dirinya.
"Ya, hyung?", jawab Chenle dan menemukan tatapan serius yang dilayangkan oleh Haechan, membuat Chenle segera menegakkan tubuhnya menghadap lelaki tersebut.
"Bolehkah aku meminta bantuanmu sekali lagi? Meskipun kali ini agak berisiko", ucap Haechan dengan nada yang penuh tekad. Chenle pun membalasnya dengan pandangan yang tak kalah serius. Atmosfer di sekitarnya juga tampak sedikit menegangkan. Jeda beberapa saat sebelum yang lebih muda membuka suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!