⚠️⚠️⚠️
Sebelum membaca part ini, dimohon untuk bijak! Kalo gak suka, silakan di skip!
.
.
.
Typo bertebaran~
Happy reading!.
.
."Halo, Renjun-ah. Kau sudah sampai di rumah?". Jaemin mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu kanannya karena dia sedang sibuk menyajikan beberapa cangkir teh di pantry dapur.
"Ya, aku baru saja sampai. Kau tahu? Pamanku kembali mengomel karena kau tiba-tiba akan berhenti bekerja di Cafe-nya. Ah, tidak! Tapi, kalian semua akan berhenti bekerja! Astaga!". Terdengar celotehan dan dengusan di seberang sana.
"Ya mau bagaimana lagi? Jeno melarangku bekerja setelah kita resmi menikah", kata Jaemin sambil memanyunkan bibirnya.
"Ah, sialan! Si kacamata itu terlalu posesif! Aku benar-benar ingin memenggal kepalanya!".
"Jangan begitu, Renjun-ah... Sekarang dia adalah suamiku". Jaemin semakin cemberut.
"Baiklah, terserah... Tapi, kenapa dia, Mark, dan Haechan juga ingin berhenti bekerja?", tanya Renjun kemudian.
"Ah, itu... Aku akan menceritakan detailnya kapan-kapan. Tapi, yang jelas mereka sudah menemukan pekerjaan yang lebih cocok, sepertinya".
Renjun kembali mendengus, tidak puas akan jawaban Jaemin. "Baiklah, aku akan menunggumu menceritakan detailnya kapan-kapan. Bye..."
Setelahnya, sambungan telepon pun terputus. Jaemin menghela napasnya sejenak sebelum membawa senampan teh itu ke ruang tamu.
Di sana, sudah ada Jeno, Jisung, Chenle, Mark, dan Haechan yang baru saja mengantarkan pasangan pengantin baru ini setelah mereka selesai menggelar resepsi pernikahan.
"Sepertinya, kami harus mencari tempat tinggal baru agar tidak mengganggu kalian", ucap Haechan setelah menyesap tehnya.
"Ah, hyung benar. Kita tidak mungkin mengganggu pasangan pengantin baru ini", celetuk Jisung jenaka yang justru mendapatkan jeweran manis dari Jaemin yang tampak malu-malu. Sontak hal itu pun mengundang tawa dari seluruh pasang mata yang melihatnya.
Jaemin hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sungguh, dia tidak tahu bahwa bocah yang dia selamatkan dulu adalah sosok yang cukup menyebalkan.
"Baiklah. Sepertinya kalian harus segera beristirahat. Selamat malam, Tuan Jeno, Tuan Jaemin". Mark mengakhiri obrolan mereka dengan beranjak dari tempatnya diikuti oleh Haechan yang sedari tadi bergelayut manja di salah satu lengan kekarnya.
"Tunggu dulu!", ucap Jeno yang sontak membuat pasangan Mark-Haechan dan Jisung-Chenle menghentikan langkah mereka menuju pintu utama. Mereka pun menoleh dan menatap Jeno dengan sebelah alis terangkat.
"Semoga kalian segera menyusulku dan Jaemin", ucap Jeno disertai senyuman tulus. Mark dan Haechan hanya tersenyum tipis. Sedangkan Chenle sudah berteriak protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!