13

15.9K 1.9K 59
                                    

Typo bertebaran~
Happy reading!

Typo bertebaran~Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jaemin tersentak dan terbangun dari tidurnya. Peluh membasahi pelipisnya disertai napas yang memburu dengan hebat, membuat Chenle yang menyetir di sampingnya pun segera menepikan mobilnya. Ini masih setengah perjalanan menuju tempat yang mereka tuju.

"Jaemin-hyung, ada apa?", tanya Chenle khawatir. Jaemin pun tersadar bahwa dirinya sedang berada di mobil Chenle.

"A-aku... Tidak, tidak ada apa-apa", jawabnya serak.

"Kau bermimpi buruk?", tebak Chenle yang sukses membuat Jaemin bungkam. Chenle pun berinisiatif menyodorkan sebotol air minaral kepada Jaemin dan membantu lelaki cantik itu mengusap peluhnya dengan tissue.

"Jangan khawatir, hyung. Itu hanya mimpi. Kau akan baik-baik saja. Ada aku di sini...", ucap Chenle tulus, membuat hati Jaemin terenyuh.

"Terima kasih, Chenle-ya", jawab Jaemin dan setelahnya menerima pelukan Chenle. Lelaki yang lebih muda itu mencoba menenangkannya beberapa saat sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

 Lelaki yang lebih muda itu mencoba menenangkannya beberapa saat sebelum kembali melanjutkan perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KRIEEET...

Pintu ruangan itu terbuka. Haechan yang hendak memejamkan matanya kembali terjaga dan menoleh kearah pintu ruangan tempatnya dirawat saat ini. Dia pikir, Boss-nya kembali lagi setelah beberapa saat yang lalu telah berpamitan kepadanya.

"Kau!", pekik Haechan. Bagaimana tidak? Tamu tak terdugalah yang ternyata datang berkunjung.

"Calm down, babe! Aku hanya ingin menjengukmu", kata orang itu dengan seringaian menyebalkan di wajah tampannya. Haechan hanya mendengus.

"Aku rasa, kita tidak punya hubungan apapun sampai kau rela meluangkan waktumu untuk datang kemari, Mark-ssi yang terhormat", dengus Haechan. Dia benar-benar muak kepada lelaki yang satu ini. Huft, bagaimana bisa dirinya jatuh cinta kepada lelaki ini? -ehh. Sudahlah! Itu adalah masa lalu bagi Haechan.

"Apa kau lupa bahwa sekarang kita adalah rekan kerja di Cafe? Aku hanya ingin menjenguk rekanku...", jawab Mark tanpa beban. Padahal, dialah yang membuat lelaki manis ini sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Sekali lagi, Haechan mendengus.

PSYCHO ||NoMin|| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang