Typo bertebaran~
Happy reading!.
.
.Jeno senantiasa menggenggam jemari lentik milik Jaemin. Sesekali dikecupnya perlahan punggung tangan berhiaskan selang infus itu dengan sangat lembut. Memperlakukan Jaemin seolah-olah dia adalah kaca yang mudah pecah.
Sudah dua puluh empat jam berlalu saat Jeno pertama kali membawa Jaemin ke rumah sakit. Selama perjalanan, lelaki cantik itu terus bergetar di dalam dekapannya, sesekali menjerit kecil dan bersikap defensif. Ya, wajar saja apabila seseorang berada di posisi Jaemin saat itu. Setelah mendapatkan siksaan fisik, batinnya juga cukup terguncang apalagi ketika menyaksikan sebuah pembunuhan di depan mata kepalanya sendiri. Dulu saja Jaemin mengalami shock ringan akibat menyaksikan percobaan pembunuhan yang berakhir pada sebuah kecelakaan, apalagi sekarang?
Dokter sudah memeriksa dan mengobati Jaemin. Tak lupa pula memberinya obat penenang dosis sedang. Kini tinggal menunggu lelaki cantik itu sadar.
Tepukan ringan di bahu mengalihkan atensi Jeno sejenak. Ternyata itu adalah adiknya, Jisung. Jeno mendengus pelan. Dia cukup terkejut ketika memberitahukan kepada Chenle bahwa dia sedang membawa Jaemin ke rumah sakit, justru dirinyalah yang mendapatkan kabar dari Chenle bahwa Jisung sudah siuman. Jadilah Chenle menyusulnya ke rumah sakit bersama si jangkung yang keras kepala dan merengek manja ingin ikut padahal kondisinya masih cukup lemah.
"Ada apa?", tanya Jeno heran. Kini giliran Jisung yang mendengus geli.
"Ada apa, hyung bilang? Ck, apakah hyung tidak sadar bahwa hampir dua puluh empat jam hyung berdiam diri seperti ini? Oh ayolah, hyung perlu istirahat dan menjernihkan diri", ucap Jisung setengah malas.
"Tapi, aku-"
"Tapi, apa? Ingin menunggu Jaemin-hyung siuman?", potong Jisung sambil merotasikan bola matanya. "Setidaknya, hyung harus mandi dan berbenah diri agar ketika Jaemin-hyung sadar, dia tidak terganggu dengan penampilan hyung yang kacau".
"Benar apa yang dikatakan Jisung, Jeno-hyung. Biarkan kami yang menjaga Jaemin-hyung sebentar". Chenle ikut membujuk. Mau tidak mau, akhirnya Jeno menuruti permintaan mereka setelah menghela napas pasrah.
"Oh iya, bagaimana dengan keadaan kekasih Mark?", tanya Jeno sebelum benar-benar beranjak ke kamar mandi. Chenle hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Maksud hyung, Haechan-hyung?", tanya Chenle memastikan. Namun, yang ditanya hanya terdiam. Dan hal itu sudah cukup membuktikan bahwa memang itulah yang Jeno maksud dan dia sedang menunggu jawaban dari Chenle. "Ah..., ya. Kondisi Haechan-hyung sudah mulai stabil setelah berhasil melewati operasi pengangkatan pelurunya semalam. Untunglah peluru itu tidak mengenai organ vitalnya. Tapi, saat ini dia belum sadarkan diri dan Mark-hyung senantiasa berada di sisinya", jelas Chenle kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!