Typo bertebaran~
Happy reading!.
.
.Di minggu sore yang cerah, keadaan Cafe milik paman Renjun benar-benar sangat ramai. Para karyawan sibuk kesana-kemari mengantarkan pesanan pelanggan. Jaemin sedang menyeka keringat di pelipisnya setelah dapat mengistirahatkan kakinya yang pegal hingga tiba-tiba saja Haechan menyenggol lengannya pelan.
"Ada apa?", tanya Jaemin heran.
"Kau lihat itu?", tunjuk Haechan ke salah satu sudut Cafe. "Lelaki itu terus memperhatikanmu sedari tadi", lanjutnya.
"Lelaki yang mana?"
"Itu. Yang memakai coat abu-abu", kata Haechan lebih detail. "Jangan-jangan dia tertarik padamu?". Haechan menaik-turunkan alisnya.
"Eh, mana mungkin? Jangan mengada-ada!", bantah Jaemin. "Jangan-jangan dia malah memperhatikanmu?", tambahnya kemudian. Haechan hanya berdecak kesal sambil merotasikan bola matanya.
"Dia memperhatikanmu sedari tadi, bukan aku! Jadi, ada kemungkinan dia tertarik padamu, Jaemin-ah", kata Haechan yang kemudian menyentuh punggung Jaemin dan mendorongnya pelan. "Pergilah ke sana dan tanyakan pesanannya, karena sedari tadi dia hanya diam tanpa memesan apapun!".
Jaemin yang sebenarnya masih enggan, mau tidak mau harus melangkahkan kakinya sesuai arahan Haechan. Karena bagaimana pun juga, pelanggan adalah raja.
"P-permisi... Ada yang ingin Anda pesan, Tuan?", tanya Jaemin sambil tersenyum canggung. Lelaki yang sedari tadi dibicarakan oleh Haechan itu pun mendongakkan kepala dan iris kelamnya bertabrakan langsung dengan iris cokelat milik Jaemin.
"Ya... Secangkir latte hangat dan cheese cake", ucap suara baritone itu dengan tenang. Jaemin pun mencatat pesanannya.
"Baiklah, silakan tunggu sebentar, Tuan!"
Jaemin hendak pergi sebelum lelaki itu kembali berbicara.
"Hey, tunggu sebentar! Bisakah... Bisakah kau juga yang mengantarkan pesananku kemari? Aku hanya ingin kau duduk dan mengobrol denganku sebentar", ucap lelaki itu masih dengan ekspresi yang tenang.
"Maaf?". Jaemin menaikkan sebelah alisnya bingung. Apakah tadi dia salah dengar?
"Aku datang sendirian ke Cafe ini, dan aku membutuhkan teman mengobrol. Apakah kau keberatan? Bukankah kenyamanan pelanggan adalah prioritas di sini?", katanya. Jaemin pun terdiam.
"T-tapi, Tuan. Cafe sedang ramai dan aku-"
"Sangat disayangkan", selanya dengan nada kecewa. "Aku hanya ingin mendapatkan pelayanan terbaik di Cafe ini. Ku pikir lain kali aku bisa kembali lagi kemari bersama teman-temanku. Oh, ataukah kau menginginkan tip yang besar?".
Jaemin mengepalkan tangannya sebelum menghembuskan napas kasar. Dia sebenarnya enggan berurusan terlalu lama dengan pelanggan seperti pada kasus saat ini. Oh ayolah, Jaemin bahkan tidak peduli apakah dia akan diberi tip atau tidak. Namun sekali lagi, jika atasannya tahu bahwa dia tidak memperlakukan pelanggan dengan baik, maka dia bisa dipecat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!