Typo bertebaran~
Happy reading!.
.
.Jeno mengerem mobilnya dengan kuat hingga menimbulkan decitan nyaring diikuti oleh mobil yang Mark kendarai. Di belakangnya ada beberapa mobil lagi yang dikendarai oleh anak buah Jeno.
Mark hanya tersenyum kecut menatap Jeongin yang tampak sedikit bergetar ketakutan. Namun, mau tidak mau dia harus mengajak lelaki manis itu keluar dari mobilnya.
Jeno menatap tajam ke arah Jeongin hingga lelaki manis itu berusaha bersembunyi di balik punggung Mark. Setelahnya, Jeno memerintahkan mereka untuk segera menyerbu markas Hyunjin dengan dirinya yang mulai menyeret Jeongin memasuki halaman kediaman Hyunjin yang tak kalah luas dari milik Jeno tersebut.
Jeongin hanya merintih dan pasrah tatkala Jeno mencengkeram dan menyeret pergelangan tangannya dengan erat. Dia terlalu takut dengan aura mematikan yang dipancarkan oleh lelaki itu.
Beberapa anak buah Hyunjin yang menyadari adanya tamu tak diundang segera berusaha untuk melawan anak buah Jeno. Namun sayang, mereka berakhir terkapar mengenaskan dengan beberapa luka tusuk dan peluru yang melubangi kepala mereka.
Jeongin sudah histeris sedari tadi karena melihat tindakan kriminal ini, namun Jeno ataupun Mark tidak mengindahkan isak tangisnya.
Sementara itu, Hyunjin hanya berdecih di ruangannya tatkala melihat bagaimana brutalnya aksi Lee Jeno dan anak buahnya dari layar CCTV. Lelaki itu berdecih dan mengambil cambuk serta pistol kesayangannya, kemudian pergi ke ruang sandera dimana Jaemin dan Haechan berada.
BRAKK!
Jaemin dan Haechan terlonjak kaget saat pintu ruangan tersebut menjeblak terbuka. Mereka tidak tahu sama sekali bahwa markas Hyunjin sedang diserbu. Hyunjin mulai melangkah angkuh ke hadapan mereka dengan sebelah tangannya yang menggenggam pistol dengan erat. Pintu ruangan pun kembali tertutup dengan rapat, membuat Haechan tampak lebih siaga meskipun tubuhnya sudah cukup rapuh.
"Lee Jeno benar-benar ingin mencari masalah denganku rupanya". Hyunjin berdecih diiringi seringaian kejinya. "Baiklah kalau itu keinginannya. Aku tidak akan main-main lagi", lanjutnya.
Lelaki berbibir seksi itu mengeluarkan sebuah cambuk berukuran besar dari balik mantelnya. Kali ini lebih besar daripada yang dia gunakan untuk mencambuk Haechan tadi.
Di sisi lain, Haechan membulatkan matanya. Dia berusaha bangkit, namun tamparan keras terlebih dahulu mendarat di pipinya hingga membuat Haechan terlemper beberapa meter ke belakang.
"Haechan-ah!", pekik Jaemin. Tak ada pergerakan berarti dari Haechan. Hanya suara tawa Hyunjin yang memenuhi ruangan pengap tersebut.
"Sekarang adalah giliranmu, manis", gumamnya berbahaya.
CTAR!
"Aaaargh!", pekik Jaemin pilu ketika ujung cambuk itu menyapa lengan atasnya. Rasa panas menjalar hingga ke syarafnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠️ Warning ⚠️ ➡️ BXB || GAY || YAOI ➡️ Jeno X Jaemin ➡️ Don't like, don't read!