1. Aku Sekarang
Di lihat dari berbagai sudut dan banyak bertanya kepada orang lain, ku kira sekarang aku lebih feminin. Setidaknya aku sudah mempunyai koleksi baju pink, tas pink dan platshoes pink, juga hijab pink. Bagiku itu adalah hal yang tak pernah terduga, aku yang dahulu begitu membenci warna pink kini mempunyai beberapa koleksi yang berwana merah muda itu. Aku pikir juga sekarang aku sudah bisa bersolek, bisa masak dan tentunya mampu menghabiskan makanan secara cepat dan gratisan. Aku menyukai diriku yang sekarang, meskipun selalu berusaha agar terlihat anggun dan menyebalkan bagi sebagian orang.
Aku sekarang tengah menyusun bab 2 skripsi, dan selalu mendengarkan lagu Felix tentunya. Senang berbelanja dan lebih pemilih dalam hal siapa yang akan menjadi pendampingku dikemudian hari. Yang masih sama adalah, aku masih tidak menyukai cokelat dan es krim, aku menyukai bau tubuhku meskipun kata Erik aku ini jarang mandi, sok tau emang Erik itu, padahal aku selalu wangi parfum rasa jlo style yang suka aku beli di depan hotel Horizon arah Buah Batu. Menurutku selepas semua kejadian yang mengkhawatirkan itu, aku sekarang sudah lebih sedikit sadar untuk tak melakukannya lagi meski tak menutup kemungkinan bisa saja berkelanjutan.
Aku sekarang tengah fokus mencari universitas untuk melanjutkan studiku, aku memang berencana untuk studi sampai strata 2. Dan juga berencana ingin membuat café atau rumah makan yang menggunakan pemikiran seorang anak gadis milenial. Aku mungkin akan cukup mampu untuk mengelola hal itu, terlebih aku memang sangat menyukai bisnis di banding menjadi seorang pengajar. Aku berencana ingin melanjutkan studi di Daerah Istimewa Yogyakarta, katanya itu adalah kotanya para pelajar dan aku harus bisa kesana apapun yang terjadi. Semoga Allah meridhai apa yang aku semogakan. Aamiin.
Aku berusia 21 tahun dan di mei mendatang aku akan berusia 22 tahun. Tak terasa aku yang dulu masih suka ngompol di celana sampai kelas 2 SD kini sudah menjadi seseorang yang selalu di palak uangnya oleh sang adik. Aku yang dulu selalu meminta uang ke mama untuk membeli harumanis kini sudah bisa mentraktir mama makan bakso di warung teh Yuyun. Aku yang dulu selalu di gendong ayah ketika ketiduran di ruang keluarga kini sudah bisa lap piring dan lap rumah. Aku yang dulu mencuci baju pakai tangan kini masih pakai tangan juga, dengan bantuan mesin tentunya haha.
Untuk diriku, jadilah berguna, buatlah mama dan ayah bangga. Berikan yang terbaik untuk siapapun dan teruslah berbuat baik meski orang selalu seenaknya pergi dan meninggalkan. Teruslah ikutan give away iphone di Instagram dan twitter, kurangi jahili orang dan usilin Erik. Kurangi berkeluh kesah, kurangi ghibah meskipun menyenangkan, kurangi belanja saat tak punya duit, kurangi keinginan untuk nyuci mangga di rumah yang gatau siapa namanya yang jelas gak jauh dari kostan Erik, kurangi pecicilannya meskipun susah, kurangi mempermudah hal yang sudah jelas dilarang dan kurangi halunya.
Dan untuk siapapun yang mengenali aku, terima kasih karena sudah mau berteman dengan pecundang sepertiku, terima kasih sudah mau aku ajakin ghibah apalagi selama SMA aku selalu ajakin ghibah di warung teh Ida sambil darmji (dahar lima ngaku hiji).
Menjadi diriku ternyata tak terlalu buruk, hanya caraku menyikapi semuanya terlalu berlebihan. Aku selalu takut mencoba dan kadang selalu terlalu pede. Aku sampai sekarang masih mengajar, seperti yang aku katakan, aku akan berhenti mengajar kalau sudah wisuda. Meskipun dahulu cita-cita ku ingin membuat sekolah, tetapi memiliki rumah makan jauh lebih menyenangkan, seenggaknya aku bisa makan gratis tanpa takut kena marah sang bos. Aku menyukai film larva, doraemon, spongebob dan film-film action. Aku suka makan kerupuk, durian, sossis dan makanan gratis. Aku suka sandal heels yang 5 cm dan sepatu bertali. Aku suka jalan-jalan dan makan bakso. Aku suka mainin gadget berjam-jam sampai ketiduran. Dan aku suka semua yang ada di diriku. Yang aku benci adalah suara alarm milik a Rian temennya Erik, itu bener-bener alarm paling berisik, dan anehnya Erik selalu tertidur pulas, dia masih tetap selalu bangun siang hari dan berkata kalau di luar mendung.
Hari demi hari telah berlalu, aku semakin mendamaikan diriku sendiri. Menerima dan memaafkan diri sendiri adalah kunci utama untuk memulihkan diri dari peristiwa yang telah terjadi, meskipun keduanya adalah hal yang sulit dilakukan. Menerima dan memaafkan bukan berarti melupakan, hanya saja aku lebih mengambil jalan tengah untuk tidak berlarut-larut membenci diriku sendiri. Aku cukup memiliki kemampuan untuk melewati semuanya meskipun kadang aku tidak mengerti harus melakukan apa. Namun aku akan sedang berbohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak akan kecewa dengan diriku.
Baik buruk yang aku dapati di hidupku ini sangatlah berwarna, setiap warna masing-masingnya memliki nilai tambah. Dan sekarang aku lebih berpikir kepada hal-hal yang aku suka kalau memang aku ingin menjadi lebih baik, terutama pada apa yang aku rasakan. Namun, biar bagaimana pun alurnya, aku berterima kasih kepada siapapun yang pernah bersamaku. Ya inilah bumi, sebelum aku meninggalkannya, ini adalah tempatku tumbuh, juga tempatmu makan. Aku senang banyak orang yang menjadi bagian dari cerita hidupku, mudah-mudahan yang indah akan selalu dikenang. Bumi adalah tempat yang luas penuh kenangan, ada sedih, senang, duka, suka, saat hatiku bisa merasakan semuanya, hatiku berfungsi dengan baik. Ini hatiku, akulah tuannya. Saat aku ingin merasakan senang atau tidak, hanya aku yang bisa menentukannya.
Aku sudah cukup dewasa untuk menentukan jalan hidupku, tak seharusnya apa yang aku mau harus dituruti. Hanya saja aku harus terus bangkit, jangan lemah. Sebab tak hanya aku saja yang merasakannya, mungkin.
Oke, dan sekarang. Yang tumbuh semakin tumbuh yang menghilang biarkan yang datang persilahkan. Kita tidak akan mengetahui akhir dari semuanya seperti apa. Terima kasih sekali lagi untuk semuanya. Apa yang ada di depan kita, itulah yang harus kita lalui. Aku belajar dari banyak kegagalan sebelumnya, dan aku masih bisa bertahan. Harapku semoga tak ada aku yang lainnya, cukup bodoh kalau ada yang mau sependeritaan denganku. Aku tak pandai dalam banyak hal terutama bersyukur. Semoga Allah mengampuni semua khilafku. Aamiin.
YOU ARE READING
Mei Septa
Kurgu Olmayanmenceritakan tentang perjalanan hidup seorang wanita yang berusaha berdamai dengan dirinya sendiri, menganggap yang terjadi adalah hal normal meski terbanting-banting