Gilang terus menggeser ponselnya kesana-sini seperti manusia bosan. Meskipun itu kenyataannya.
Ia bosan di rumah sendirian. Kemarin malam ia baru saja pulang dari rumah sakit dan kini ia harus istirahat total di rumah. Padahal ia sudah beristirahat total selama di rumah sakit.
Gilang melempar asal ponselnya, lalu kakinya melangkah keluar dari kamar rencananya ia akan pergi ke taman belakang rumahnya.
"loh aden mau kemana? Bukannya istirahat" tanya mbak Nur yang melihat Gilang keluar dari kamarnya. Sementara tadi majikannya sudah mewanti-wanti untuk membiarkan Gilang istirahat.
"cuman mau ke taman belakang kok mbk. Bosen tau di kamar terus" jawab Gilang yang langsung keluar lewat pintu belakang. Mengabaikan mbak Nur yang menyuruhnya untuk masuk.
Gilang menghampiri anjing kesayangannya "hallo Willy kangen gak sama gue. Pasti kangen dong gue kan ngangenin" celoteh Gilang yang hanya di balas oleh gonggongan dari anjingnya.
Gilang menarik tali yang mengikat anjingnya lalu membawanya ke pinggir kolam ikan milik Saga. Rencananya ia ingin makan ikan goreng dan ikannya yang masih segar.
"hari ini kita akan mancing ikan. Tapi kamu jangan bilang-bilang sama kak saga kalau aku mancing di kolamnya. Nanti kita bagi dua, tapi kamu tulangnya saja" Anjing itu kembali menggonggong lalu duduk di samping Gilang menunggu majikannya mendapatkan ikan, sebab ia juga akan mendapatkan bagian, meskipun hanya tulang.
Setelah berhasil mendapatkan ikan yang lumayan besar Gilang membawa masuk lalu meminta mbak Nur membersihkannya.
"tapi den, nanti kalau den Saga marah gimana? Bisa habis nanti mbak" Mbak Nur menatap khawatir ke arah ikan dan Gilang secara bersamaan.
Dalam hati Gilang menahan tawanya melihat Mbak Nur yang nampak ketakutan "udah tenang aja deh mbk. Nanti aku yang akan bertanggung jawab kok. Gak usah takut gitu".
Pada akhirnya Mbak Nur menurut saja menolakpun percuma sebab ikannya sudah mati kan sayang kalau di buang.
Sementara Gilang memutuskan untuk membuat bumbu untuk menggoreng yang ia dapat dari kolam milik kakaknya. Gini-gini Gilang pandai masak kok.
Setelah selesai membersihkan Ikan mas itu mbak Nur memberikannya ke Gilang yang langsung di goreng oleh Gilang. Sempat kagum dengan hasil masakan Gilang yang begitu menggiurkan. Bahkan tadi ia membantu hanya hal-hal kecil saja selebihnya Gilang yang menyelesaikannya.
Ikan goreng matang bertepatan dengan Adit dan Rizka yang memasuki rumah itu di belakang mereka Saga juga pulang dari sekolah.
"loh dek kok di dapur sih bukannya istirahat".
"hehe mama dan papa udah pulang, kita makan siang bareng yuk kebetulan Gilang baru selesai masaknya".
"apa..! Lo masak" Saga mendelik tak terima ke arah Gilang yang justru menampilkan senyum lebarnya. Sebenarnya ia ingin marah tapi urung saat melihat hidangan yang menggugah selera sudah terpampang di meja makan.
"wuaahh ini beneran kamu yang masak Dek?" tanya Saga yang hampir meneteskan air liurnya. Padahal itu sederhana hanya ikan goreng, lalapan dan sambal.
"iya donk.." jawab Gilang dengan bangga.
"ya udah kita makan. Kebetulan papa juga udah lapar" mereka menyetujui ajakan Adit dan langsung duduk di kursi mereka masing-masing.
"enak dek masakan lo. Lain kali masakin yang banyak ya".
"iya-iya apa sih yang enggak buat kakak. Tuh ikannya habisin masih banyak".
"tapi dek...perasaan mama gak punya persedian ikan dech. Kamu dapat dari mana?" tanya Rizka yang heran karena setaunya ia tak membeli ikan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different
Teen FictionKita memang berbeda, meskipun kita punya wajah yang sama. Semenjak hari itu kita sudah tak sama lagi. Semenjak mereka membuangku. Start ; 7 November 2019