Saga kembali ke sekolah setelah mendapati kenyataan bahwa Gilang belum pulang sejak siang tadi. Awalnya ia kira Gilang pergi ke suatu tempat bersama teman-temannya.
Tapi harapan itu tinggallah harapan saat ia mencari ke rumah Ardhan dan mendapati tatapan bingung dari anak itu. Saga langsung mengutarakan tujuannya.
Setelah mengatakan apa tujuannya datang ke rumah Ardhan. Saga kembali dengan kekecewaan sebab Ardhan juga tak mengetahui keberadaan Gilang dimana.
Awalnya Ardhan ingin ikut mencari tapi Saga menolaknya. Ia tahu Ardhan pasti juga lelah.
"kalau ada apa-apa kabarin ya kak. Gue akan coba hubungi teman-teman yang lain siapa tahu mereka bersama Gilang.." itulah pesan Ardhan sebelum Saga pamit.
Begitupun dengan Gevan. Saga rela mendatangi ke restaurant tempat Gevan bekerja, berharap ia bisa menemukan Gilang disana.
Tapi sama saja, Gilang tidak berada di sana. Saga hanya mendapati Gevan yang tengah mondar-mandir melayani pembeli di restauran itu.
"oh kak Saga, tumben kesini. Baru pulang sekolah ya..?" tanya Gevan.
"lo lihat Gilang di mana gak? Sejak pulang dari sekolah sampai sekarang dia belum pulang juga". Saga bertanya dengan tidak sabaran ke arah Gevan yang menatapnya dengan raut bingung.
"hah maksud lo Gilang hilang kak!?" pekik Gevan hingga membuat semua pengunjung menatap ke arah mereka berdua. Bahkan Gevan mendapat tatapan sadis dari managernya.
"gue gak lihat dia kak. Pulang sekolah tadi gue juga gak bareng sama dia". Gevan menggigit jari telunjuknya mendadak ia khawatir terhadap Gilang. Ia takut terjadi sesuatu kepada Gilang.
Saga mengusak rambutnya kasar, tanpa mengatakan apapun lagi, Saga pergi dari restaurant itu lalu memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan restauran itu.
Dan disinilah Saga berada. Di depan gerbang sekolahan yang sudah tutup. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Ia hanya takut terjadi sesuatu ke Gilang.
"SAGA..!" Saga menoleh ke asal sumber suara yang familiar di telinganya. Ah Saga lupa kalau tadi ia juga meminta bantuan kepada Reno sahabatnya.
Di depan toserba Reno berdiri di sana melambaikan tangan ke arahnya meminta Saga untuk menghampirnya.
Belum sempat Saga menanyakan sesuatu ia sudah di seret Reno untuk memasuki toserba itu. Saga yang di perlakukan seperti itu menurut saja kendati tubuhnya yang teramat lelah.
"lo harus lihat ini" Reno menunjukkan sesuatu ke Saga, setelah ia sampai di dapan sebuah komputer yang menampilkan kejadian beberapa jam yang lalu.
Saga membulatkan matanya melihat bagaimana Gilang memberontak di cengraman beberapa orang dan berakhir Gilang yang tak sadarkan diri lalu orang-orang itu memasukkan Gilang ke dalam sebuah mobil yang sialnya tidak ada no platnya.
"BRENGSEK!" emosi Saga memuncak melihat adegan barusan. Saga merutuki dirinya sendiri harusnya tadi ia tak menyuruh Gilang pulang sendiri jika tau akan berakhir seperti ini.
Saga keluar dari toserba itu dengan lesu. Sementara Reno mengucapkan beberapa kali terima kasih ke petugas toserba itu setelah men-copy cctv yang di dapatnya lalu pergi menyusul Saga.
"biar gue aja yang nyetir. Gue tahu lo sekarang sedang kalut" Reno mencegah Saga yang akan memasuki mobilnya, lalu menyeret Saga ke sisi lain mobil itu.
Reno menatap nanar ke arah Saga yang kini menatap kosong ke depan. Sesekali Reno melihat antara jalan dan Saga bergantian memastikan pemuda itu baik-baik saja.
Sesampainya di rumah Saga, Reno langsung memarkirkan mobil Saga di Garasi. Lalu menyusul Saga yang kini berjalan dengan lunglai memasuki rumahnya.
Setelah memasuki rumah Saga maupun Reno bisa melihat tampilan kacau Adit dan juga Rizka. Reno bertaruh mereka pasti belum mengganti pakaian mereka ataupun membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different
Teen FictionKita memang berbeda, meskipun kita punya wajah yang sama. Semenjak hari itu kita sudah tak sama lagi. Semenjak mereka membuangku. Start ; 7 November 2019