23

2.2K 167 14
                                    

Gilang melangkahkan kakinya ke kantin dengan lesu. Barusan saja ia menyelesaikan hukuman dari pak Damar.

Gevan dan Ardan yang melihat kedatangannya Gilang melambaikan tangannya menyuruhnya menghampirinya. Di situ juga sudah ada Saga dan Reno yang tengah menikmati makan siangnya.

Gilang yang melihat teman dan juga kakaknya duduk di salah satu meja kantin nenghampirnya. Lalu meraih jus jambu yang ada di hadapannya Saga.

Sementara Saga mendengus melihat kelakuan Gilang yang meminum jus jambunya dengan rakus sampai habis. Tinggal beberapa bongkahan es batu yang belum hancur.

"kak lapeeerr" rengek Gilang sambil menggoyangkan lengan Saga seperti anak kecil yang meminta mainan kepada orang tuanya.

Saga menatap jijik ke arah Gilang yang menampilkan raut seimut mungkin. Tapi menurut Saga, jatuhnya seperti orang yang menahat sakit perut. Sementara ketiga orang yang tadi hanya melihat saja memandang Gilang aneh.

"jijik gue lihat muka lo yang kek gitu. Mending lo makan bekal lo sana ah, ketimbang ngrecokin gue..".

"males, gue lagi pengen soto. Boleh ya kakak ku tersayang.." Gilang mengedipkana matanya beberapa kali. Saga ingin menolak permintaan Gilang namun urung saat mendengar teriakan Gilang.

"BANG SOTONYA SATU!"

Pletak..

Pletak

"heh Bison lo kalau mau teriak pergi ke hutan sana. Jangan disini suara cempreng lo membawa kebudekan buat telinga yang mendengarnya" ujar Ardhan sengit tak lupa ia juga menjitak kepala Gilang.

Gilang hanya mengedikkan bahunya tak perduli. Yang terpenting hari ini ia bisa makan soto. Gilang sangat lapar setelah tadi di hukum.

Ahhh, Gilang juga heran kenapa Saga bersikap biasa saja setelah kejadian tadi pagi. Dia kira ia akan mendapat omelan yang sadis dari kakaknya itu.

Gilang bergidik ngeri, apakah ini yang dinamakan ketenangan sebelum badai datang menerjang.

Saga mengambil beberapa lembar tisu, lalu ia menaruh beberapa bongkahan es batu bekas jus jambu yang tadi di habiskan oleh Gilang.

Gilang awalnya masa bodoh saja melihat apa yang di lakukan oleh Saga, namun hanya sesaat saat tisu yang di dalamnya ada Es batu itu menempel di sudut bibirnya.

"awsss..". Gilang melotot melihatnya bagaimana bisa Saga dengan teganya mengompres lebamnya denga es bekas jus jambu. Tak bisa di percaya.

"diam gak usah protes. Salah sendiri baru juga masuk sekolah udah buat masalah" Gilang hendak protes namun Saga langsung menghentikannya.

"tapi gak pake es bekas jus buah juga kali kak. Kalau wajah tampan gue di kerumuni semut gimana?" dengus Gilang.

" semprot ae pake Bay**n.." sahut Ardhan.

"mati dong.."

"yah bagus.."

"ckckck berisik kalian.." ucap Reno yang jengah melihat perdebatan mereka berdua.

"habisin tuh soto, bentar lagi bell pulang berbunyi.." titah Saga kepada Gilang setelah ia selesai mengompres lebam Gilang. Gilang dengan semangat langsung memakannya.

"nanti pulang pake taksi, nanti gue pesenin.. Kita pergi ke kelas dulu.." ucap Saga lalu langsung pergi meninggalkan kantin dengan Reno.

"malam minggu ini kalian ada acara gak..?" tanya Ardhan setelah kepergiannya Saga dan juga Reno.

"gue harus kerja, malem minggu lumayan restaurant rame. Gue juga bisa dapat bonus.." jawab Gevan menjelaskan kesibukannya sebagai pelayan restaurant.

"kalau gue belum pasti. Emang kenapa..?" tanya Gilang sambil masih menikmati sotonya.

"padahal gue mau ngajakin kalian ke pameran musik, gak jadi dech.." kata Ardhan dengan lesu. Tapi tidak dengan kedua temannya yang langsung membulatkan matanya.

"HAH PAMERAN MUSIC..!" pekik mereka berdua yang lagi-lagi membuat penghuni kantin menatap mereka. Sementara Ardhan mengumpati mereka berdua.

"gue ikut.."

"gue juga.." timpal Gilang dan Gevan bergantian, sementara Ardhan mengembangkan senyumnya melihat tingkah mereka berdua. Kecintaan mereka terhadap musik membuat mereka sangat senang mengunjungi beberapa hal yang berbau tentang musik.

"ya udah. Gue tunggu di perempatan jalan.." ucap Ardhan yang mendapatkan gelengen kepala dari kedua temannya.

"gak lo tunggu aja di kontrakan gue..".

"setelah itu kalian berdua nunggu di depan rumah gue..".

Ardhan memutar bola matanya malas melihat tingkah kedua temannya. Meskipun begitu ia mengiyakan saja kemauan mereka berdua. Toh dia juga yang mengajak.

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Detik itu juga suasana di koridoran sekolah yang semula sepi mendadak ramai bak di pasar.

Gilang melangkahkan kakinya dengan malas di koridoran itu, mendadak ia jadi malas sendiri pulang ke rumah.

Sudah di pastikan hari ini rumah akan sangat sepi. Karena kedua orang tuanya yang mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Sementara Saga juga sibuk dengan urusannya sendiri, yaitu OSIS. Mau mengajak kedua temannya juga tidak bisa. Mereka ada ekstrakulikuler hari ini. Lengkap sudah kesepiannya Gilang hari ini.

Gilang memutuskan menunggu taksi yang tadi di pesankan oleh Saga di Halte bus yang tak jauh dari sekolahannya.

Lama menunggu,Gilang sampai bosan menunggunya. Sekolahan juga sudah sangat sepi. Tangannya merogoh ponsel yang ada di sakunya.

Tapi terhenti saat sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya. Gilang mengernyitkan matanya mencoba mengenali siapa gerangan pemilik mobil itu.

Hingga mata Gilang melotot melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Gilang mau berlari tapi ia kalah cepat dengan beberapa orang yang mengejarnya lalu membekap mulutnya dengan kain.

Gilang mencoba meronta dari orang itu, tapi sia-sia. Matanya terasa berat dan berakhirlah ia tak sadarkan diri. Orang yang tadi membekapnya langsung membawanya masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang meninggalkan tempat itu.

Hari sudah gelap. Rizka mondar-mandir di depan pintu dengan perasaan khawwatir. Entahlah perasaannya sedari tadi tidak enak.

Di tambah lagi saat ia pulang ke rumah tidak menemukan Gilang sama sekali. Ponselnya juga tidak aktif. Padahal setaunya hari ini Gilang tidak mendapatan tambahan pelajaran.

Hingga pintu rumah itu terbuka. Menampilkan Adit dan juga Saga dengan raut lelahnya. Rizka bertambah khawatir karena tidak mendapati Gilang.

"dimana Gilang..?" tanya Rizka dengan tak sabaran. Sementara kedua lelaki beda usia itu malah menatapnya dengan bingung.

"hah maksud mama apaan sih? Gilang udah pulang dari tadi ma.." ucap Saga yang masih bingung dengan Rizka.

"tapi dia gak ada di rumah. Mama dari tadi cari gak ada Ga.. Mangkanya mama nanyain ke kamu. Mama kira dia pulang sama kamu" Rizka bertambah panik.

"maksud kamu Gilang belum pulang dari tadi. Trus di mana dia sekarang..?" tanya Adit yang kini mulai khawatir.

"ponselnya juga tidak aktif.." Pernyataan Rizka membuat mereka kalut dan khawatir.

"kamu dimana Lang..?"





Tbc.

Rabu, 23 september 20.

We Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang