34. You're The One I Love

3.8K 454 110
                                    

.
.
.
.
.

Song recommendation ~ How Can I Love The Heartbreak, you're the One I Love - Akmu

Happy reading...

.
.
.
.
.

Chanyeol tersenyum melihat kertas yang dipegang Sehun selagi tidur, seorang Sehun, tertidur dengan menggunakan lengan kiri sebagai bantalan kepala dan dengan tangan kanan yang diselipi selembar kertas. Itu sungguh keanehan bagi Chanyeol yang sudah tinggal bertahun-tahun bersama Sehun.

Tulisannya mendalam, seperti curahan hati. Mungkin jika jadi lirik lagu akan menjadi lirik kesedihan karena patah hati. Lagi-lagi Chanyeol tersenyum, adiknya sudah beranjak dewasa dalam sikap sejak dua tahun silam. Namun tak bisa ia pungkiri, ia juga sedih terhadap masalah Sehun baru-baru ini. Bagaimanapun juga ini masalah pribadi mereka, baik ia maupun member lain tidak akan ikut campur. Chanyeol yakin Sehun akan mengatasi masalahnya sendiri.

.
.
.
.
.

Disisi lain, Lisa tengah termenung di rooftop, untungnya dia sendirian. Beberapa hari yang lalu Rosé berulang tahun, kemudian jadwal mereka sibuk, sedangkan kali ini jadwal Lisa sedang kosong, setidaknya untuk beberapa hari saja. Pada tanggal 20 mereka kembali disibukkan dengan segalanya, kembali pada realita yang memaksa bekerja melawan lelah. Gadis itu menghela napasnya kasar, ingin melampiaskan sesuatu, tapi apa?

Gadis itu mengingat pembicaraannya dengan Jennie tempo hari, diam-diam matanya basah. Lisa teringat akan Sehun. Ia ingin sekali meminta maaf karena egonya menang kala itu, tapi bagaimana?

"Jika diam saja, kapan masalahmu selesai?"

Suara itu membuat Lisa menoleh, ada Jisoo disana. "Unnie...." cicitnya pelan.

Jisoo duduk di sebelah Lisa, mereka sama-sama memandang jalanan dengan lampu gemerlapan.

"Lice, aku pernah bilang, kesempatan kedua hanya diperuntukkan seseorang yang ingin mengaku salah, tapi gengsinya besar. Sepertimu ini contohnya," sindirnya. Lisa menunduk diam, tak berniat membalas, iya tahu dia salah.

"Lebih besar mana, cintanya, atau masalahmu?"

Sesaat kemudian ponselnya berdering,


 

                           |Junmyeon oppa :

|Lisa, keadaan
Sehun sangat kacau,
kalau pada akhir
tidak bisa secara baik-baik,
kenapa memaksa sakit?

Lisa tersenyum miris membacanya, kemudian Lisa melirik Jisoo yang sudah menatapnya penuh arti.

"Pernah dengar kisah gadis yang menyesal seumur hidup karena tidak punya kesempatan kedua?"

.
.
.
.
.

Disinilah Lisa sekarang, di caffe yang dipesan sehari penuh atas nama Kim Junmyeon untuk Sehun dan Lisa agar menyelesaikan masalahnya. Memang agak berlebihan sih, tapi bagi Suho, ini hal kecil. Tau kan, dia sangat royal.

Selagi menunggu Sehun, Lisa meminum bubble tea yang ia pesan tadi. Minuman favorit Sehun.

Sesekali gadis itu memainkan jari-jarinya, rasa khawatir mulai menyeruak ke seluruh penjuru hatinya.

Kriet ...

Jantung Lisa mulai bekerja tiga kali lebih cepat, gadis itu berdiri dan menghadap kearah Sehun berdiri.

Pemuda itu menatapnya dengan senyuman tipis, seolah Lisa tidak pernah menyakiti. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa, hal ini membuat Lisa diam-diam mengasihani diri dan ingin menangis. Sehun hanya terdiam di ambang pintu tanpa berniat melangkah maju, Lisa mulai merasakan panas pada matanya. Titik-titik air mulai tampak pada kedua sudut matanya,

"Oppa," bahkan. Mengucapkan kata yang paling sering ia ucapkan sebagai panggilan terasa sangat susah. Lidahnya kelu, tenggorokannya tercekat, ac teraasa panas.

Lisa melangkah maju dengan ragu, perlahan mendekati dengan sedikit takut. Sungguh, Lisa ingin menangis saja sekarang.

"Oppa," gadis itu memanggil lagi ketika jaraknya dengan Sehun sudah dekat. Lisa berhenti.

"Kenapa, Lice?" pria itu bertanya dengan pandangan teduh, ia masih tersenyum. Dalam hati Lisa tersenyum miris.

"Mianhae, hiks...." gadis itu mulai sesenggukan, ia berusaha mengontrol napasnya, tapi rasanya sangat susah.

Sehun tersenyum tulus, ia menggiring Lisa pelan ke sofa terdekat, mereka duduk berdampingan sekarang.

"Ada apa?" ulangnya pelan, Lisa menatap Sehun takut-takut.

"Maafkan aku," ia mulai sesenggukan, kedua pundaknya naik turun, ia berusaha menguatkan hati.

Sehun tersenyum, ia mengusak pelan kepala Lisa. "Gwenchana. Aku tau kau tertekan,"

Lisa mengerjap, "setelah ini, a-apakah kita akan kembali seperti sebelumnya?" hatinya mulai bergelora, ketakutan sudah menyelip sedari tadi.

"Apakah aku dan kau harus kembali menjadi kita?" Sehun tersenyum penuh arti. Membuat Lisa bersiap untuk patah lagi. Tumbuh, hilang tak berganti.

"Dulu kita berjalan bersama, aku menyadari saat itu, setiap langkah membawaku lebih dekat ke perpisahan kita. Tanganmu yang dulu kupegang tampaknya menghilang,

Bagaimana aku bisa suka dengan patah hati? Saat hanya dirimu yang aku cinta.

Aku tidak bisa menyerah pada hubungan kita hanya karena cinta dan sakit hati yang memilukan.

Lebih baik bertahan daripada berpisah."

.
.
.
.
.

12012020

Repub: 22 April 2022

✅Lofe Idol | Sehun Lisa HunlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang